T
(1) HABIB TAUFIQ bin
ABDUL QADIR ASSEGAF
·
Allah
menurunkan musibah juga bukan karena kebencian terhadap haamba-Nya, justru
menghendaki kebaikan hamaba-Nya, maka jangan membenci Allah. Ibarat dokter
menyuntik, mengoperasi dan mengobati pasien bukan karena dokter membeci pasien,
justru dia mengusahakan kesembuhan penyakit sang pasien. Itu sebabnya, jangan
sampai si pasien membenci dokter.
·
Saya pernah mengatakan,
bagaimana dengan baju yang kotor ya jelas kita bersihkan. Kalau kita jadi orang
sadar dan berakal pasti kita akan berupaya agar baju yang sudah bersih itu
tetap bersih, jangan sampai kotor lagi. Lain halnya jika langsung kita kotori
lagi, itu menunjukkan bahwa kita bukan orang yang sempurna akalnya. Juga ibarat
orang yang sakit baru sembuh langsung mengulangi lagi perbuatannya yang
menyebabkan sakitnya kambuh lagi, kan perbuatan ini bodoh sekali. Karena itu,
jika kita telah meraih sukses beribadah dibulan ramadhan atau ubadah lainnya,
hendaknya berupaya lebih keras menjaganya, janagan sampai pahala yang telah
berada dalam genggaman kita terlepas lagi. Caranya, teruskan istiqamah
beribadah, dan jangan coba-coba membuka kembali “pintu syetan”.
·
Kita ber halal
bi halal untuk menyempurnakan pembersihan dosa kita. Kita maklumi ibadah bulan
puasa dapat menyucikan atau mengampuni dosa kita terhadap Allah Swt (hubungan
secara vertikal). Namun dosa atau kesalahan terhadap sesama manusia (secara
horizontal) nggak akan diampuni lewat ibadah. Allah tidak akan mengampuni dosa
itu sebelum yang disalahi memaafkannya. Itu perlu sebabnya perlunya melakukan
halal bi halal dengan bersilaturrahmi kemudian saling memaafkan satu sama lainnya.
Dengan begitu dosa atau kesalahan
terhadap sesama manusia diampuni. Akhirnya, sempurnalah pembersihan dosa kita.
·
Tapi perlu difahami, untuk
berhalal bi halal harus dengan cara yang halal pula. Sebab, kalau halal bi
halal dengan cara yang haram percuma saja. Perbuatan taat itu harus dilakukan
dengan cara yang taat pula (dibenarkan syari’at). Jangan dicampuri dengan
cara-cara yang dilarang.
·
Sekali lagi,
kita ingin tahu dari segi apanya atau sisi mana mereka membid’ahkan maulid.
Kecuali, kalau ada yang mengatakan, bahwa maulid ada dalam al-Qur’an atau
hadits, maulid itu sunnah, apalagi wajib, jelas bid’ah, kita tidak setuju.
Karena, itu berarti menambahi syari’at. Tidak ada tasyri’, jangan disyari’atkan.
Tapi kalau
maulid itu sebagai upaya atau sarana pendukung seseorang untuk lebih mencintai
Nabi, dengan mengetahui sejarah beliau sejak kelahirannya hingga wafat,
kemudian membangkitkan semangat ummat untuk bershalawat dan memberi salam
kepada beliau, ya tidak masalah. Malah itu baik sekali, mengapa nggak boleh.
Kegiatan maulid
itu sama dengan metode atau cara bagi seorang muslim agar lebih mengerti, dan
mengneal nabinya. Bagaaimana agar masyarakat muslim lebih mengenal panutannya,
gemar bershalawat, dan bersalam kepadanya. Salah satunya dibuatkan maulid. Anggap
itu satu metode untuk “mensponsorkan” Rasulullah saw, daripada mensponsorkan yang lainnya.
Jadi, sama saja dengan
pembuatan metode pembelajaran di sekolah. Sekarang, banyak metode pembelajaran
diberlakukan disekolah-sekolah untuk memudahkan para siswa memahami materi
pelajaran yang diterima. Itu fungsi utama metode tersebut. Amat bermanfaatkan ?
·
Terjadinya bencana alam
(salah satu bentuk musibah) akibat protes alam itu sendiri terhadap kemaksiatan
yang dilakukan manusia. Bumi yang tampak tenang bisa mendadak bergoyang keras
jika manusia diatasnya bermaksiat kepada Allah. Demikian juga gunung-gunung
yang semula diperkirakan tidak aktif tanpa disangka bisa meletus, akibat
dosa-dosa tersebut.
Organ-organ tubuh manusiapun
bisa “protes” atas kemaksiatan manusia pemiliknya. Misalnya, paru-paru, ginjal
dan jantung akan sakit karena bereaksi atau merespon negatif, atas kesalahan
pemiliknya dengan menghisap narkoba, minum khamar, dan lainnya. Itu sudah
menjadi sunnatullah. Sebab itulah, hindari perbuatan dosa jika tidak ingin
mendapatkan musibah. Perbanyak syukur kepada Allah, dengan beramal sesuai
tuntunan syari’at dan diredhai Allah Swt.
Namun, meski manusia telah
banyak berbuat salah, karena sifat rahmat-Nya, Allah Swt masih (tetap)
memaafkan kesalahan itu. Bahkan, pemberian maaf Allah Swt jauh lebih besar
dibandingkan kesalahan yang diperbuat hamba-Nya. Itu sebabnya, musibah yang
ditimpakan kecil sekali, tidak sebanding dengan besarnya kesalahan manusia.
·
Bagaimana
bencana tidak terjadi ? karena disekitar kita sudah tidak ada lagi yang saling
mengingatkan ; baik habibnya ulamanya, maupun pejabatnya. Padahal Rasulullah
Saw telah mengingatkan kita akabn datangnya bencana demi bencana karena
lemahnya kita dalam beramar ma’ruf nahi munkar.
·
Orang tua harus membantu
anaknya semaksimal mungkin untuk mendapat ridhonya, sehingga Ridho Allah ia
capai pula. Sedang anak hendaknya berusaha sekuatnya untuk mendapat ridho orang
tuanya, tetapi tidak dengan melanggar berbuat maksiat sehingga Allah tidak
ridho dan murka kepadanya.
·
Salah satu cara
untuk menghilangkan kepercayaan terhadap mitos atau tatayyur adalah dengan
menantang mitos itu sendiri. Semisal, keyakinan terhadap bulan safar sebagai
bulan yang sial, dengan mensyaratkan tetap berada di rumah, justru harus
dilawan dengan memperbanayak aktifitas di luar rumah, semisal bertamasya
bersama keluarga sembari memperbanyak pula istighfar kepada Allah Swt. Sebab,
yang mendatangkan kesialan bukanlah bulan safarnya, melainkan disebabkan
dosa-dosa yang telah dilakukan karena maksiat kepada Allah Swt.
·
Dalam pandangan Islam masa muda
adalah masa yang sangat urgen dalam jenjang kehidupan manusia, karenanya harus
lebih bijak dalam menggunakannya. Pemuda tidak hanya dituntut untuk menghidari
perbuatan yang tidak baik, namun lebih dari itu, seorang pemuda harus mampu
menentukan pilihan terhadap sesuatui hal yang terbaik dari yang baik. Perbuatan yang lebih
memberikan manfaat baginya dan juga bagi kepentingan agamanya serta menambah
kekuatan dan keteguhan imannya. Sebab, masa muda adalah waktu yang tepat untuk
digunakan dengan memperbanyak segala macam kegiatan yang positif, karena masih
didukung dengan kondisi tubuh masih prima. Karenanya, masa muda merupakan masa
puncaknya kekuatan mausia. Jika telah berlalu masa muda, maka berlalu pula
kekuatannya, dan tidak akan dijumpai kekuatan itu lagi kecuali masa tua yang
penuh dengan kekurangan dan kelemahan.
·
Cara yang
paling ampuh untuk mengetahui karakter moral dariseorang wanita adalah dengan
bertanya siapa teman-temannya. Jika seorang wanita berteman dan bergaul dengan
orang-orang yang baik maka insya Allah dia akan menjadi seorang wanita yang baik, tetapi jika dia berteman
dan bergaul dengan orang yang buruk akhlaknya, maka besar kemungkinan akhlaknya
buruk juga.
·
Dalam ta’aruf, sebaiknya ada
sikap untuk saling memahami. Seorang lelaki dapat mengawali pertemuan dengan
kata-kata: “Kita bertemu saat ini dengan harapan mudah-mudahan Allah SWT memberikan
pilihan yang terbaik untuk kita, “belum tentu aku akan menjadi yang
terbaikuntukmu dan juga sebaliknya belum tentu kamu menjadi yang terbaik untukku,
dan begitu juga belum tentu orang lain lebih buruk untukmu dan juga belum tentu
kamu lebih buruk bagi orang lain.
_________________
(2) SAYYID THOHA MUSAWWA :
·
Filsafat berbeda
dengan tasawwuf. Untuk memasuki dunia tasawuf (Irfan), seseorang terlebih
dahulu harus memahami filsafat. Filsafat adalah sebagai landasan berpijak untuk
memahami dunia tasawuf.
·
Kita menyakini Tuhan sebagai
wujud mutlak, Dia adalah kausaprima dari segala yang ada. Kita juga menyakini
adanya gradasi wujud. Tuhan keberadaannya mutlak, sementara kita manusia
keberadaannya didapat dari Tuhan.
·
Ulama-ulama
yang akan memasuki dunia parlemen, maka jangan sampai meninggalkan kesan bahwa
politisi ulama itu hanya berperan sebagai tukang baca do’a, tetapi berupaya
mengambil peran melahirkan kebijakan-kebijakan untuk ummat.
________________
(3) HABIB THOHIR bin
ABDULLAH ALKAFF
·
Berusahalah untuk
menyenangkan Habibuna Muhammad Saw. Koreksilah, sebab waktu kita tinggal
sedikit, mari kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah Swt.
·
Yang paling
penting adalah menjaga aqidah, jangan sampai ketidaktahuan mereka kepada aqidah
ahlussunnah wal jama’ah menjadi sasaran empuk propagandis aliran sesat yang merusak
pokok kepercayaan ummat Islam.
·
Disaat orang lain diam, saya
katakan, saya menyediakan diri untuk menghadapinya sekalipun sendirian.
·
Jadi faham
aliran sesat dan faham-faham diluar Islam seperti sekularisme, pluralisme perlu
diluruskan. Ini dapat merusak aqidah ummat Islam, karena faham-faham ini
mengarah pada pemuirtadan. Alasannya sudah cukup kuat, yakni memutuskan akal,
merekayasa fiqih lintas agama karena fiqih Islam dianggap tidak demokratis, dan
berupaya meragukan kaidah keislaman.
·
Allah mendidik Rasulullah Saw
dengan al-Qur’an dan kebanyakkan dari isi kitabullah itu bertutur tentang kisah
terdahulu yang berguna untuk meneguhkan keimanan. Oleh sebab itu, marilah kita
selalu melakukan instrospeksi untuk menghadapi hari perhitungan : apa yang
sudah kita perbuat untuk Allah dan Rasul-Nya ? Kenapa kita selalu enggan untuk
mengerjakan perintah Allah, padahal begitu banyak nikmat yang diberikan kepada
kita. Lalu, kalau kita tidak mau diperintah oleh Allah dan selalu merasa berat
mengerjakan perintah-Nya, mau jadi apa nanti diri itu diakherat ketika saat
perhitungan amal ?
·
Inilah
kesempatan bagi kita (malam nisfu sya’ban), yang berlumuran dosa, yang banyak
berbuat maksiat durhaka kepada Allah Swt. Dan sering melanggar perintah-Nya,
sebelum datang ajal kita, sebelum
persidangan Allah tiba…. ..menangislah pada malam ini, bertaubatlah pada malam
ini, memohon ampun kepada Allah Swt.
·
Para aulia Allah tidaaklah
mendapatkan kedudukan yang tinggi dengan berpangku tangan saja. Akan tetapi,
mereka berjuang terlebih dahulu dengan mujahadah dan berdakwah.
·
Persatuan
diantara ulama dan umara merupakan suatu hal yang sanagat diperlukan. Karena itu,
kita berikan hak kepada ulama haknya seperti dalam berfatwa. Begitu juga kita
berikan hak umara untuk mengatur masyarakat sebagaimana porsinya. Bukan
sebaliknya, ulama mengambil hak dari umara, atau umara mengambil hak dari
ulama.
_________________
(4) HABIB THAHA al-HAMID (Papua)
:
·
Kalau anda guru jadilah guru
yang baik. Jika anda pegawai jadilah pegawai yang baik, dan seterusnya. Kerja
yang baik-baik sajalah..
___________________
(5) SYEKH al-HABIB THARIQ GHANNAM al-HASANI :
·
Setan sangat benci ketika
ummat Islam mau mempelajari agamanya karena dengan ilmu agama ummat Islam akan
kuat dan mengetahui cara mengalahkan setan.
_________________
(6) HABIB TOHA bin
MUHAMMAD YAHYA :
·
Dengan akhlaq
yang baik, Insya Allah ummat Islam akan disegani dan mempunyai wibawa ditengah
kehidupan.
·
Setiap insan yang
bersungguh-sungguh di jalan Allah, Allah akan menjamin kehidupan mereka. Jangan
pernah ragu atas luasnya kekayaan Allah.
____________________
(7) HABIB TAUFIK bin ABUBAKAR ALAYDRUS :
·
Ketika kamu
naik mimbar, baik untuk berceramah ataupun menjadi khatib jum’at, maka sama
saja kamu mewakili Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam. Dan dikanan kiri
kamu terdapat malaikat yang menyaksikan. Maka jagalah ucapan kalian.
________________
(8) SAYYID THARICK CHEHAB
bin ALI bin AHMAD bin
SHAHAB :
·
Orang tua
mempunyai hak untuk memilihkan jodoh bagi anaknya dan anak mempunyai hak veto
untuk menolak. Sebaliknya, anak mempunyai hak untuk memilih pasangannya dan
orang tua mempunyai hak veto untuk menolak pilihan anaknya.
