Ustadz
H. Muhammad Rosyadi, Lc., M. Sy. lahir di
Amuntai, Rabu, 24 Februari 1988 M (bertepatan dengan 6 Rajab 1408 H) berprofesi sebagai guru ini adalah alumni
Fakultas Syari’ah Islamiyah Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir.
Diantara kalam beliau:
“Kita pribadi wajib mengimani bahwasanya Allah itu Maha
dekat lagi Maha mendengar. Jadi jangan pernah meragukan Allah itu tidak pernah
mendengar apa yang kita pinta, dan jangan pernah juga menyangka bahwa Allah itu
jauh. Allah selalu mengabulkan do’a hamba kapanpun dan dimanapun dia”
“Sifat kedekatan Allah dengan hambanya ada 2 (dua) yaitu
dengan ‘alim, bahwa Allah itu Maha mengetahui dengan seluruh makhluknya.
Artinya, Allah dekat dan dengan sifat dekat itu Allah mengetahui seluruh makhluknya.
Kedua, kedekatan Allah kepada hambanya
yaitu ketika beribadah kemudian berdo’a. Disitulah letak dekatnya Allah
terhadap hambanya”
“Barangsiapa yang berdo’a dengan khusyuk, dengan hati
yang tenang, dengan penuh harapan akan takut tidak diterimanya do’a tewrsebut
maka Allah akan mengabulkan do’a daripada hamba-Nya”
“Ayat : Ujibu da’wata da idza da’an, falyastajibuli wal
yu’minubi, adalah 2 syarat. Ketika orang itu ingin do’anya dikabulkan. Seperti
kronologisnya : wa idza sa’alaka ‘ibadi anni fa inni qaariib, Allah itu
mengabulkan segala apa yang diminta olehnya. Boleh dikabulkan tetapi dengan 2
syarat : falyastajibuli wal yu’minubi. Mereka harus melaksanakan ketaatan
kepada Allah. Ini syarat pertama, artinya kita disuruh Allah untuk ta’at
dahulu. Adapun yang kedua wal yu’minubi, maknanya adalah mereka beriman kepada
Allah, artinya yakin hanya Allah saja yang mengabulkan”.
“Kalau konsepnya Allah, maka apabila kita berdosa maka kita celaka, tetapi
apabila kita berbuat baik maka kita selamat. Yang jadi pertanyaannya, koq bisa
berkali-kali kita berbuat dosa, berhari-hari kita berbuat dosa, berbulan-bulan
kita berbuat dosa, bertahun-tahun lamanya
kita berbuat dosa. Koq bisa tidak celaka. Ini sebuah pertanyaan. Artinya
semuanya apa maunya Allah. Apa maunya Allah adalah agar membuat kita sadar,
bahwasanya semua yang kita peroleh saat ini adalah nikmatnya Allah.”
“Maka terhadap nikmat Allah, yang pertama kita harus
bersyukur (berterimakasih), kedua, ta’adud
bin ni’mah (menyebut-nyebut nikmat-Nya) dan yang ketiga menggunakan nikmat
tersebut pada jalan yang baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar