Sebelum meninggal beliau sempat menulis sebuah kitab/risalah yang berjudul “Aqa’idul Iman” merupakan uraian singkat mengenai sifat 20.
Bermula dari suatu mimpi, dimana tersiar kabar bahwa KH. Dja’far Saberan (orang Amuntai yang menjadi ketua MUI di Samarinda) meninggal dunia. Maka banyaklah orang takziyah. Hingga ada pengumuman dari panitia, yang berkata, “mana ulama dari Amuntai ?”. Sekilas kulihat dalam tulisan dikertas ada nama KH. Said Masrawan, Lc., MA (Ketua MUI Kab. HSU). Wallahu a’lam.............. Sufyan bin Uyainah ra berkata: عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة "ketika menyebut orang-orang sholeh akan bercucuran rahmat"
Sabtu, 23 Juni 2018
KH. MUHAMMAD RAMLI (H. WALAD)
Sebelum meninggal beliau sempat menulis sebuah kitab/risalah yang berjudul “Aqa’idul Iman” merupakan uraian singkat mengenai sifat 20.
AMIR HUSIN
Drs. H. MASRAWAN, M.Ag
Drs. H. Masrawan, M. Ag lahir di Sungai Tabukan, Alabio, Amuntai, Minggu, 4 Juni 1967 M (bertepatan dengan 25 Shafar 1387 H). Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah S-2 IAIN Antasari Banjarmasin mengambil jurusan Hukum Islam (2004).
Jabatan yang pernah beliau pegang diantaranya Staf KUA Pulau Petak Tahun 1994-1996, kemudian menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kapuas Barat tahun 1996-1999. Menjadi Kepala Sub Kepenghuluan Kandepag Kapauas (1999 – 2002), Kepala Penyelenggara Zakat wakaf (2002-2004). Kemudian menjabat sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Pulang Pisau (2008-2012) serta menjadi Kepala Kantor kementerian Agama Kapuas (2012-2013). Dan sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ( - 2022), setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Popinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) (2014 - )
Telah berpulang ke rahmatullah pada hari Minggu, 17 Juli 2022 M (bertepatan dengan 17 Zulhijjah 1443 H).
Diantara kalam beliau:
“Jurnalistik mempunyai peranan penting dalam menyampaikan informasi kepada publik (masyarakat/ ummat). Jurnalistik itu bisa diartikan sebagai akronim dari jujur dalam menulis kritik. Oleh karena itu, jurnalis yang baik adalah jurnalis yang bersifat jujur dan obyektif dalam menulis”.
“Sambutlah hari raya dengan memperbanyak syukur atas segala nikmat yang diberikan, dan merasa bahagia dengan apa yang ada pada diri kita dengan tetap sebatas kemampuan yang ada pada diri kita masing-masing, serta tidak berlebih-lebihan”.
“Ada 2 (dua) hal yang dikehendaki dalam setiap datangnya hari ‘idul fitri, Pertama, yaitu perbaikan hubungan hamba dengan khaliqnya, atau biasa disebut Hablumminallah. Hubungan dengan Allah yang diwujudkan dalam ibadah, diibaratkan sebagai proses menenun. Harapan kita adalah (dapat) menenun dan menghimpun sifat dan budi pekerti mulia, supaya menjadi pakaian dan amalan kita masing-masing. Kedua, adalah adanya perbaikan dalam hubungan sesama manusia, atau Hablumminannas. Perbaikan hubungan ini diwujudkan dalam bentuk ssilaturrahi, bermaaf-maafan. Melalui momentum ini diharapkan hubungan yang sebelumnya renggang karena ada permasalahan, akan kembali membaik setelah saling memaafkan”.