·
Pak kiai tetap diperlukan.
Bapak berbagi tugas dengan saya. Pak kiai bertugas merawat aki lama agar tetap
tokcer, dengan cara menjaga aqidah ummat yang pak kiai bina, sedangkan bidang
saya membuat aki baru. Biar saya yang berhadapan dengan orang-orang yang
berpendidikan barat. Dia mau ngomong inggris, belanda, prancis atau jerman,
biar saya yang menghadapi. Kalau dia membawa dalil-dalil dari bible, Insya Allah
saya pun bisa mengatasinya. (Pembicaraan dengan KH Abdullah Syafi’i).
_______________
·
Ikrar talak di
depan pengadilan penting, karena :
1. Kehadiran pengadilan adalah untuk meluruskan segala
tindakan yang melenceng untiuk disesuaikan dengan ajaran Islam. Dalam kasus
talak seorang suami sebelum menjatuhkan
talak harus berpikir mendalam dampak yang ditimbulkan oleh keputusannya itu
sehingga ia menjadi lebih hati-hati dan rasional.
2. Dengan melalui proses pengadilan diharapkan
penggunaan hak talak agar dilakukan secara benar dan diterapkan hanya dalam
kondisi darurat.
3. Pengadilan sebenarnya berfungsi sebagai hakam seperti
yang dianjurkan oleh syari’at Islam.
4. Pengadilan diharapkan dapat berperan menjamin hak-hak
masing-masing pihak sebagai akibat dari perceraian, misalnya jaminan ganti rugi
dalam talak dan mut’ah.
___________________
(10) SAYYID TSAQIF bin FAIZ bin SHOLEH al-ATHAS
·
Saya bingung kepada ummat
zaman sekarang, kenapa mereka lebih rela kehilangan Allah ketimbang kehilangan
harta. Mereka lebih memilih dunia. Ingat saudara, kalau kalian semua
memperhatikan dunia akhirat tidak dipikirkan, maka Allah akan memporakporandakan
dunia kalian, namun tatkala anda pikirkan akhirat, maka Allah akan baguskan,
Allah akan menyelamatkan anda didunia hingga akherat.
·
Manakalah (tulisan) kalimat
La ilaha illallah dibakar, berarti kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, mati bersimbah
darahpun, kami tidak akan mundur untuk membela kalimat Allah Subhanahu wa
ta’ala. Karena para sahabat, para ulama didalam menegakkan kalimat tauhid, La
ilaha illallah, mereka tidak membiarkan kalimat (bendera) itu jatuh (ketanah).
·
Allah sendiri yang
bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam. Allah yang menciptakan
seluruh manusia, dan apanya kita? Duduk petantang petenteng ketika di dunia
tidak mau bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam. Betapa
sombongnya kita. Maka dari itu, perbanyaklah kita bershalawat karena Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam mengorbankan jiwanya, mengorbankan
keluarganya, hartanya untuk kita ummat islam. Waktu entar dihari kiamat, siapa
manusia yang paling sibuk? Tiada lain adalah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasalam. Kenapa? Karena beliau menolong ummatnya yang ada di dalam
neraka.
________________
(11) HABIB TAUFIQ bin MUHAMMAD BARAQBAH:
·
Ilmu dunia saja
sampai sarjana, ilmu akhirat masa cuman TK. Sesungguhnya Nabi Shallallahu
‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci orang yang pandai dalam
urusan dunia namun bodoh dalam perkara akhirat” (HR. al-Hakim).
·
Kadangkala lisa kita mengaku
mencintai rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, namun perbuatan kita sama
sekali tidak mencerminkan hal demikian. Rasulullah sunnahkan ini dan itu, tapi
kita menolak dan dengan entengnya kita berkata: |itu kan Cuma sunnah”. Coba tanyakan pada diri kita masing-masing,
masih pantaskan kita mengharapkan syafa’at beliau kelak?
·
Kebanyakkan
orang Ngecass HP-nya setiap saat agar tidak mati, tapi tidak banyak yang
mengecass hatinya padahal sudah lama mati.
_______________
(12) HABIB TAUFIQ bin ALWI al-IDRUS (Amuntai)
·
Barangsiapa mengenang, membaca manakib, mengingat,
melihat gambar ataupun menyebut nama para wali-wali Allah itu, maka akan
diturunkan beberapa rahmat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala (kepada mereka,
penulis).
·
Diantara syair yang beliau baca pada
peringatan Isra Mi’raj di Mesjid “At-Taqwa” Amuntai, Rabu malam Kamis, 28 Maret
2018, sebagai berikut:
“La ilaha illallah
La ilaha illallah
Muhammad Rasulullah
Guru Zaini Abdul Ghani Waliyullah.”
“Bismillah itu mulai di kalam
Namanya Allah khaliqul a’lam
Mintalah ampun siang dan malam
Supaya selamat iman dan islam”
“Hidup di dunia tidaklah abadi
Di dalam kubur tinggal sendiri
Tinggallah anak tinggal famili
Amal yang shaleh menjadi ganti”
“Wahai saudara laki dan istri
Turut perintah Rabbul ‘Izzati
Marilah taubat sebelum mati
Karena kuburmu telah menanti”
“Kubur menanti siang dan malam
Jangan kau .... bertinggal diam
Dilobang tanah terlalugarang
Dimasukkan kamu tinggal seorang”
“Mayit ditinggal dalam kuburnya
Ar-roh kembali sampai dadanya
Untuk diperiksa ketuhanannya
Munkar dan nakir tanya padanya”
“Dikalau ada amal shalehnya
Selamat diri dari periksanya
Senang sentosa dalam kuburnya
Berbahagia di akheratnya”
“Jikalau tidak ada amalnya
Dipukul malaikat hancur tulangnya
Merasa siksa amat pedihnya
Malaikat tidak kasihan padanya”
“Astaghfirullah kami ucapkan
Harap ampunan Allah berikan
Segala kesalahan Allah maafkan
Redha-Nya Allah kami harapkan”.
_______________________
(13) THAHA al-JUNAYD
(Syekh Muhammad Thaha
al-Junaid):
Kunci utama yang harus
dimiliki para penghafal al-Qur’an adalah niat. Semua penghafal harus
membulatkan niatnya untuk bisa menghafal seluruh isi al-Qur’an, kemudian
mengulang-ulang (muraja’ah) kembali atas bacaan yang telah lewat.
_______________
(14) HABIB THOHIR bin MUHAMMAD al-HADAR:
Seseorang jika sudah cinta, dan apabila tidak berjumpa akan
muncullah dalam hati kata rindu dalam dirinya.·
Nikmat dunia dapat saja diberikan kepada siapapun baik kepada hamba
yang dicintai Allah dan hamba yang Allah benci. Akan tetapi nikmat agama hanya
diberikan kepada orang yang dicintai oleh Allah.·
Santri harus menjaga dirinya dari sesuatu yang dapat menyebabkan
dirinya lalai dalam menuntut ilmu, seperti selalu bercanda, membicarakan
sesuatu yang tidak penting bersama temannya dan santri tidak boleh terlalu
banyak berbicara, jika tidak dalam keadaan darurat, karena hal yang seperti
inilah yang membuat semangat para santri dalam menuntut ilmu semakin berkurang.
Dan santri harus menjaga dirinya dari melakukan suatu kemaksiatan, karena ilmu
Allah tidak akan diberikan kepada orang yang senang dalam bermaksiat.
________________
(15) DR. SYAIKH SAYYID THORIQ al-LAHHAM
(Syaikh DR Allamah as-Sayyid
Thoriq Muhaammad Najib al-Lahham al-Husaini al-
Lubnani):
·Sejatinya sufi adalah mereka yang memakai shuf atas keadaan hati
yang bersih. Mereka yang selalu melawan hawa nafsunya. Mereka jadikan dunia
diatas tengkuk mereka. Mereka yang berjalan dijalan al-Musthafa.
____________________
(16) SAYYID AHMAD THALIB
al-ATHAS
· Tiada negara seindah
Indonesia dan penduduknya seramah Indonesia, serta sangat mencintai ulama dan
ahli bait (habaib)
· Tiada ormas Islam sebesar
NU, yang dijaga dan dibimbing oleh ulama dan habaib.
(17) HABIB THOHA bin HUSEIN al-JUFRI :
· Sadarlah bahwa pantauan Allah
tidak bakal meleset.
·
Jangan
sampai kita punya perasaan ada jasa pada agama.
· Ada 4 kunci kebahagiaan, yaitu :
1) memiliki istri yang shalehah dan cocok dengannya, 2) mempunyai teman-teman
yang baik, 3) anak-anaknya patuh kepada orang tuanya, dan 4) tempat kerjanya
tidak terlalu jauh dari rumahnya.
· Jika tahun ini tidak ada
bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, maka kita termasuk orang-orang yang
tertipu, (karena) umur makin tua, makin dekat dengan kematian, tetapi tidak ada
nilai tambah dalam ibadah kepada Allah.
(18) HABIB TAUFIQ bin MUHAMMAD DAHLAN al-JILANI :
·
Filofosi bilangan dalam
(bahasa suku) Jawa. (Kalau) dalam bahasa Indonesia : 21 = dua puluh satu, 22 =
dua puluh dua… s/d 29 = dua puluh Sembilan. Dalam bahasa jawa tidak diberi nama
Rong puluh siji, rongpuluh loro, dan seterusnya. Melainkan SELIKUR, Rolikus….
s/d songo likur. Disini terdapat satuan LIKUR yang merupakan kependekkan dari (Lingguh Kursi), artinya
duduk dikursi.
Pada usia 21 – 29 itulah pada
umumnya manusia mendapatkan ‘tempat duduknya” atau pekerjaaannya, profesinya
yang akan ditekuni dalam kehidupannya.
Ada penyimpangan pada
bilangan 25, tidak disebut sebagai Limang Likur melainkan SELAWE. SELAWE = (Seneng-senengew Lanang
lan Wedok). Puncak asmaranya laki-laki dan
perempuan maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).
Kemudian ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50. Setelah sepuluh, rong
puluh, telung puluh, petang puluh, mestinya Limang puluh. Tapi 50 diucapkan
menjadi SEKET (Seneng Kethonan),
suka memakai Kethu /tutup kepala topi (koipiah). Tanda usia semakin lanjut,
tutup kepala bisa untuk menutupi botak atau rambut yang memutih karena semirnya
habis. Disisi lain, bisa juga kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang
seharusnya sudah lebih ta’at beribadah. Pada usia 50 tahun mestinya seseorang
seharusnya lebih memperbanayak ibadahnya dan lebih berbagi untuk bekal memasuki
kehidupan akherat yang kekal dan abadi. dan kemudian, masih ada satu bilangan
lagi, yaitu 60, yang namanya menyimpang dari pola, bukan enam puluh melainkan
SEWIDAK atau SUWIDAK. SEWIDAK (Sejatine wis wayahe tindak),
artinya : sesungguhnya sudah saatnya pergi, sudah matang, harus sudah siap
dipanggil menghadap Tuhan.
______________
(19) SYED TAN SRI MOCHTAR al-BUKHARY :
·
Saya percaya
pada keberkahan rezeki. Hari ini kita
bantu orang, esok lusa orang akan bantu kita pula dengan cara yang lain.
· Allah kata kalau hendak
mengenal Dia maka hendaklah mengenal diri sendiri dulu. Yakin dengan diri
sendiri adalah salah satu tanda orang itu kenal dirinya sendiri. Insya Allah
bila kita yakin, Allah akan permudahkan urusan kita.
(20)
HABIB TAUFIK bin MUHAMMAD BOFTEM (ABU FUTAIM)
·
Lakukanlah selalu kebaikan sekecil apapun itu karena
Allah Subhanahu wa ta’ala sangat menyukai itu dan kita tidak pernah tahu
kebaikan mana yang menghantarkan kita ke sorga.
·
Allah Subhanahu wa ta’ala mempertemukan untuk satu
alasan. Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah hanya untuk sesaat atau
selamanya. Entah akan menjadi bagian terpenting atau hanya sekedarnya. Akan
tetapi, tetaplah menjadi yang terbaik diwaktu tersebut. Lakukan dengan tulus
meski tidak menjadi seperti apa yang diinginkan. Tidak ada yang sia-sia, karena
semua Allah Subhanahu wa ta’ala yang mempertemukan.
·
Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu kenakan dan kamu
tanggalkan sesuka hati. Wanita itu terhormat dan memiliki haknya. Lelaki sejati
bukanlah yang kuat gertakan dan hentakan ancaman, tetapi yang dapat menjalankan
amanah dengan baik dan menjaga kehormatan orang lain.
·
Orang yang hadir di majelis ilmu adalah orang yang
diredhai Allah Subhanahu wa ta’ala.
·
Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan
kepada tangan yang telah merusaknya.
(21)
KH. SAYYID THOYYIB HASAN BA’BUD
·
Perasaan khawatir itu wajar/ manusiawi. Begitu sebaliknya
tawakkal itu wajib, namun juga harus diimbangi dengan ikhtiar.
·
Ben sukses, sing utama ta’dhim karo guru, sakliane
mempeng lan benerke niat.
(22)
SAYYID TAHIR AHMAD MAULANA JAMALULLAIL
·
Kita boleh (dapat) saling tolong menolong antara satu
sama lain pada setiap perkara yang kembali kebaikannya kepada Islam dengan
harapan hubungan yang berkekalan dengan wasilah (mempelajari) kitab-kitab,
majalah-majalah dan risalah-risalah.
(23) KH. MAS THALHAH
ABDULLAH SATTAR
(KH. Ahmad Thalhah bin Abdullah Sattar bin Muhammad Nur
bin Abdul Qohhar bin Thalhah bin Kiai Hajji bin Muhammad bin Abdullah Mnsur bin
Abdul Karim bin Kiai Khatib bin Sayyid Ahmad Baidhawi (Pangeran Ketandur) bin
sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos) bin Sayyid Ja’far Shadiq (Sunan Kudus) bin
sayyid Utsman haji (Sunan Ngudung) din Sayyid Fadhal Ali al-Murthado bin sayyid
Ibrahim (asmoro) bin Sayyid Husein Jamaluddin bin Ahmad Syah Jalaluddin bin
Abdullah bin Abdul malik Adzmatkhan bin Alwi ‘amil faqih bin Muhammad Shahib
Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Abdullah/
Ubaidillah bin Imam Muhajir bin Isa an-Naqib bin Muhammad an-Naqib bin Ali
al-Uraidhi bin ja’far Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin
Husein bin Ali dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallallhu ‘alaihi
wasallam).
· Koen elek nangaku, aku gak
ngongkon, elek-elekmu dewe. Koen apik nang aku, aku yo gak ngongkon,
apik-apikmu dewe. Sedeng manungso iku dibales karo perbuatane dewe-dewe.
(kamu menjelek-jelekkan aku, aku tidak peduli. Kamu puji-puji
aku, aku ya nggak peduli. Karena sesungguhnya seseorang itu dibalas berdasarkan
perbuatannya masing-masing).
(24) KH. TUBAGUS AHMAD BAKRI (MAMA SEMPUR)
(Syekh Tubagus Ahmad bakri
as-sampuri bin Tubagus Sayeda bin Tubagus Hasan Arsyad al-Bantani bin Muhammad
Mukhtar bin Sultan Abu al-Fath (Sultan Ageng Tirtayasa) bin Sultan Abu
al-Ma’ali Ahmad bin Sultan Abdul mafakkhir Mahmud Abdulqadir bin Sultan maulana
Muhammad Nashruddin bin Maulana Yusuf bin Maulana Hasanuddin bin Syarif
Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bin Syarif Abdullah Umdatuddin Adzmatkhan bin
Sultan Syarif Ali Nurul Alam Adzmatkhan bin Jamaluddin Akbar al-Husaini bin
Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Adzmatkhan bin Abdul; malik Adzmatkhan bin
Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali Qassam bin Alwi bin Muhammad bin
Alwi bin Ubaidillah bin Imam Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin
Ali al-Uraidi bin ja’far ash-shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin
bin Husein bin Ali dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallahu ‘alaihi
wasallam).
· Ari anu pang
afdhol-afdholna tarekat dina jaman ayeuna, jeung ari leuwih deuket-deuketna
tarekat dina wushul ka Allah Ta’ala eta nyaeta tholab ilmi, serta bener jeung
ikhlas.
(Tarekat yang paling afdhol zaman sekarang dan tarekat yang
paling dekat sampai kepada Allah adalah menuntut ilmu, serta benar dan ikhlas)
(25) HABIB TOHA FIKRI bin MUHAMMAD ASSEGAF
·
Agama itu adalah untuk memantapkan adab, dimana adab dan
akhlak harus lebih baik dari sebelumnya. Adab kepada siapa? Pertama adab kepada
Allah, kedua adab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ketiga adab
kepada para guru para ulama, keempat adab kepada orang tua, adab kepada
keluarga, adab kepada tamu, adab kepada orang yang lebih muda, adab kepada
orang yang lebih tua, sampai-sampai adab kepada binatang dan tumbuh-tuimbuhan
dan juga kepada alam juga diatur oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Kalau kita
sudah mempelajari adab, Insya Allah agamanya akan masuk rel lagi, setiap keluar
rel, akan masuk lagi karena ada kontrol adab.
·
Pernah Rasulullah bertanya kepada malaikat : apakah benar
engkau bisa menghitung tetes hujan dari zaman Nabi Adam sampai nanti akhir
kiamat, yang jatuh dilautan ada berapa, yang jatuh didaratan ada berapa, apakah
engkau bisa menghitungnya? Benar ya Rasulullah, kata malaikat, saya bisa
menghitung semuanya. Tapi kelemahan saya ya Rasulullah, kata malaikat, saya
tidak bisa menghitung cucuran rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala ketika ummatmu
berkumpul pada suatu perkumpulan, atau majelis dimana mereka bershalawat kepadamu
Ya Rasul, (tentang hal) itu aku tidak bisa menghitung cucuran rahmat Allah,
karena langsung dari Allah.
(26) HABIB THARIQ bin
FARUQ ELKASSAR
·
Siapakah orang muslim itu? Orang muslim adalah orang yang
beriman dengan apa yang wajib diimani dalam syari’at, dan sedikitpun ia tidak
ragu dengan keimanannya.
(27) HABIB THOHA bin ALI bin ABDURRAHMAN ASSEGAF
·
Majelis taklim adalah (termasuk) tempat-tempat khair,
maka yang datang juga termasuk orang-orang yang khair.
·
Para ulama/ auliya itu membawa barakah, membawa nur dari
baginda junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
(28) DR. TAWFIK al-ATTAS
(DR. Syed Ali Tawfiq al-Attas)
·
When ulama are ignorant of their own ignorance, their
false knowledge will create confusion and extremism among the masses. There is
a danger when those claiming to be repositors of freedom apply deficient
reasoning. (Ketika ulama mengabaikan ketidak tahuan
mereka sendiri, pengetahuan palsu mereka akan menciptakan kebingungan dan
ekstremisme diantara massa. Ada bahaya ketika mereka yang mengklaim sebagai
repositori kebebasan menerapkan penalaran yang kurang)
·
The muslim’s community has for more imfortant problem’s.
By preventing one person from comitting sin, you do not prevent the rest of
society from doing the same. It is society you should save. (Komunitas muslim memiliki masalah yang jauh lebih
penting. Dengan mencegah satu orang melakukan dosa, anda tidak mencegah
masyarakat lainnya melakukan hal yang sama. Masyarakatlah yang harus anda
selamatkan)
·
Prohibitions againt injustices are in the Quran. You
cannot have a law that is unjust to certain people. If there ar unjust laws,
the cause is not Isla, but those who make the laws, from the confusion caused
by the corruption of knowledge. (Larangan terhadap
ketidakadilan ada dalam al-Qur’an. Anda tidak bisa memiliki hukum yang tidak
adil untuk orang tertentu. Jika ada hukum yang tidak adil, penyebabnya bukan
Islam tetapi mereka yang membuat hukum, dari kebingungan yang disebabkan oleh
korupsi ilmu pengetahuan.)
(29) DR (Hc) H. TENAS
EFFENDY
(Tengku Nasaruddin Said Effendy bin Tengku Said Umar
Muhammad al-Jufri, Budayawan Riau)
-
Wahai nanda hendaklah ingat
Hidup didunia amatlah singkat
Banyaklah amal serta ibadat
Supaya selamat dunia akhirat
-
Wahai ananda dengarlah mudah
Baikkan laku elokkan tingkah
Banyakkan kerja yang berfaedah
Supaya hidupmu beroleh berkah
-
Wahai ananda dengarlah pesan
Kuatkan hati teguhkan iman
Jangan didengar bisikan setan
Supaya dirimu diampuni Tuhan
-
Wahai ananda peganglah janji
Berbuat khianat engkau jauhi
Banyakkan olehmu bertanam budi
Supaya kelak hidup terpuji
-
Wahai ananda cahaya mata
Janganlah tamak kepada harta
Mencari nafkah berpada-pada
Supaya hidupmu tiada bernista
-
Wahai ananda sibiran tulang
Betulkan kaji, tegakkan sembahyang
Umur yang ada jangan dibuang
Supaya hidupmu dipandang orang
-
Wahai ananda buah hati bunda
Berpegang teguhlah pada agama
Beramallah engkau sehabis daya
Supaya selamat dari neraka
-
Wahai ananda mustika hati
Pandai-pandailah membawa diri
Hasutan orang jangan peduli
Serahkan diri pada ilahi
-
Wahai ananda intan terpilih
Jadilah engkau anak yang shaleh
Berbuat baik jangan milih
Bergaul jangan memilih kasih
-
Wahai ananda kekasih ayah
Hanya Allah yang engkau sembah
Ibu dan bapa jangan disanggah
Supaya engkau beroleh berkah
-
Wahai ananda tambatan hati
Jauhkan sifat iri dan dengki
Bekerjalah dengan sesungguh hati
Itulah bekal hidup dan mati.
(30) SYARIF AHMAD THOLIB bin YAHYA
(Syarif Ahmad Tholib (Kang Olieb) bin Hud bin Muhammad
bin Umar bin Yahya)
· Jika kita ingin melihat
wajah Islam di Indonesia, (maka) lihatlah Islam di pesantren-pesantren.
(31) HABIB dr. KH.
TAUFIQURRAHMAN ABILDANWA bin YAHYA
·
Menurut Ibnu Sina, orang-orang yang masih hidup akan
memiliki hati bersih dapat berkomunikasi secara langsung dengan mereka dari
alam kubur. Pendapat yang menarik ini misalnya dapat kita baca dalam Surat yang
dikirimkan oleh Ibnu Sina kepada Abu Sa’id al-Khair seperti yang
terdokumentasikan dengan baik dalam Rasail Ibnu Sina, “Fi al-Hikmah
al-Masyriqiyyah”.
Dalam suratnya ini, Ibnu Sina mengatakan:
“Jika ada seseorang yang meninggal dunia dialam rohan dia
termasuk kedalam golongan jiwa yang suci sebelum meninggalkan tubuhnya (mati)
maka ia akan tetap tinggal selamanya di alam roh dalam keadaan penuh
kebahagiaan bersama dengan akal-akal dan jiwa-jiwa (yang tenang) dan dapat
memberikan pengaruh (terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi didunia seperti halnya pengaruh yang
dipancarkan oleh akal-akal langit”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar