Ustadz H. Amir Hasan lahir di Sungai Limas, Sabtu, 16 Oktober 1976 (bertepatan dengan 22 Syawal 1396 H). Adalah Khadimul Majelis “Intisyarul Mabarrat” Desa Sungai Limas, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beliau pernah mukim dan menimba ilmu di Mekkah al-Mukarramah selam kurang lebih 4 tahun.
Bermula dari suatu mimpi, dimana tersiar kabar bahwa KH. Dja’far Saberan (orang Amuntai yang menjadi ketua MUI di Samarinda) meninggal dunia. Maka banyaklah orang takziyah. Hingga ada pengumuman dari panitia, yang berkata, “mana ulama dari Amuntai ?”. Sekilas kulihat dalam tulisan dikertas ada nama KH. Said Masrawan, Lc., MA (Ketua MUI Kab. HSU). Wallahu a’lam.............. Sufyan bin Uyainah ra berkata: عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة "ketika menyebut orang-orang sholeh akan bercucuran rahmat"
Rabu, 06 Mei 2020
Ustadz H. AMIR HASAN
Diantara kalam beliau:
“Orang yang sesungguhnya berpuasa itu adalah
orang yang selamat, sejahtera puasanya daripada ‘anil ma’asyi daripada
mengerjakan ma’syiat. Artinya seseorang yang berpuasa itu tidak menggawi ma’syiat
yaitu yang qaulan wa fi’lan, baik berupa perkataannya maupun perbuatannya
selama ia berpuasa dengan ikhlas, maka puasanya itu menjadi asbab diampuni
dosa-dosanya oleh Allah”
“Ingat bahwasanya dosa-dosa besar itu tidak
akan dihapus Allah kecuali dengan taubat kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Bila kita bertaubat maka akan dihapus (diampuni) oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala”
“Supaya kada ngalih manyaksiakan keadaan
seseorang, maka lihati keadaannya sewaktu hidup. Kaena biasanya pada
pelaksanaan shalat fardlu kifayah, setelahnya ada penyaksian : Tolong berikan
penyaksian terhadap ini mayyit apakah termasuk bil khair ataukah bagaimana ?
Maka apabila semasa hidup beliau suka bolak balik ke rumah Allah, seperti
shalat berjama’ah, suka beri’tikaf didalam mesjidnya Allah, fasyhadu lahu bil iman, maka
saksikanlah bahwa dia beriman. Maka kada ngalih lagi manyaksiakan”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar