Kamis, 22 Maret 2018

KH. AMIR HUSAINI ZAMZAM



KH. Amir Husaini Zamzam bin KH. Zamzam, lahir di Amuntai, Kamis, 10 November 1938 M (bertepatan dengan 17 Ramadhan 1357 H).
Waktu kecil bersekolah di SR 6 tahun di Amuntai (1951), kemudian ke SMPN (1955), setelah itu masuk SMA “Taman Madya” di Banjarmasin (1959).





Dalam keorganisasian, beliau pernah aktif sebagai Ketua Serikat Buruh Muslim Indonesia kantor Pemda Hulu Sungai Utara (1960-1965), Sekretaris DPC NU Cabang Amuntai (1968-1970), Wakil Ketua LPTQ HSU (1980-1983), Humas Mesjid Raya Amuntai (1980-1983), Ketua Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) pada kantor BP-7 Kalsel. Pernah pula menjadi Wakil ketua DPC Partai Persatuan Nahdlatul Ummah (1998-2003) dan Ketika beralih menjadi partai PPNU Indonesia, beliau tetap menjabat sebagai Wakil Ketua DPC (2003-2008).
Beliau juga pernah menjadi Ketua Koperasi Ponpes Rakha (1995-2006), Ketua Badan Pengelola mesjid Ponpes rakha (2002- ), Anggota A’wan Syuriah NU HSU (1998-2002), Humas Badan Musyawarah Ulama Islam (BAMUIS) HSU (2003-2004), menjadi Pengurus MUI Kabupaten Hulu Sungai Utara (2005-2010).
Jabatan di lingkungan pemerintahan di awali menjadi pegawai sipil Kodam X/LM di Banjarmasin (1959) kemudian pindah bekerja di Kantor Pemda HSU (1959-1960). Dan pada tahun 1960 di tugaskan di kantor Bupati Kdh Tk II HSU hingga memasuki masa pensiun tahun 1994.
Selama bekerja di lingkungan Kantor Bupati, beliau mendapat berbagai jabatan diantaranya sebagai Kaur TU dan Umum (1964-1968), Kepala Urusan DPRD (1968-1979), Kabag Kesra (1980-1983) dan terakhir sebagai pegawai BP-7 Kalsel di Banjarmasin (1985-1994).
Beliau sangat menyukai dunia jurnalistik dan sastra. Dalam bidang jurnalistik beliau pernah menjadi Pemimpin Umum Majalah “Mimbar Rasyidiyah Khalidiyah” Amuntai. Aktif menulis puisi, artikel, kritik, berita, cerpen, karya ilmiah dan lain-lain yang beliau kirimkan ke berbagai media lokal dan nasional, diantaranya Tabloid “Pembina”, “Jum’at”, dan majalah “Silaturrahmi” Jakarta. Juga pada Surat Kabar “Banjarmasin Post”, “Media Masyarakat”, “Dinamika Berita”, “Gawi Manuntung” di Banajarmasin, dan “Harian Merdeka” serta “Jawa Post” di Jawa.
Diantara karya tulis/ buku yang beliau karang, yaitu “Cara beternak itik Alabio dan manfaatnya bagi masyarakat” (1975), dan “Manaqib Tuan Guru KH. Abdurrsyid Ponpes Rakha Amuntai” (1979), “Buku kumpulan puisi 2 x 2 = 5 ?” (2003), Antologi Puisi “Do’a Terakhir Ayahku” (2004).
Berpulang ke rahmatullah  malam Jum’at, 5 ke 6 Juli 2018 M (22 Syawal 1439 H).

Diantara kalam beliau:

ANTARA HAQ dan BATHIL

Orang banyak tidak mau tahu
Dengan bermuka 1001 palsu
Tutup mata dan tutup telinga
Pura-pura buta dan tuli
Mengaku beriman hanya hiasan lidah
Suka beramal pembalut malu
Dengan iman buatan belaka
Padahal ingkari panggilan kebenaran
Ingkari yang haq untuk yang bathil

Orang-orang bayak keliru
Perasaannyatelah terbalik
Roh dan hatinya kena penyakit
Yang haq dirasakan tidak enak
Yang bathil enak jadi darah daging
Kawan sengsara kawan bersuka ria
Segala laknat dirasakan nikmat
Segala yang haq dianggap bathil

Bagi orang yang tidak mau tahu
Antara haq dan bathil
Timbul penyakit hati akal tidak waras
Diajak kebaikan dikatakan ingkar
Dikatakan yang benar dianggap salah
Diserukan kebenaran dinggap penghalang
Dikatakan maksiat dianggap amal
Dikatakan dosa dianggap sorga
Inilah tanda orang hilang iman
Terhadap panggilan kebenaran Islam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar