Sabtu, 09 September 2017

KH. MADYAN NOOR MAR'I,Lc



KH. Madyan Noor Mar’I, Lc lahir di Amuntai, Kamis, 5 Juni 1952 M (bertepatan dengan 12 Ramadhan 1371 H). Merupakan alumnus dari Universitas Madinah. Pernah menjadi sekretaris pribadi Dr. KH. Idham  Chalid (1987 – 1994).



Beliau pernah menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, SIMP IV Telaga Silaba dan Madrasah Aliyah. Setelah itu melanjutkan kuliah ke IAIN Antasari Banjarmasin (1975). Sedangkan  gelar Lc beliau peroleh dari Universitas Madinah, Saudi Arabia (1985).
Pada waktu pendirian Madrasah Tsanawiyah  Darun Najah” Amuntai Selatan (MTs N Amuntai Selatan  dan sekarang menjadi MTs Negeri 5 Kab. HSU), beliau duduk sebagai Wakil Ketua Panitia.


Aktif  dalam berbagai organisasi keagamaan, seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Gerakan Pemuda Anshor,  serta PMII. Jabatan yang pernah beliau pegang, diantaranya sebagai Wakil Ketua KMNU Komisariat Madinah Saudi Arabia (1980 – 1983), Sekretaris Pusat Yayasan Alumni Timur tengah (1989 – 2001), Ketua Yayasan Perguruan “Darun Najah” Telaga Silaba Amuntai (1999 – sampai sekarang) serta sebagaiKetua Yayasan Tahfidz al-Qur’an al-Karim Indonesia (2008 – sekarang).  Sekarang beliau aktif mengisi pengajian agama diberbagai masjid  diantaranya di Mesjid “At-Taqwa” Km. 4.5  Banjarmasin dengan materi Pengkajian Tafsir.



Diantara kalam beliau:

“Allah memelihara al-Qur’an sekaligus menjaga dalam urusan hidup dan rezeki ahlul qur’an, yaitu yang mentradisikan belajar, membaca, menghafal hingga mengamalkan al-Qur’an. Sudah banayak bukti, orang yang mahir membaca, melagukan, menghafal dan mengajarkan al-Qur’an dimudahkan jalan hidupnya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, mereka dijamin dunia dan akhirat”.

“Kunci kesuksesan dan kebahagiaan di dunia danakherat adalah banyak membaca al-Qur’an dan bershalawat”.

“Islam bukan sekedar agama lahir, tapi batin, bukan sekedar kulit tetapi isi dan substansi. Mencintai nabi, bagi yang mampu silakan menziarahi beliau di madinah al-Munawwarah. Penting juga membasahi lidah dengan shalawat. Tapi lebih dari itu, kecintaan hendaknya tertanam dalam hati yang paling dalam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar