Ustadz Drs. H. A. Syaukani
Arsyad, lahir di Telaga Silaba, Amuntai. Beliau adalah alumni dari Pondok
Pesantren Gontor Ponorogo. Menjabat sebagai Kepala SMU Sabilal Muhtadin
Banjarmasin, Pengelola
Qur’anic Intelligence Centre (QIC), juga menjadi Ketua Alumni Ikatan Pondok
Modern Gontor Kalimantan.
Diantara kalam
beliau:
“Zikir itu
artinya kesadaran, yang mencakup 3 hal, yaitu perasaan, pikiran dan kesadaran.
Makanya dengan berdzikir hati, pikiran dan perasaan akan tenang. Komando dari
perasaan itu sumbernya panca indera. Sementara pikiran yang mengontrol adalah
otak. Titik control yang paling utama dan titik sentralnya adalah kesadaran,
kontrolnya adalah hati. Kalau hatinya baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan
kesadaran akan membuat hati tenang. Orang yang sadar tidak akan berbuat
macam-macam atau melakukan perbuatan maksiat”.
“Zikir yang
paling bagus adalah membaca al-Qur’an”.
“Al-Qur’an itu
bukan untuk jimat tapi sebagai petunjuk, dijadikan pedoman dalam pola pikir,
pola bicara, bertindak dan cara pandang masyarakat dalam kehidupan melalui
slogan al-Qur’an, shalat dan infaq (ASI)”.
“Apapun yang
kita lakukan untuk menghidupkan semangat beragama, asalkan didasari niat yang ikhlas tergolong
jihad”.
“Kalau ada
suatu pesantren yang mengibarkan semangat jihad
berupa gerakan fisik, semua itu tergantung pada visi dan misi
masing-masing pesantren. Tapi hal itu
tidak bisa dijadikan tolok ukur atau alasan untuk memukul rata, bahwa pesantren itu identic melahirkan para
sosok fundamentalis”.
“Mereka yang
doyan/senang dengan ramalan, berarti sudah jauh dari Allah dan menjadikan
paranormal sebagai Tuhannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar