Rabu, 20 Oktober 2021

Ustadz MUSA

 


Guru Musa adalah salah seorang da’i dari desa Teluk Baru, Kecamatan Amuntai Selatan, kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Dalam hidup kita ini, tasawaufnya, pasti ada pada diri kita itu perkara. Kada mau kada, pasti ada salah satu dari yang 4 perkara. Lalu bagaimana kita selaku orang mukmin menyikapinya seandainya kita berada pada salah satu perkara tersebut? Pertama, perkara yang kada mau kada ada pada diri kita yaitu terkadang seseorang itu hidupnya berada dalam ketaatan kepada Allah. Cara menyikapinya adalah dengan bersyukur kepada Allah. Kedua, terkadang kita ada dalam perkara maksiat kepada Allah. Bagaimana cara menyikapinya ? Seandainya kita tagawi kemaksiatan kepada Allah, caranya adalah sesegeralah bertaubat kepada Allah. Ketiga, terkadang seseorang itu ditimpakan Allah akan kenikmatan, seperti baduit, awak sehat. Bagaimana cara menyikapinya selaku seorang muknin. Caranya adalah dengan bersyukur kepada Allah, dengan cara apa? Yaitu mempergunakan nikmat itu untuk ta’at kepada Allah. Keempat, terkadang seseorang itu ditimpakan bala dan musibah, maka caranya adalah dengan sabar dan ridha kepada Allah.”

“Bila seseorang kawa beramal shaleh, kawa berbuat baik, (maka) pujilah Allah”.

“Dalam tauhid, kita ini wajib beriman kepada Allah serta kita mencari dalil. Jangan kita hanya beriman kepada Allah tapi tanpa mencari dalil. Contoh : “Tuhanmu tu siapa” jar orang. Kita jawab : “Allah”. Lalu Allah tu jar orang siapa. Allah tu pang sudah. Ini artinya kada badalil. Tapi amun diyakuni : “Tuhan pian siapa?” Jawab : “Allah”. Allah itu siapa? Allah itu adalah nama atau ngaran dzat yang wajib. Apa dalil adanya Allah? Alladzi khalaqassamawati wal ardha wa ma bainahuma fi sittati ayyamin tsummastawa ‘alal ‘arsy, ar rahmanu  fas’al bihi khabira (Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia” (Qs. Al-Furqan (25) : 59). Jadi, adanya langit dan bumi, adanya alam semesta ini adalah bukti adanya Allah. Adanya ini masa nggak ada yang menciptakan, pasti ada yang maulah, yaitu Allah yang Maha Kuasa”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar