Ustadz Majedi lahir di Teluk Baru, Amuntai Selatan, Selasa, 9 September 1980 (bertepatan dengan 29 Syawal 1400 H). Beliau merupakan khadimul Majelis “al-Busyra” Desa Teluk Baru, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Diantara kalam beliau:
“Sebetulnya, wabah itu (termasuk corona) bukan
dibawa saja oleh melalui manusia, lebih besar itu makhluk Tuhan yang bernama
jin. Jadi bukan sekedar manusia yang menularkannya melalui jabat tangan,
melalui batuk, wahin (bersin), ya (yang demikian) betul menurut ilmu
kedokteran, tapi disatu sisi wabah itu dibawa oleh jin”.
“Jadi kita ini, dalam menghadapi wabah,
(adalah) menantang jangan, takutan banar (terlalu takut) juga jangan.
Kata orang ada tha’un lalu saraba takutan, tapi bapasrah kada boleh jua. Jar orang
ada tha’un di banjar. Lalu baucap ; “Umai amunnya tha’un ini ha, kada jua
mambari bakas, nang mambari bakas Allah ta’ala”, nah yang begini luput jua.
Jadi ambil pertengahan antara takutan kada kawa bekerja, tetapi tetap kita ini
ikhtiar.”
“Ada penelitian dari Jerman, mudahan
penelitian ini benar, mereka meneliti dimana setiap ada suara adzan
dikumandangkan kenapa disitu virus corona saikit (sedikit yang
terjangkit) daripada yang lainnya. Karena bila sembahyang jangan kada ba adzan.
Kenapa adzan itu jangan ditinggal ? Karena jin itu takutan lawan adzan, bila
ada adzan bukah jinnya. Amerikapun ada meneliti, dimana negara ada kumandang
adzan (maka) disana coronanya sedikit daripada negara nang kada ba adzan”.
“Umur kita sekarang lebih pendek dibanding
umat-umat terdahulu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : umur ummatku
berkisar 60 – 70 tahun. Bahkan menurut penelitian kedokteran dunia, mengatakan,
bahwa manusia akhir-akhir ini tidak mampu bertahan lagi hidup sekitar 55 tahun.
Kalau penduduk bahari takuat sadikit, karena makanannya belum bercampur dengan
zat-zat kimia. Orang bahari pamakannya pisang kalat, pisang manurun, patiyol,
batang tanding. Tapi wayahini lain pamakannya, bakso, kentaki, pizza, mie ayam
dimana ada mengandung zat kimia. Tetai meskipun ummat Nabi ini handap umurnya,
sekitar 60 -70 tahun bisa haja menyamai umur lebih dari 1000 tahun. Kenapa?
Karena di bulan puasa ini Allah memberikan satu malam yang lebih mukia, yaitu
malam lailatul qadar, (dimana) siapa yang beribadah dimalam tersebut, maka ia
mendapatkan kemuliaan beribadah sama dengan beribadah 1000 bulan, atau 83 tahun
4 bulan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar