Minggu, 17 Mei 2020

Ustadz MAJEDI



Ustadz Majedi lahir di Teluk Baru, Amuntai Selatan, Selasa, 9 September 1980 (bertepatan dengan 29 Syawal 1400 H). Beliau  merupakan khadimul Majelis “al-Busyra” Desa Teluk Baru, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.


Diantara kalam beliau:

“Sebetulnya, wabah itu (termasuk corona) bukan dibawa saja oleh melalui manusia, lebih besar itu makhluk Tuhan yang bernama jin. Jadi bukan sekedar manusia yang menularkannya melalui jabat tangan, melalui batuk, wahin (bersin), ya (yang demikian) betul menurut ilmu kedokteran, tapi disatu sisi wabah itu dibawa oleh jin”.

“Jadi kita ini, dalam menghadapi wabah, (adalah) menantang jangan, takutan banar (terlalu takut) juga jangan. Kata orang ada tha’un lalu saraba takutan, tapi bapasrah kada boleh jua. Jar orang ada tha’un di banjar. Lalu baucap ; “Umai amunnya tha’un ini ha, kada jua mambari bakas, nang mambari bakas Allah ta’ala”, nah yang begini luput jua. Jadi ambil pertengahan antara takutan kada kawa bekerja, tetapi tetap kita ini ikhtiar.”

“Ada penelitian dari Jerman, mudahan penelitian ini benar, mereka meneliti dimana setiap ada suara adzan dikumandangkan kenapa disitu virus corona saikit (sedikit yang terjangkit) daripada yang lainnya. Karena bila sembahyang jangan kada ba adzan. Kenapa adzan itu jangan ditinggal ? Karena jin itu takutan lawan adzan, bila ada adzan bukah jinnya. Amerikapun ada meneliti, dimana negara ada kumandang adzan (maka) disana coronanya sedikit daripada negara nang kada ba adzan”.

“Umur kita sekarang lebih pendek dibanding umat-umat terdahulu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : umur ummatku berkisar 60 – 70 tahun. Bahkan menurut penelitian kedokteran dunia, mengatakan, bahwa manusia akhir-akhir ini tidak mampu bertahan lagi hidup sekitar 55 tahun. Kalau penduduk bahari takuat sadikit, karena makanannya belum bercampur dengan zat-zat kimia. Orang bahari pamakannya pisang kalat, pisang manurun, patiyol, batang tanding. Tapi wayahini lain pamakannya, bakso, kentaki, pizza, mie ayam dimana ada mengandung zat kimia. Tetai meskipun ummat Nabi ini handap umurnya, sekitar 60 -70 tahun bisa haja menyamai umur lebih dari 1000 tahun. Kenapa? Karena di bulan puasa ini Allah memberikan satu malam yang lebih mukia, yaitu malam lailatul qadar, (dimana) siapa yang beribadah dimalam tersebut, maka ia mendapatkan kemuliaan beribadah sama dengan beribadah 1000 bulan, atau 83 tahun 4 bulan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar