KH. Amir
Husaini Zamzam bin KH. Zamzam, lahir di Amuntai, Kamis, 10 November 1938 M (bertepatan dengan 17
Ramadhan 1357 H).
Waktu
kecil bersekolah di SR 6 tahun di Amuntai (1951), kemudian ke SMPN (1955),
setelah itu masuk SMA “Taman Madya” di Banjarmasin (1959).
Dalam
keorganisasian, beliau pernah aktif sebagai Ketua Serikat Buruh Muslim
Indonesia kantor Pemda Hulu Sungai Utara (1960-1965), Sekretaris DPC NU Cabang
Amuntai (1968-1970), Wakil Ketua LPTQ HSU (1980-1983), Humas Mesjid Raya
Amuntai (1980-1983), Ketua Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) pada
kantor BP-7 Kalsel. Pernah pula menjadi Wakil ketua DPC Partai Persatuan
Nahdlatul Ummah (1998-2003) dan Ketika beralih menjadi partai PPNU Indonesia,
beliau tetap menjabat sebagai Wakil Ketua DPC (2003-2008).
Beliau
juga pernah menjadi Ketua Koperasi Ponpes Rakha (1995-2006), Ketua Badan
Pengelola mesjid Ponpes rakha (2002- ), Anggota A’wan Syuriah NU HSU
(1998-2002), Humas Badan Musyawarah Ulama Islam (BAMUIS) HSU (2003-2004),
menjadi Pengurus MUI Kabupaten Hulu Sungai Utara (2005-2010).
Jabatan
di lingkungan pemerintahan di awali menjadi pegawai sipil Kodam X/LM di
Banjarmasin (1959) kemudian pindah bekerja di Kantor Pemda HSU (1959-1960). Dan
pada tahun 1960 di tugaskan di kantor Bupati Kdh Tk II HSU hingga memasuki masa
pensiun tahun 1994.
Selama
bekerja di lingkungan Kantor Bupati, beliau mendapat berbagai jabatan
diantaranya sebagai Kaur TU dan Umum (1964-1968), Kepala Urusan DPRD
(1968-1979), Kabag Kesra (1980-1983) dan terakhir sebagai pegawai BP-7 Kalsel
di Banjarmasin (1985-1994).
Beliau
sangat menyukai dunia jurnalistik dan sastra. Dalam bidang jurnalistik beliau
pernah menjadi Pemimpin Umum Majalah “Mimbar Rasyidiyah Khalidiyah”
Amuntai. Aktif menulis puisi, artikel, kritik, berita, cerpen, karya ilmiah dan
lain-lain yang beliau kirimkan ke berbagai media lokal dan nasional,
diantaranya Tabloid “Pembina”, “Jum’at”, dan majalah “Silaturrahmi”
Jakarta. Juga pada Surat Kabar “Banjarmasin Post”, “Media Masyarakat”,
“Dinamika Berita”, “Gawi Manuntung” di Banajarmasin, dan “Harian
Merdeka” serta “Jawa Post” di Jawa.
Diantara
karya tulis/ buku yang beliau karang, yaitu “Cara beternak itik Alabio dan
manfaatnya bagi masyarakat” (1975), dan “Manaqib Tuan Guru KH.
Abdurrsyid Ponpes Rakha Amuntai” (1979), “Buku kumpulan puisi 2 x 2 = 5 ?”
(2003), Antologi Puisi “Do’a Terakhir Ayahku” (2004).
Berpulang
ke rahmatullah malam Jum’at, 5 ke 6 Juli
2018 M (22 Syawal 1439 H).
Diantara kalam beliau:
ANTARA
HAQ dan BATHIL
Orang
banyak tidak mau tahu
Dengan
bermuka 1001 palsu
Tutup
mata dan tutup telinga
Pura-pura
buta dan tuli
Mengaku
beriman hanya hiasan lidah
Suka
beramal pembalut malu
Dengan
iman buatan belaka
Padahal
ingkari panggilan kebenaran
Ingkari
yang haq untuk yang bathil
Orang-orang
bayak keliru
Perasaannyatelah
terbalik
Roh dan
hatinya kena penyakit
Yang haq
dirasakan tidak enak
Yang
bathil enak jadi darah daging
Kawan
sengsara kawan bersuka ria
Segala
laknat dirasakan nikmat
Segala yang
haq dianggap bathil
Bagi
orang yang tidak mau tahu
Antara
haq dan bathil
Timbul
penyakit hati akal tidak waras
Diajak
kebaikan dikatakan ingkar
Dikatakan
yang benar dianggap salah
Diserukan
kebenaran dinggap penghalang
Dikatakan
maksiat dianggap amal
Dikatakan
dosa dianggap sorga
Inilah
tanda orang hilang iman
Terhadap
panggilan kebenaran Islam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar