Muallim H. Masiyani, lahir di Lampung, Minggu, 6 November 1966 M (bertepatan dengan 23 Rajab 1386 H). Menjadi pendidikan dilingkungan Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” Amuntai. Sekarang tinggal di Kotaraja, Kecamatan Amuntai Selatan.
Diantara kalam beliau:
“Allah adalah yang berhak disembah. Yang lain daripada Allah tidak berhak disembah. Allah adalah nama bagi Dzat yang wajib ada. Pada Dzatnya itu ada sifat-sifat kesempurnaan, diantaranya Dia ada tidak bertempat, Dia sedia tidak ada awal wujudnya, Dia kekal tiada akhir wujudnya, Dia berbeda dengan semua makhluk, Dia tidak berhajat kepada makhluk tetapi makhluk berhajat kepada-Nya, Dia Esa tidak trinitas tidak trimurti, Dia Maha Kuasa, Dia Berkehendak, Dia Melihat, Dia Mendengar, Dia Hidup, Dia Berkata-kata, dan Dia mempunyai sifat-sifat kesempurnaan lainnya yang tidak terhingga. Ini wajib kita imani, wajib kita yakini, tidak boleh dzan (menduga-duga), tidak boleh syak (ragu-ragu) dan tidak boleh Wahm (mengira-ngira)”.
“Apa-apa yang Allah firmankah dalam al-Qur’an karim, wajib kita mengimani, wajib percaya walaupun kisah-kisanya diluar daripada jangkauan aqal kita, (maka) itu wajib kita imani karena Allah yang mengkhabarkannya”.
“Wa’ad, janji baik (dari Allah) percaya kita, (yaitu) orang yang beramal kebaikan akan Allah berikan sorga, orang yang bertaubat akan Allah ampuni. Percaya kita akan itu. Wa’id, janji buruk. (bahwa) orang yang musyrik, orang yang kafir bila inya (dia) mati kekal dalam api neraka. Percaya kita akan itu. Iman ini namanya. Iman ini jangan alang-alang, (wajib) yakin, jangan ragu-ragu, jangan dzan, jangan syak, dan jangan wahm”.
“Hendaklah kita memperbanyak amal shaleh. Amal artinya perbuatan. Shaleh artinya baik, yaitu baik menurut Allah Subhanahu wa ta’ala”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar