Ustadz
H. Ahmad Rusyadi, S.Ag, M.M.Pd lahir di Amuntai, Selasa, 2 September 1975
(bertepatan dengan 25 Sya’ban 1395 H), adalah putra dari KH. Ahmad Suhaimi
(Pakacangan). Sebelum menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Hulu Sungai Utara menggantikan Drs. H. Yusran, MM, beliau sempat
menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 (MTsN Model) Amuntai dan Kepala MTsN Sungai Pandan, Alabio.
Diantara kalam beliau:
“Kita sekalian sering mendengar kata berkah. “Kita mencari berkah, jer”. Napa garang bahasa kitanya berkah itu. Ulama mengatakan bahwa berkah itu adalah “Ziyadatu fil khair wal karamah” yaitu semakin bertambah dalam hal melaksanakan kebaikan dan kemuliaan”.
“Para ulama ada memang membagi beberapa tingkatan orang menyikapi suatu amalan, baik malam pertama 1 rajab, malam nisfu sya’ban, malam dua hari raya, dan setiap malam jum’at. Di lima malam itu, dimana do’a itu dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana disampaikan oleh Imam Syafi’i : “wa balaghana annahu kaana yuqaalu : innad du’aa a-yustajaabu fii khamsi : layalin fii lailatil jumu’ati, wa lailatil ‘adha, wa lailatil fitr, wa lailatin nisfi min sya’ban” (Dan telah sampai kepada kami bahwasanya ada dikatakan : sesungguhnya do’a akan diijabah pada 5 malam, (yaitu) malam jum’at, malam ‘idul ‘Adha, malam ‘idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban”). Hingga nanti kita dapat menegetahui kita berada pada tingkatan yang mana. 3 (Tiga) tingkatan manusia ketika berada di malam-malam yang ditentukan Allah Ta’ala bahwa do’a-do’a akan dikabulkan. Pertama, tingkatan orang yang menghidupkan malamnya keseluruhannya. Menghidupkam malam artinya melaksanakan qiyamul lail, ibadah kepada Allah dan kemudian dilengkapi dengan dzikir kepada Allah di sepanjang malam. Kedua, tingkatan orang yang ketika berada dimalam-malam yang dikabulkan Allah doa-doa, mengisinya dengan melaksanakan shalat maghrib berjama’ah, shalat isya berjamaah serta subuh berjamaah, dan kemudian menghidupkan sebagian malam sedikit, misalnya bangun tengah malam untuk tahajjud dan mengerjakan shalat-shalat sunnat lainnya serta witir. Ketiga, tingkatan orang awam, yang kebanyakan kita dalam menghidupkan malam-malam do’a dikabulkan Allah Subhanahu wa ta’ala, mengisinya hanya dengan shalat maghrib berjama’ah, membaca yasin dan kemudian shalat isya berjama’ah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar