KH. Syamsuri HD, lahir pada Rabu, 28 Desember 1960 M (bertepatan dengan 9
Rajab 1380 H) adalah Pimpinan Madrasah Diniyah “al-Baraqah”. Menjadi pengajar di Madrasah Aliyah Negeri 5 Amuntai,
Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading.
Diantara kalam
beliau:
“Ilmu itu imamnya amal, dan amal itu mengikuti. Jadi mun ada ilmunya, insya
Allah amalnya rajin (giat). Mun ilmunya kadada kayapa baamal. Umpamanya jua,
baamal rajin tapi ilmunya kadada, maka Allah kada manarima”.
“Rancak badadangar (sering mendengarkan majelis ilmu), akan dapat
menghidupkan hati yang mati sehingga rajin beribadah, seumpama Allah
menghidupkan bumi yang mati, tanah yang asalnya gersang menjadi subur ditanami
dengan datangnya hujan”.
“Setiap hamba, lalakikah bibiniankah, setealh shalat fardlu kemudian
mendo’alan keampunan untuk abah umanya, maka hamba tersebut akan mendapatkan 2
macam, yaitu Allah akan mengampuni dosanya dan Allah akan mengabulkan
permintaannya berkah kedua orang tuanya”.
“Berkah tu artinya Allah memberikan kemanfaatan pada sesuatu. Kalau pada
usaha, dibawa bausaha maka akan membawa kebaikan pada Islam, amun (jika) umur
kita diberikan keberkahan maka akan dipergunakan pada kebaikan, jika harta
diberikan keberkahan maka akan membawa kebaikan dalam ibadah”.
“Allah tu memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan juga kepada orang
yang tidak dicintai-Nya. Orang sugih tu kadada jaminan bisa baamal, orang
bapangkat kadada jaminan mendapatkan derajat di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Tapi Allah memberikan jaminan kepada orang yang beriman, bertaqwa dan beramal
shaleh untuk mendapatkan cinta-Nya”.
“Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam, itu dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari,
dan selalu memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, maka kelak kita akan bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam di sorga”.
“Perintah shalat 5 waktu yang diterima langsung Rasulullah saat Isra Mi’raj
merupakan kunci dari segala ibadah”
“Setiap rasul memiliki do’a yang mustajab, namun sering digunakan untuk
membinasakan ummat yang durhaka. Sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam tidak menggunakan do’a yang mustajab tersebut untuk membinasakan
ummat, tetapi menyimpannya sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
menjadi Rasul yang sangat istimewa karena memberi syafaat kepada ummat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar