Jumat, 02 November 2018

Kalam Habib U


U

(1) HABIB  UMAR bin  HAFIDZ
(Umar bin Muhammad bin salim bin Syekh Abu Bakar bin Salim bin Hafidz ) :

·            Kalau kita total pada jalan Allah, Allah yang akan mencukupkan kebutuhan kita.

·            Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar kebersihan jiwanya.

·            Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.

·            Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.

·            Adanya musibah memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita harus kembali kepada Allah. Kalau kita sudah kembali kepada Allah, tidak ada sesuatupun yang membahayakan kita.

·            Kalau musibah ini menimpa orang-orang yang taat kepada Allah, itu semata-mata karena Allah ingin mengangkat derajat mereka. Dan mengingatkan kepada mereka bahwa dunia bukan apa-apa, hanya sebagian kecil dari perjalanan yang lebih paanjang diakherat.

·            Perbedaan yang menjadi rahmat adalah  perbedaan pemahaman, bukan perbedaan karena sentimen  pribadi, yang harus dilihat ialah bagaiamana orang menyimpulkan suatu pandangan, bukan sintemen terhadap pandangan itu.

·            Manusia tidak bisa dikatakan memahami jati dirinya kecuali dia faham siapa yang menciptakannya. Sejauh mana dia memahami siapa yang menciptakan, untuk apa ia diciptakan, sejauh mana ia harus berbuat dalam hidup. Kalau dia tidak faham ketiga hal itu, ia belum faham atas dirinya.

·            Islam adalah satu kesatuan, bukan bagian yang bisa dipisah-pisahkan. Semangat keislaman itu akan tampak ketika dasar-dasarnya ada dalam diri kita, yaitu ilmu, amal dan rasa ikhlas. Ketiga hal iniah yang mampu membangkitkan girah, gairah atau semanagat keislaman. Ketiganya merupakan dasar dan penyelesai masalah-masalah sekarang ini. Semangat keislaman akan diperoleh sesuai dengan profesi masing-masing ketika kita mempunyai ketiga dasar tersebut.

·            Janganlah kita merasa puas dengan diri kita yang penuh dengan noda dan dosa, bebaskan diri kita dari penghambaan kepada hawa nafsu. Karena, sesungguhnya mereka yang berhasil memerdekakan diri dari perbudakan hawa nafsu dan dunia, akan dimuliakan Allah Swt.

·            Marilah kita terangi rumah kita dengan bacaan al-Qur’an, sehingga akan memancarkan rahmat Allah Swt.; dan rumah kita tidak ditinggali orang yang dengki  kepada sesama muslim, orang yang memutuskan silaturrahmi, dan orang-orang yang durhaka. Dengan begitu, keluarga kita akan menjadi keluarga yang mampu menggembirakan hati kita dan menggembirakan  hati nabi Muhammad Saw, karena kita telah mengikuti jejaknya.

·            Orang-orang yang cinta kepada kamu, orang-orang yang benci kepada kamu, atau orang yang datang kepada kamu dan orang yang tidak datang kepada kamu. Itu semua adalah ujian. Janagan memandang kepada banyak atau sedikitnya orang yang datang kepada kamu, begitu juga celaan dan pujian orang, karena semua itu adalah ujian.

·            Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu, maka engkau akan tenang dengan rasa takut kepada khaliq (pencipta). Dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu, maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap kepada sang khaliq.

·            Ada keterkaitan erat antara fiqih dan tasawuf. Allah Swt telah  menurunkan 2 model syari’at Islam yang masing-masing saling melengkapi.
Pertama, syari’atul jawarih atau syari’at yang diperuntukkan bagi jasmani kita. Inilah yang kemudian disebut sebagai ilmu fiqih, yang mengatur seputar halal haram, sah dan batal, serta seputar wajib, sunah, mubah, makruh dan  tahrim.
Kedua, syari’atul bathin yaitu syari’at yang mengatur gerak hati agar senantiasa berjalan dijalan yang benar. Syariat bathin ini jika dilakukan dengan benar akan berpengaruh terhadap kesempurnaan pelaksanaan syari’atul jawarih. Syari’at jawarih teraplikasi dalam ibadah mahdhah dan syari’at bathin terpancar dalam akhlak. Semaki bagus akhlak seseorang, semakin tinggi pula ilmu tasawufnya.

·            Jangan sekali-kali meninggalkan shalat jama’ah. Dirumah pun, kita dianjurkan shalat dengan istri atau anak-anak kita. Jangan sekali-kali, begitu selesai mengucap salam kita langsung pergi. Setelah shalat, bacalah al-Qur’an, aurad, bacaan setelah kita shalat. Minimal membaca istighfar. Cobalah duduk dua atau lima menit, kita istighfar kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya.

·            Problem yang menghalangi persatuan atau saling pengertian itu muncul dari kelompok yang dalam  kepemimpinannya tidak terdapat orang-orang yang berakal, bijak dan memiliki pandangan yang jauh ke depan. Maka tumbuhlah kelompok yang tidak mau menerima sikap saling pengertian dengan cara apapun dan dengan siapapun. Mereka membangun persoalan-persoalan berdasarkan prasangka buruk dan penindasan terhadap pihak lain. Inilah satu-satunya penyebab yang menutup pintu saling pengertian, dialog dan saling bantu dalam hal-hal yang disepakati.

·            Jika tidak ada sinnah (kapak,ilmu) pada keturunan shahib as-sunnah (pemilik sunnah), dimana letak sunnah ? Mereka membangun semua urusan berdasarkan sunnah. Bagaimana sunnah diambil kecuali dari mereka ? Jika keluarga shahib as-sunah tidak mengerti sunnah, siapa yang lebih mengerti ? karena itu, dalam masalah pendidikan dan pengambilan sunnah, mereka menghafal  sangat baanyak hakikat sunnah dan mawarits an nubuwwah (warisan-warisan dari nabi).
Karena itu, kami yakin bahwa yang menjadi teladan bagi kelompok mayoritas ummat dalam hal sunnah adalah ahlu bayt. Mereka bagian yang tidak terpisahkan dari ahlus sunnnah. Bahkan ulama-ulama mereka adalah imam-imam ahlus sunnah, dan mereka menjadi referensi ahlus sunnah dalam berbagai hal.
Dengan demikian, tak ada pertentangan antara mereka dan ahlus sunnah. Karena sunnah itu, jika mengerti bahwa maknanya adalah hadyu jaddihin (petunjuk datuk mereka, yakni Rasulullah), merekalah yang paling patut untuk menjaga dan mengamalkan petunjuk ini.

·            Tanda-tanda ulama yang betul-betul mengenal Allah “ulama akhirat”, yaitu : jika mereka dilihat, segera bergemuruh dzikrullah saat melihat mereka, engkau segera mengingat Allah. Memebekas pengaruh dzikir tersebut didahi mereka. Dikenal hakikat mereka tanapa ada keraguan. Sebagaaimana pula dikenal Allah sang pemilik Kemuliaan. Ketaqwaan yang mereka miliki merupakan perhiasan yang paing berharga. Turun ketentraman saat berjumpa mereka. Keadaan orang-orang yang hanya mengaku berbeda. Dengan cahaya furqan dapat dirasakan, bukan dengan ketinggian pangkat ataupun perkara yang menakjubkan. Bukan pula dengan kepandaian beretorika dan bicara. Sungguh mereka adalah setiap orang yang suka kembali pada Allah dan khusyu’. Memiliki hati yang terang cemerlang. Bukan orang yang ditunjuk sebagai orang besar namun kosong dari rahasia yang terjaga.

·            Saat ini mereka berupaya  dengan segala daya upaya, dengan berbagai media dan sarana untuk menghancurkan ummat islam. Cara paling efektif yang mereka tempuh adalah dengan melumpuhkan ulama Islam. Jika mereka telah lemah dan goyah maka porak porandalah kekuatan ummat diseluruh penjuru negeri. Mereka tahu persis dan yakin betul dengan cara ini. Mereka telah berbuat dan berupaya bahkan kesungguhan mereka luar biasa dengan menyebarkan tontonan yang melalaikan, foto-foto yang mengumbar aurat dan kata-kata keji dalam rangka merusak moral dengan menebar kedurhakaan dan penentangan.
Namun target utamanya sesungguhnya adalah bagaimana mengalihkan perhatian para ulama yang tadinya mereka seharusnya bersungguh-sungguh menggapai ikhlas untuk Allah, tapi kemudian berubah halauan, ikut tenggelam dalam kancah pergulatan politik dan mengejar dunia yang fana. Hingga akhirnya tanpa sadar lenyaplah kewibawaan mereka, luluhlah kemuliaaan mereka hingga terbentuklah kubu-kubu yang berbeda, bertentangan dan bermusuhan. Syari’at Allah berubah menjadi permainan yang di lempar kesana kemari, tergantung kepentingan ambisi kehidupan, ambisi politik kekuasaan. Lalu terjadilah pergeseran nilai, yang tadinya seorang da’i menyeru ke jalan Allah maka jadilah ia da’i partai, da’i kepentingan keompok, da’i logika dan pemikirannya. Lenyaplah da’i sejati yang hanya menyeru ke jalan Allah. Masing-masing hanya menyeru pada pemikirannya, partainya. Kemana da’i illa Allah ? da’i  illa Allah telah lenyap, hilang, yang ada hanya da’i  partai, da’i  kepentingan kelompok, tidak ada da’i illa Allah. Inilah musibah yang menghantam ummat islam, musibah kaum muslimin.

·            Barangsiapa yang mempunyai samudera ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudera tersebut.

·            Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaaan didalam menyatunya dengan Rasulullah Saw. Sedangkan menyatunya seseorang dengan Rasulullah Saw merupakan permulaan untuk fana’ pada Allah (lupa selain Allah).

·            Barangsiapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.

·            Bila benar keluarnya seseorang (didalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.

·            Salahsatu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah karena sedikitnya orang yang menangis ditengah malam.

·            Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.

·            Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu, maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada Khaliq (Pencipta).Dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada sang Khaliq.

·            Semua persahabatan yang terbina dimuka bumi ini akan menjadi permusuhan di hari akherat, kecuali persahabatan yang dibina dengan ketakwaan.

·            Sebarkan dakwah dengan hati yang tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali riya dalam berdakwah. Jangan mencari kebenaran, pangkat, dan pujian dari makhluk, tetapi carilah kebenaran, pangkat dan pujian dari Yang Maha Pencipta, Allah  Azza wa Jalla.

·            Barangsiapa membaca Burdah al-Madih (bacaan pujian) dan setelah setiap baitnya dia membaca : maulaya shalli wa salim daa iman Abadan ‘ala habiibika khairil khalqi kullihimi (Ya Tuhan, limpahkanlah shalawat dan salam selalu dan selamanya kepada kekasih-Mu lagi sebaik-baik makhluk), maka akan banyak mimpi bertemu Nabi Saw. 

     Jika hati dan mata kalian menangis saat mendengar atau menyebut nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam, maka bergembiralah karena hati kalian telah diisi bahkan dipenuhi dgn habbah kepadanya.

      Mata yang memandang rendah terhadap orang lain adalah mata yang tidak layak untuk memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam.

__________________

(2) HABIB UMAR ROFIQ bin ALI bin HAMID:


·            Tidak ada dosa yang lebih besar selain daripada orang tua yang membiarkan anaknya bodoh dalam beragama.

·            Santri bila ditulis arab menjadi syin, nun, ta, ra, ya, mempunyai makna: pertama, sin (s) = salik ilal akhirah. Orang yang berjalan menuju akhirat, artinya semua aktifitasnya berorientasi ridho Allah dan kebahagiaaan akhirat. Kedua, nun (n) = na’ib ‘anil ‘ulama. Mengganti para ulama, artinya santri harus siap mengganti para ulama yang shaleh yang dicintai Allah. Ketiga, ta (t) = ta ‘ibu minal ma’ashi. Selalu bertaubat dari semua maksiat dan memperbaiki diri. Keempat, ra (r) = raaghib fil khairat. Senang berbuat baik. dan kelima, ya (i) = ridha Allah ta’ala wa sa’adati fid dunya wal akhirah. Selalu mengharap ridha Allah ta’ala dan kebahagiaan dunia dan akherat.

_________________

(3) HABIB  UMAR  bin  AHMAD  ABDULLAH  AL-HAMID :

·           
       Saat sekarang ini kita membutuhkan banyak umar bin khattab baru, yang dulunya memusuhi Islam dan memebenci Islam, lalu berubah menjadi pembela dan pahlawan Islam yang tiada tandingannya. Tentu hal itu bisa kita capai kalau Islam tampil sesuai dengan fitrahnya sebagai agama rahmah, agama yang penuh kedamaian, menyejukkan dan menjadi solusi bagi setiap persoalan, bukan sebagai pemicu masalah.

·            Dengan perasaan takut kepada Allah terhadap dosa-dosa yang pernah dilaakukan, akan muncul ketaqwaan. Inilah rahasia tobat. Jadi, terkabul atau tidaknya adalah misteri, agar manusia selalu berharap dan takut kepada Allah akan dosa-dosa yang pernah mereka lakaukan.

·            Sesungguhnya besar kecilnya pahala itu juga menurut besar kecilnya bala. Apabila Allah cinta pada suatu kaum, diberilah kaum itu bala atau musibah. Mereka yang ridha akan mendapat ridha Allah, dan yang murka akan mendapat murka Allah.

·            Dan tentang hukuman, ada yang dihukum di dunia, tapi diselamatkan di akaherat. Seperti orang dicuci, ada yang bersih total tapi ada juga yang tidak.

·            Allah Swt tidak akan menurunkan penyakit kalau tidak ada obatnya. Kalau tidak ada obatnya, berarti nukan penyakit namanya, tapi azab. Namun bisa saja berubah menjadi rahmat bagi dia, karena suatu unsur itu bisa jadi musibah tapi bisa pula jadi rahmat. Jadi, ibarat air dan api. Api dan air bisa jadi musibah, tapi bisa juga jadi rahmat. Rahmat dan azab itu adalah satu unsur. Dan orang yang diberi penyakit, penyakit itu bisa jadi rahmat baginya sebagai penghapus dosa-dosanya.

·            Kalau berbicara hakikat, kita akan berlapang dada, dan tidak emosional. Apakah orang itu malas, tidak mau berusaha atau tidak bekerja. Tapi kalau berbicara syari’at kita harus menegur mereka ini. Karena tanggungjawab  amar ma’ruf nahi munkar. Kemungkaran yang ada di depan mata tentu harus kita perbaiki.

·            Banyak jalan menuju Allah. Dan kita diperintahkan untuk mencari cara atau jalan menuju Allah itu.

·            Dakwah yang baik ialah yang mengutamakan mahabbah, kecintaan.

       Disaat kita melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Nabi SAW, maka kita dihitung bershalawat, Rasulullah suka baju putih, kita pakai baju putih, Rasulullah berjenggot, kita memelihara jenggot, kita memakai sandal dialawi kaki kanan seperti Nabi Inilah yang disebut amal haliyah (perbuatan). Jika amal qauliyah (perkataan) kita ada berhentinya.
___________________

(4) HABIB  UMAR bin ABDURRAHMAN bin AHMAD ASSEGAF:

·            Ilmu agama yang Allah wajibkan kita tuntut adalah ilmu syari’at, ilmu tauhid membuat aqidah kita benar, ilmu fiqih membuat ibadah kita benar, dan ilmu tasawuf menjadikan hati kita benar dan bersih.

·            Pergunakanlah waktu-waktu kita untuk selalu berdzikir kepada Allah. Karena setiap manusia yang meninggalkan dunia pasti akan menyesal. Sebagaimana sabda nabi SAW, “Setiap anak adam yang meninggal dunia pasti akan menyesal terhadap apa yang diperbuatnya. Yang shaleh menyesal karena kurang kebaikan-kebaikan yang ia lakukan selama didunia. Dan yang durhaka menyesal karena tidak ada amal kebajikan yang dijadikan bekal untuk akhiratnya”. Dan majelis dzikir yang paling utama, menurut para ulama, adalah majelis dzikir yang mengajarkan bagaimana kitabenar dalam beribadah kepada Allah SWT.
___________________

(5) HABIB  UMAR  bin  MUHSIN  bin  UMAR  ALATTAS :

·            Ibu yang terdidik dengan ilmu agama itu akan menjadi madrasah bagi anak-anaknya, baahkan juga bagi suaminya.
_________________

(6)  SYARIF  UTSMAN  bin  MUHAMMAD  bin  YAHYA  :

·            Sebagai manusia kita harus arif. Jangan sampai semua bencana dengan serta merta langsung dianggap hukuman Allah; yang terpenting ummat Islam selalu menjaga stabilitas iman, agar ketika sebuah bencana  menimpa ia bisa husnul khatimah jika meninggal atau bisa sabar dan tawakkal jika bertahan hidup.

·            Dalam memandang  kemunkaran, misalnya, konsep Islam kan falyughayyir, ubahlah, bukannya falyuzil, lenyapkanlah. Jadi, yang diupayakan lebih dulu itu mengubah sesuatu yang mudharat menjadi bermanfaat.

·            Minuman kerasnya memang harus dilenyapkan sampai keakar-akarnya, tapi botol dan peralatan pabriknya kan bisa disucikan dan manfaatkan untuk sesuatu yang halalan thayyibah. Justru penghancuran itu menjadi dosa, karena tabdzir (mubadzir).

·            Berhati-hatilah kalian, nanti setelah wafatku, pasti akan banyak lagi fitnah dan penyimpangan dalam agama, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi bahwa nanti diakhir zaman akan timbul segala macam fitnah semakin akhir semakin berlebih-lebihan. Nanti akan keluar baayak dajjal selain  dari dajjal yang matanya juling. Mereka akan membuat islam menjadi rusak, menghalalkan barang yang haram dan mengharamkan barang yang halal. Maka jika kamu mendapati mereka, janganlah sekali-kali kamu menghampirinya, dan janganlah sekali-kali kalian mendengar segala perkataan dan bujuk rayu mereka. Karena mereka saangat pandai membuat orang menjadi hancur. Jangan kamu hiraukan mereka. Jauhi mereka !
_______________

(7)  HABIB  UMAR  bin  HAMID  bin ABDUL HADI AL JAILANI :

·            Kita diharapkan mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan cara muhasabah. Lebih utama lagi, kalau kita merasa bersalah cepat-cepat melakukan tobat. Sebab kita tidak tahu berapa usia kita, bisa saja Allah mencabut nyawa kita usai pulang dari acara rauhah ini.

·            Kemuliaan seseorang tidak terletak pada garis keturunannya, tapi bagaimana ketaqwaannya kepada Allah SWT. Menjadi keturunan orang mulia bukan lantas ia menjadi mulia di mata Allah SWT. Ia harus meretas jalannya sendiri menuju Allah, dan ia pun harus menjaga kehormatan keluarganya.

·            Coba bayangkan, bila kita diminta untuk menceritakan kembali keadaan kita waktu di rahimibu. Apakah bisa? Begitu juga bila kita diminta untuk menerangkan bagaimana keadaan kita sesudah mati nanti. Pemikiran kita tidak akan menjangkaunya. Tapi kita harus yakin, seperti keyakinan orang-orang shaleh kepada ajaran Rasulullah yang mengatakan bahwa kehidupan akhirat itu lebih luas, lebih indah, dan lebih baik dari kehidupan dunia.

·            Ibadah puasa itu tujuannya semata-mata untuk mencapai derajat taqwa. Jadi puasa bukan diamalkan untuk tujuan lain, meski manfaat lain puasa sangat banyak, dan itu menjadi nikmat tambahan bagi kaum muslimin.
___________________

(8) HABIB  UBAIDILLAH  AL KAFF  :

 

·         Seseorang tidak bisa sampai ketingkat makrifat tanpa memahami dengan benar hukum-hukum syari’at yang terkandung dalam cabang ilmu fiqih. Karena, mencapai kedekatan dengan Allah harus dilakukan dengan ibadah yang benar.

 

·         Kalau seseorang mengerti dengan baik masalah fiqih, ia dapat lebih cepat dekat dengan Allah, merasakan kenikmatan dalam beribadah.

 

·         Akhlaq bak payung yang memayungi diri dari hal-hal negatif. Sebagaimana payung yang kita gunakan agar terhindar dari teriknya matahari dan air hujan seperti itu pentingnya akhlak sebagai payung kehidupan ini.

 

·         Jangan kau coba membuka sesuatu yang kamu tidak tahu sebab terkuncinya, dan jangan kau coba menutup sesuatu yang kau tidak mengerti sebab terbukanya.

__________________

(9) HABIB  UMAR SHIHAB  :
     (Prof. Dr. Habib Umar bin Abdurrahman Shihab)

      
       Kita ingin menjadikan  syari’at Islam ini sebagai solusi untuk mengatasi persoalan bangsa (bersifat substansial), bukan mengharapkan syari’at islam secara utuh dilaksanakan oleh seluruh bangsa (bukan formal).


·           Dulu, murid-murid begitu patuh kepada guru karena pelajaran akhlak saangat diresapi, sekarang sebaliknya, guru yang takut kepada murid, mungkin karena pengaruh orang tuanya yang pejabat atau kaya raya. Dulu kalau murid dimarahi guru, orang tua akan ikut memarahi guru, orang tua akan mencari guru itu, untuk memarahinya. Jadi nilai akhlaq sudah luntur.

 ·      Cinta yang paling utama haruslah kepada Allah SWT, setelah itu kepada Rasulullah SAW. Kepada Allah SWT haruslah cinta, bukan takut,  karena yang harus kita takuti itu adzab Allah. Orang yang cinta kepada Allah itu ditandai dengan rindu kepada-Nya, selalu menyebut nama-Nya, dan ingin sekali berjunmpa dengan-Nya. Itulah tujuan akhir seorang beriman.

Kaum liberal, yang mengaku beragama Islam tapi pikiran mereka sesat dan menyesatkan. Kaum liberal ini menafsirkan kitab suci al-Qur’an sesuai dengan nafsu mereka, mereka mengakal-akali al-Qur’an. Dan ini adalah kebodohan. Mereka menafsirkan al-Qur’an tanpa ilmu. Ada yang mereka sebut tidak sesuai dengan zaman, ada yang perlu diperbaharui dalam al-Qur’an, seolah-olah mereka lebih pintar dari Allah SWT.

·            Apabila seseorang meninggal, hanya 3 (tiga) yang bisa menolong, yaitu anak shaleh yang mendo’akan, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariah. Anak shaleh yang mendoakan, menurut saya, adalah generasi Islam sesudahnya, jadi bukan anak dalam arti biologis. Alasannya kalau orang tersebut tidak punya anak bagaimana ? Baanyak ualama sependapat tidak adil dong bagi orang yang tidak punya anak ? Itulah keluwesan bahasa arab, sehingga ada interpretasi bahwa anak saudara saya adalah anak saya juga. Bisa diambil kesimpulan “anak” adalah generasi berikutnya. Jadi, kita boleh mendo’akan orang lain.
_______________

(10)      HABIB UMAR IBRAHIM bin IBRAHIM bin  HUSEIN  ASSEGAF :



·            Tasawuf semestinya mengajarkan kepada kita bagaaimana mengamalkan ajaran fiqih benar-benar dengan hati bersih. Jadi saya bingung juga kalau mendengar orang belajar tasawuf itu lebih menekankan keshalehan spiritual sementara keshalehan sosialnya lemah, seolah terdapat semacam dikotomi.

·            Kalau kita baik kepada Allah  demikian pula dengan manusia. Kalau Allah Maha Pemurah, mestinya kita juga punya semangat memberi.

·            Ketika orang tua menyuruh anaknya lalu memberi imbalan berupa uang atau barang, si anak kecil akan beranggapan bahwa birrul walidain, berbakti kepada orang tua, itu ada imbalannya. Ini saangat berbahaya. Karena terhadap orang tua yang melahirkannya saja si anak penuh perhitungan, apalagi terhadap masyaraat, yang notabene tidak pernah melahirkannya. Lama kelamaan alam bawah sadar si anak akan terbiasa mengharapkan imbalan untuk setiap jasa yang diberikannya, mulai dari 100 rupiah, seribu dan seterusnya. Dan akhirnya, budaya ini akan terbawa sampai ia dewasa dan menduduki jabatan publik. Semua hubungan harus dinilai dengan materi dan uang. Ini sudah masuk kategori hubbud dunya, materialisme, sangat bertentangan dengan  nilai-nilai sufistis.
_____________________

(11)      HABIB UMAR ABDUL AZIZ bin ABDURRAHMAN  SHAHAB:

·            Tidak ada jalan untuk mengenal Allah, kecuali dengan mengenal Rasulullah Saw dan untuk mengenal Rasul, kita harus mengetahui kehidupan para salaf shalihin (ulama terdahulu) sebagai pewaris nabi. Untuk mengenal para salaf, kita telah mewarisi beberapa kitab yang sarat dengan ilmu dan keberkahan.

·            Betapa beruntungnya orang-orang yang telah mendapatkan mahabbah dari Allah SWT, karena orang-orang yang mendapatkan kecintaan dari Allah juga akan mendapatkan kecintaan dari makhluk Allah lainnya.
________________

(12)      HABIB  UTSMAN  bin  ABDULLAH  bin  AQIL  bin UMAR  bin  YAHYA  AL ALAWY  AL HUSAINI (Mufti Batavia abad ke-19) :


·            Allah swt menjadikan manusia lebih mulia daripada binatang dengan lima hal. Pertama, rupanya dan anggotanya lebih bagus dan pantas daripada binatang. Kedua, makanannya yang lebih bagus dan lebih enak daripada makanan binatang. Ketiga, menggunakan dua tangan, yang tidak terdapat pada tangan binatang. Keempat, mempunyai rasa malu sehingga manusia bisa membersihkan diri dari segala sesuatu yang keji dan yang tidak baik. Kelima, mempunyai akal kepandaian, itulah yang paling besar. Dengan kepandaian membuat manusia dapat memenangkan dan menaklukkan binatang walaupun binatang tersebut lebih kuat daripada manusia.

·            Demikian pula keluarga Nabi yang patut kita turuti, ialah mereka yang masih mengikuti perjalanan asal usul keturunan mereka yang masih mengikuti syari’at agama Islam.
Maka jika sekiranya terdapat daripada keluarga yang jahil, yang tidak lagi mau mengikuti perjalanan asal usul keturunan mereka, atau menyalahi ajaran syari’at agama islam, maka tidak harus kita turuti kelakukannya itu, bahkan kita wajib memberi peringatan kepada mereka dengan cara yang bijaksana bukan dengan cara kekerasan atau bermusuhan kepada mereka agar mereka sadar dan menuruti jalan syari’at agama islam sebagaimana mestinya, yang diajarkan oleh Nabi Saw.

·            Maka jikalau ia tidak mengetahui akan ilmu-ilmu tersebut itu, hendaklah ia berguru kemudian mengajar ia akan mereka itu. Dan jikalau ia tiada berguru hendakalah ia bertanya kepada orang alim, dan mengajarkan ia akan mereka itu. Dan jikalau tiada mau bertanyaklan kepada orang yang alim, hendaklah ia menyuruhkan pergi berguru atas yang demikian itu.
____________

(13)   HABIB  UMAR  bin  MUHAMMAD  bin  HUSEIN  ALHAMID :

·            Sekarang ekonomi sedang susah. Orang susah mencari nafkah, lapangan pekerjaan sulit. Kalau tidak sabar, hal ini akan membuat iman seseorang menipis. Kadal faqru an  takuna kufran (kefakiran bisa menuju kekafiran).

·            Sudah saatnya, titik-titik dakwah diberdayakan tidak saja dalam kerangka membangun moral, tapi juga menyentuh ekonomi ummat. Kalau  2 tujuan itu terwujud, saya rasa bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar, terhormat, makmur dan beradab, sehingga baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat terwujud.
________________

(14)      HABIB  UMAR  bin  UTSMAN  BANAHSAN  :

·            Mau ke langit juga boleh, asal jangan nggak sembahyang (shalat).

·            Haqqullahi an yu’bad  wa haqqul ‘ibadi an yurzaq ( hak Allah untuk disembah dan hak hamba Allah untuk diberi rezeki).
Selama kita beribadah, Insya Allah, rezeki dari Allah tidak sulit untuk diperoleh.
__________________

(15) HABIB  USMAN bin MUHAMMAD BARAKWAN :


·            Orang yang bertanya atau membantah dikarenakan perasaan hasud dan emosi, orang yang sedemikian tidak perlu ditanggapi, sebaba sefasih apapun atau sejelas apapun jawaban kita, itu hanya akan menambah rasa hasud dan emosinya. Maka cara terbaik menghadapinya adalah dengan tidak menanggapinya.

·            Orang bodoh adalah orang yang baru belajar sedikit ilmu, kemudian ia mulai merasa paling pintar dan membantah setiap perkataan ulama besar yang telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk ilmu.

·            Orang yang kebodohannya dapat diobati yaitu orang yang bertanya dengan niat mencari petunjuk dan memiliki pemahaman yang baik. Ia tidak dikuasai perasaan hasud dan emosi, tidak ingin terkenal dan tidak pula mencari kedudukan dan harta. Ia bertanya atau membantah bukan karena ingin mempersulit atau menguji. Orang sedemikian ini adalah pencari ilmu yang benar. Jika ia bertanya maka boleh bagi kita untuk menyibukkan diri dengan menjawab dan menjelaskannya, bahkan wajib bagi orang yang berilmu untuk menjawabnya.

__________________


(16) SYEKH UTSMAN al-ISHAQI al-HUSAINI:

·           Sebelum saya jadi murid saya adalah murad dan sebelum saya menjadi thalib saya adalah mathlub.

·           Tanpa wali-wali kita tida mungkin dapat mengabdi kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan benar. Maka banyak-banyaklah bertawasul kepada auliya. Insya Allah hati kita akan menjadi khusyu’

·           Tidak ada ibadah kepada Allah dimuka bumi ini yang lebih utama daripada mencintai wali-wali Allah.

·           Mencintai para wali termasuk ketaatan yang terbesar. Dan mereka yang menghadiri majelis manaqib adalah orang-orang yang cinta kepada mereka dan mencintai mereka adalah bukti akan adanya rasa cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala.
___________________

(17) HABIB UMAR bin ALI bin ABDUL QADIR ASSEGAF (Pontianak)  :


·           Kalau niat kita baik, insya Allah akan selalu diberi kemudahan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Dia yang memberi hidayah. Dia yang memberi keberkahan, dan Dia yang memberi makhraja atau solusi dalam suatu masalah.
__________________

(18) SAYYID UBAIDILLAH bin MUHSIN al-ATTHAS :


·            Allah Subhanahu wa ta’ala ketika menciptakan makhluk ini, memilih dari sekian banyak ciptaan-Nya untuk dimuliakan oleh Allah, maka dipilihkan dari kalangan para anbiya dan rasul. Dimana para nabi dan rasul ini diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, dan diberikan gelar ulul azmi. Dan dari nabi-nabi ulul azmi ini dipilih lagi seorang untuk diangkat ditinggikan derajatnya yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam. Karena beliau adalah Nabi pilihan  yang dipilih dari orang-orang yang terpilih oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Nggak ada yang lebih mulia dari beliau, tidak ada yang lebih agung, lebih tinggi kedudukan di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala daripada beliau. Bilamana kita mengetahui dari al-Qur’an, bahwasanya Allah ketika menciptakan Nabi Adam alaihi salam, Allah suruh para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam, maka malaikat saja yang sujud kepada nabi Adam alaihi salam. Akan tetapi bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, Allah Subhanahu wa ta’ala memulai dengan dzat-Nya, lalu para malaikat untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam. Lalu Allah mengajak kaum muslimin untuk berkongsi dengan Allah dan juga para malaikat untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam. Dari ayat mengenai hal tersebut, merupakan bentuk fi’il mudhari’, yang mempunyai makna bahwasanya bershalawat tersebut adalah berketerusan sampai hari kiamat.

________________

(19)      SAYYID  UMAR  bin  ALFARID  :

·            Andaikata terlintas  kilas dalam khatarku getaran hati didalam dada suatu kehendak yang lain daripada-Mu  ya Tuhan, disadari ataupun tidak, aduhai celakanya diri ini remuk hancur dilumpur murtad.
_________________

(20)      SAYYID  UMAR  AL MUHDHAR  bin  ABDURRAHMAN  AS SAQQAF :

·            Jangan membikin binatang penat dalam menimba air dari sumur. Misalnya, kalau hendak menimba air dari pagi hingga petang, gunakan 2 ekor keledai, dan jangan hanya seekor, sebab mempekerjakan keledai dari pagi hingga petang merupakan suatu kezaliman.
________________

(21)      HABIB  UMAR  AL  MUTHOHAR  :

·            Tugas dakwah untuk mencintai Allah Swt itu sama seperti tugas yang diemban oleh nabi Muhammad Saw.
___________________

(22)      HABIB  UMAR  bin  HUD  ALATTAS :


·            Terhadap orang yang menghormati orangtuanya, Allah akan mengangkat derajatnya itu setinggi-tingginya tanpa ia sadari. Sebaliknya, terhadap orang yang tidak taat kepada orang tuanya, Allah akan menjatuhkan derajatnya serendah-rendahnya.

·            Urusan masjid, minta sama Allah, jangan mintasama orang. Orang ngasih, terima. Tidak boleh menolak pemberian orang.

·            Menghidupkan dan membesarkan masjid dan madrasah, tidak hidup dari masjid dan madrasah, mengharapkan keuntungan di akhirat, yang kekal dan abadi.
_________________

(23)      HABIB  UMAR  bin  HUSEIN  bin  UMAR  ASSEGAF :

·            Ilmu kalau tidak ditularkan, bisa tidak barakah.

·            Mereka mendidik kita untuk tetap istiqamah dalam beribadah, mencintai sesama, tidak membeda-bedakan ummat, mengajak beramar ma’ruf dan melarang yang munkar. Dengan bergaul dekat bersama para kekasih Allah itu, Insya Allah kita dapat memperoleh barakah.


      Dengan bergaul dekat dengan para kekasih Allah, insya Allah kita dapat memperoleh berkah.
        
       Suatu ilmu, kalau tiada ditularkan, bisa tidak barokah.
__________________

(24)      HABIB  UBAIDILLAH  bin  IDRUS  bin  ABUBAKAR  AL HABSYI  :


·            Dakwah itu bukan saja ceramah, tapi diikuti dengan akhlaq. Ada kemampuan bersosialisasi dan kemampuan persuasi, begitu juga kemampuan membangun jaringan dengan bersilaturrahim ke tokoh-tokoh masyarakat. Jadi, dakwah itu lebih luas.

·            Kita perlu merekrut putra daerah sebagai kader dakwah, karena kalau mereka yang menyampaikan biasanya cepat diterima.

·            Nikmat Islam adalah nikmat teragung dan termulia yang kita miliki, karena nikmat Islam adalah satu-satunya nikmat yang kita nikmati tidak hanya didunia tapi juga diakhirat, dan Allah telah menyatakan bahwasanya kemuliaan adalah milik Allah dan Nabi-Nya (Nabi Muhammad) dan orang-orang yang  beriman, akan tetapi orang-orang munafiq tidak mengetahuinya (QS. AL-Munafiquun ayat 8).

·           Kita seharusnya bersyukur kehadhirat AllahSWT karena kita diwajibkan melaksanakan shalat lima waktu. Kalau tidak shalat, kapan kita akan ingat kepada Allah? Kapankita akan menyebut nama-Nya? Kapan kita mengucapkan takbir Allahu Akbar?


        Barangsiapa makan makanan yang halal, maka anggota tubuhnya akan ta’at kepada Allah. Dan barangsiapa makan makanan yang haram, maka semua anggota tubuhnya akan bermaksiat kepada Allah.
_________________

(25)      HABIB  UMAR  bin  SHOLEH  AL HAMID  

·            Yang harus kita takuti sebagai orang yang beriman  yaitu apabila kita meninggal masih penuh lumpur dosa yang belum sepenuhnya bersih karena minimnya ibadah atau menunda-nunda tobat kepada Allah Swt.

·            Dengan bertambahnya tahun berarti bertambah umur kita yang secara otomatis makin berkurang jatah umur yang diberikan Allah kepada kita. Artinya, semakin dekat waktu kita untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita dimuka bumi ini. Dan kita tahu bahwa tidak ada seorangpun yang kekal hidup didunia ini.

·            Yang dikatakan orang yang beriman adalah orang-orang yang disegala aspek kehidupan dan keadaannya bernilai ibadah.

·            Sebuah ketergelinciran bagi kita manakala nikmat umur, waktu atau usia tidak dibarengi dengan ketaatan kepada Allah.

·            Waktu laksana air yang mengalir ke hilir yang takkan pernah kembali ke hulu. Kadang ia membangkitkan semangat, namun tak jarang orang terlena, takmenyadari kehadiran waktu serta melupakan nilainya. Maka jika kita telah mengetahui bahwakematian pasti akan datang “menemui” kita, sehatusnya kita tidaktakut untuk “menjemput” kematian tersebut. Karena kita takut ataupun tidak, pasti akan berjumpa dengan kematian.
_________________

(26)      HABIB  UMAR  bin  ABDURRAHMAN  AL  ATTAS


·            Majelis taklim atau majelis ilmu adalah media pembelajaran bagi kita untuk mengasah dan memperkaya pengetahuan kita tentang islam. Modal kita untuk bisa menjadi ummat yang bertakwa adalah ilmu yang kita dapat, salah satunya melalui majelis ilmu atau majelis taklim.

·            Aku adalah seorang musafir yang sering bepergian (untuk berdakwah) dan tidak pernah menetap disebuah tempat. Karena itu shalat jum’at tidak pernah menjadi sebuah kewajiban yang harus aku kerjakan.

·            I’mal ulaid bunayya (perbanyaklah keturunan = amal shaleh) (Naehat kepada Syaikh Abdullah Ba Maka)
_________________

(27)      HABIB UMAR bin AHMAD bin UMAR bin SHAHAB :

·            Saya mengajar berangkatnya dari rumah dan mengajar juga di rumah, bukan di rumah sakit. Rumah sakit tidak bisa memperpanjang umur saya.
_________________

(28)      HABIB UMAR bin THAHA bin YAHYA :

·            Teruskanlah khidmatmu pada kitab-kitab peninggalan para salaf itu. Dengan kesungguhan khidmat dirimu dan keberkahan kitab-kitab salaf itu, suatu saat nanti ilmu yang ada dalam kitab-kitab itu akan masuk ke dalam hatimu.
_________________

(29)      HABIB UTSMAN bin HUSEIN bin UTSMAN bin ABDURRAHMAN al-IDRUS :


·            Agama Islam adalah agama yang haq (benar), pembawa damai dan selamat. Agama Islam ddiperuntukkan bagi manusia hidup, yang hidup akal pikirannya, perasaannya, kemauannya dan tujuan hidupnya. Dengan agama manusia berbeda dengan binatang, dengan agama manusia menjadi makhluk yang mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya.

·            Kesempurnaan ilmu seseorang baru berarti apabila disertai agama. Tujuan agama adalah kebenaran dan sasaran ilmu juga kebenaran. Keduanya menuju kebenaran mutlak. Oleh karena itu, ilmu tidak boleh bertentangan dengan agama. Ilmu untuk mengetahui dan agama untuk merasakan, menghayati dan mengamalkannya. Ilmu itu bendanya dan agama adalah jiwanya.

_______________

(30)      HABIB UTSMAN bin UBAYDILLAH bin YAHYA:


·            Rasulullah mewajibkan setiap ummatnya untuk menuntut ilmu. Ilmuini sangat penting untuk mengetahui manayang haq dan bathil, mana yang halal dan haram. Kitaharus punya keinginan untuk mencari ilmu, untuk mencari ridha, untuk bekaldiakhirat. Karena itu, hadirilah majelis taklim di daerah masing-masing.
_________________

(31)     HABIB UMAR SYARIF bin ABDILLAH ASSEGAF :



·            Tidak ada pemisahan urusan agama dengan Negara. Hari ini, kita bukan politisasi agama, tetapi agamaisasi politik.

·            Berpolitiklah dengan dasar syari’ah.

__________________

(32) HABIB UMAR bin ZEIN bin IBRAHIM bin SMITH:



·           Sebagaimana orang-orang sebelum kamu, merekapun bersaing untuk mendapatkan dunia, dan dunia inipun sudah menghancurkan mereka dan akan menghancurkan kamu juga jika kamu mempunyai sikap yang sama seperti mereka.

 

·           Kita datang dari rumah tidak lain karena sebab kerinduan kita kepada Rasulullah, karena sebab al-Farah (kegembiraan) kita memperingati kelahiran manusia yang agung, mulia, kekasih Allah, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kegembiraan terhadap kelahiran beliau sebagai penghormatan kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, karena kita tidak bisa meninggalkan Rasulullah. Di dalam shalat kita harus menyebut nama Rasulullah, didalam adzan ada nama Rasulullah, dan do’a apabila tidak dengan shalawat kepada Rasulullah (maka) Allah tidak akan menerima do’a kita. Begitu mulia kehadiran kita dimajelis mulia ini karena kita sedang al-Farah atau bergembira dengan kelahiran Rasulullah.

 

·           Kita bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu ada dalilnya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya : “Katakanlah dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka begembira. Karunia Allah dan Rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus : 58). Sehingga para ahli tafsir mengatakan bahwa paling mulianya rahmat dan paling utamanya karunia yang ada dimuka bumi ini ialah wiladatunnabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, lahirnya Rasulullah, dan kegembiraan itu lebih baik dari dunia dan seisinya karena beliau itu rahmatan lil ‘alamin, dan beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan cahaya, cahaya dari sebagian cahaya Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menjelaskan” (QS. Al-Maidah : 15)

 

·           Ketika kita didalam majelis, jangan hanya jasad kita yang hadir, usahakan hati dan fikiran kita juga hadir. Bayangkan seolah-olah Rasulullah berada dihadapan kita. Itulah yang menambah keberkahan kita dalam menghadiri majelis.

 

·           Dan juga janagan hanya sekedar hadir dalam majelis, namun bawa kerumah kita ittiba’ (mengikut) kepada nabi. Dan jangan hanya sekedar di lisan saja kita mengucapkan cinta kepada Rasulullah tapi tidak disertai dengan kita mengikuti sunnah dan akhlaq rasul, karena jika hanya sebatas lisan tidak berarti disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

__________________

(33)      HABIB UMAR bin AHMAD bin SMITH

·             
       Barangsiapa terus menerus membaca sya’ir al-Burdah dan al-Mudhariyah, maka dia akan mimpi bertemu Nabi Saw. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad dan keluarga serta sahabatnya.
______________

(34) HABIB UMAR bin IDRUS al-KHIRD :



·            Kita pasti dsapat merasakan bagaimana sakitnya, bagaimana pedihnya jika kita dibenci oleh orang yang kita senangi, apalagi dibenci oleh orang yang mempunyai pengaruh besar dalam hidup kita. Kita bisa membayangkan bagaimana jika yang membenci kita adalah pencipta kita, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kalau Allah sudah benci kepada hamba, ini adalah tanda bahwa hamba tersebut jauh dari rahamat-Nya dan hidayah Allah subhanahu wa ta’ala. Siapakah hamba yang dimurkai dan dibenci oleh Allah? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: hal yang dibenci dari lelaki/ perempuan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala adalah mereka yang senang bermusuhan, bertikai, cyang senang berselisih, ataupun sulit untuk memaafkan saudaranya. Dari hadits tersebut kita dapat mengambil pelajaran, bahwa tidak ada baiknya orang yang saling bermusuhan, bahkan jauh dari rahamat Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang sulit untuk memaafkan saudaranya. Imam syafi’i  berkata : “Barangsiapa orang yang dimintai maaf tapi ia tidak memaafkan saudaranya, ini hakikatnya ia bukan manusia, tetapi ia hakikatnya syetan karena itulah ia dibenci”.




(1                (35)  SAYYID UMAR bin ABDURRAAHMAN ASSEGAF BAHLEGA :



·         Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersdabda : “Beruntung orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Dan lebih beruntung lagi orang yang tidak pernah melihatku tetapi beriman kepadaku”. Suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam lewat suatu pekuburan, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam tiba-tiba menangis. Kata sahabat, kenapa engkau menangis wahai Rasulullah ? Jawab baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam : Aku rindu kepada pecinta-pecintaku, kepada kekasih—ekasihku. Kemudian Rasulullah mengatakan : bukanlah kamu-kamu ini sahabat dan kekasih-kekasihku, bukan kalian ini, tetapi kekasih-kekasihku adalah yang datang setelahku dan mereka beriman kepadaku, itulah kekasih-kekasihku. Jadi Nabi sudah rindu sekali kepada ummatnya semenjak dulu, kepada ummatnya diakhir zaman yang tidak pernah bertemu dengan  mereka tetapi Nabi sangat rindu kepada mereka. Jadi sudahkah kita juga rindu, lalu adakah kita juga menangis merindukan beliau. Kalau tidak, berarti kecintaan kita selama ini masih “tong kosong nyaring bunyinya”.

·         Allah subhanahu wa ta’.ala berfirman : “wa tilkal ayyamu nudawilluha bainannaas” (dan waktu itu Kami pergilirkan diantara manusia). Jadi regenerasi itu akan selalu ada, manusia tidak akan kekal selama-lamanya di atas bumi. Senantiasalah selalu konsisten, istiqamah dalam membaca al-Qur’an setiap hari, jangan pernah luput dari membaca al-Qur’an, karena akan rugi berapapun harta yang kita miliki kalau kita tidak membaca al-Qur’an, terlebih kalau kita tidak mengamalkan maka murka Allah subhanahu wa ta’ala akan senantiasa selalu menyertai kita. Tapi jika kita selalu membaca al-Qur’an dan mengamalkannya, maka Insya Allah, walaupun uang atau harta kita tidak miliki, tetapi redha-Nya Allah, kesejahteraan kebahagiaan dunia dan akhirat Insya Allah dalam senantiasa menyertai kita.

·         Tidak ada satupun diatas muka bumi ini yang selalu dalam keadaan mulia, para ulama yang mulia, dulunya juga hina, yaitu sewaktu menuntut ilmu. “Siapa orang yang tidak merasa kehinaan dalam menuntut ilmu, maka akan merasa kehinaan dalam kebodohan sepanjang hidupnya”. Pasti ada saat dibawah baru ke atas, yang tidak enak tu dari atas turun ke bawah (derajatnya). Tetapi tetap tidak ada istilahnya dari lahir sampai mati, hidup diatas terus, tidak ada. Pasti dia pernah merasakan walau Cuma sebentar daripada kehinaan hidup diatas permukaan bumi ini. Yaitu untuk menyakinkan kita bahwa kita ini selalu butuh kepada Allah yang Maha Kaya, Maha Terpuji, oleh karena itu harus banyak sujud dan mendekatkan diri kepada Allah.


(2)                              (36) HABIB USMAN bin FAHMI al-KAFF :



·         Didiklah anak-anak kamu untuk selalu rindu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, dan ajari mereka agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menjadi idola dan teladan mereka.


(3)                            (37) SYAIKH DR. USAMAH SAYYID  al-AZHARI :



·         Know that every breath tou take is like your footsteps, if you do not move to the path of Allah, then you will be left behind from the group of people.
(ketahuilah bahwa setiap nafasmu adalah seperti langkah kakimu. Jika tidak kamu langkahkan kejalan Allah, maka dirimu akan tertinggal dari rombongan orang-orang shaleh)

·         Among the cases produced by a healthy character is the love  of the motherland and giving loyalty and loyalty to him.
(diantara perkara yang dihasilkan oleh tabi’at yang sehat adalah cinta kepada tanah air serta memberikan loyalitas dan kesetiaaan padanya)

·         We need to know the difference between a case that has absolutely no relationship with the shari’a and a case that has s basis in shari’a. Lots of cases do have a basis from the shari’a in the form of general arguments and muslim apply them is some new circumstances. It is not a heresy at all, it has a strong foundation from the shari’a, including in general arguments, and is produced by a valid process.
(Kita perlu mengetahui perbedaan antara suatu perkara yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan syari’at dan perkara yang memiliki landasan dalam syari’at. Banyak sekali perkara yang memang memiliki landasan dari syari’at yang berupa dalil-dalil umum dan ummat muslim menerapkannya dibeberapa keadaan yang baru. Hal itu sama sekali bukanlah bid’ah, ia memiliki landasan yang kuat dari syari’at, termasuk kedalam dalil-dalil umum, dan dihasilkan dengan proses qiyas yang shahih. 
 (So who does not know about general and special chapters and the chapters in fiqh proposal, then he is unable to distinguish whether this case has its foundation from the shari’a or not. If it does not have a foundation at all, then that is clearly a case of bid’ah. But if there is a foundation then it is not a heresy. That is not prohibited by the shari’a  because the prohibited thing is to hold a case which has absolutely no basis from the shari’a.
(Maka siapa yang tidak mengetahui tentang bab umum dan khusus dan bab qiyas dalam usul fiqh, maka ia tidak mampu untuk membedakan apakah perkara ini memiliki landasannya dari syari’at atau tidak. Jika memang sama sekali tidak memiliki landasan, maka itu jelas adalah sebuah perkara bid’ah. Namun, jika ada landasannya maka itu bukanlah bid’ah. Hal itu tidak dilarang oleh syari’at karena hal yang dilarang adalah mengadakan sebuah perkara yang sama sekali tidak memiliki landasan dari syari’at)

·         How can you distinguish between cases which have land and those from the shari’a and those that do not have a foundation ? Yes by understanding the science at jurisprudence if the case can be discussed with a valid process, then it is included in the shari’a, if the case has a basis in the form of general arguments, then it is included in the shari’a. The case was not a case of bid’ah, although it was done in a new condition. Unless there is a new case in the community, then when we wxamine it turn out thast he has absolutely no basis from the shari’a either through class or looking for the propositions in general, then it is clearly not included in the shari’a.
(Bagaimana kamu bisa membedakan antara perkara yang memiliki landasan dari syari’at dan perkara yang tidak mempunyai landasannyaz? Ya dengan memahami ilmu usul fikih. Jika perkara itu bisa diqiyaskan dengan proses qiyas yang shahih, maka hal itu termasuk kedalam syari’at. Jika perkara itu memiliki landasan berupa dalil-dalil umum, maka hal itu termasuk kedalam syari’at. Perkara itu bukanlah perkara bid’ah, meski dilakukan dalam keadaan yang baru. Kecuali jika ada suatu perkara yang baru di masyarakat, lalu ketika kita periksa ternyata ia sama sekali tidak memiliki landasan dari syari’at   baik melalui qiyas ataupun mencari dalil-dalil umumnya, maka hal itu jelas tidak termasuk ke dalam syari’at. Hal itu adalah sebuah perkara bid’ah.)

That is a case of heresy the ignorance of some people about the science of jurisprudence makes it aasy for them to hand down verdicts on various kinds of cases which actually have a basis of shari’a, either in the form of valid class or general propositions. So, you should not be easily tricked by this problem, and you must continue to strive to enrich your knowledge with the right scientific foundation.  
(Ketidak tahuan sebagian kalangan akan ilmu usul fiqih menjadikan mereka dengan    mudah menjatuhkan vonis bid’ah terhadap berbagai macam perkara yang sejatinya memiliki landasan dari syari’at, baik berupa qiyas yang shahih ataupun dalil-dalil yang umum. Maka, kalian jangan mudah terpedaya dengan permasalahan ini, dan kalian harus terus berusaha untuk memperkaya pengetahuan kalian dengan fondasi keilmuan yang benar)


(38)       SYED UMAR MOKHTAR bin SYED MOHD REDZUAN :

 


 

 

·      Kita susah, kita diuji, kita senang lagi kita diuji. Tapi yang paling penting sebelum kita nak (hendak) orang, kita tolong family kita dulu, sebab majority (kebanyakkan) gelandngan di luar sana, sebab dia susah sebab adik beradik dia tak tolong. Jadi kita ada rezeki kita tolong adik beradik dulu.



(39)     HABIB UMAR bin ABDULLAH bin SHOLEH ASSEGAF (Bangil) :

  ·       Dalam berdakwah jangan pilih kasih, dan orang-orang yang “rusak” harus dirangkul jangan dipukul atau dihakimi apalagi dimusuhi.
 


(40)     UMAY SHAHAB
(Muhammad Arfiza Shahab bin Said Hanafi Shahab)



·       Aku lebih suka dipanggil seniman ketimbang seorang artis, karena seorang seniman bisa melakukan seni lain selain berakting.

 

(41)     KH. UZAIRON THOIFUR ABDILLAH
(KH. Uzairon Thoifur Abdillah bin Mahmud Kholid bin Kiai Siddiq bin Kiai Hasan Munawar bin Mbah Karyo bin Mbah Sonto Golo bin Jaksa magetan bin Raden Adipati Nerang Kusuma bin Raden Siddiq/ Pangeran Adipati Anom Kertakusuma bin Pangeran Agung Kertakusuma bin pangeran Wonotirta bin pangeran Jaya Sempurna bin Raden Arif/ Panembahan Kali bin Sayyid Hasyim/Sunan Drajat bin sayyid Ali Rahmatullah/ Sunan Ampel bin sayyid Ibrahim bin Sayyid Jamaluddin Husain bin sayyid Ahmad bin Abdillah Adzhomat Khan bin Abdul Malik bin Sayyid Alawi bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alawi bin Abdillah bin Ahmad Muhajir  bin Isa bin Muhammad bin Ali Uraidi bin ja’far Shiddiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah) . (Sumber Ustad Tantawi – ipar Kiai Uzairon)


·       Hamba Allah yang paling bahagia dimuka bumi adalah hamba Allah yang baik sangka kepada Allah dan baik sangka kepada makhluk Allah.

·       Walaupun kamu hebatnya itu bagaimana, tapi bila dihatimu tidak ada mahabbah (cinta) kepada orang shaleh atau dihatimu ada kebencian kepada orang shaleh, kamu sepertinya berjuang, tapi hakikatnya kamu merobohkan ummat.

·       Kita jangan bercita-cita anak-anak kita jadi pejabat. Tapi bercita-citalah anak kita menjadi asbab hidayah untuk para pejabat. Seperti walisongo dahulu menjadi asbab hidayah untuk para raja-raja
 

(42) HABIB UMAR bin ISMAIL bin YAHYA (abah Umar)

 

·       Syahadat tauhid anjingena # syahadat rasul lakonana

·       Ngaji syahadat ojo telat # yen wis waktu gage mangkat

·       Ngaji syahadat kudu sabar lan tawakkal # lan nerima syukurane aja gagal

·       Ngaji syahadat kudu sabar lan tafakkur # supaya cangkem ati dadi akur

·       Ayo batur di rubah kita pikiri # eling Allah kang akeh muji dzikire

·       Saban dina karo Allah ora parek # saban dina  kang dipikir ya brekepek

 

 

 

(43) HABIB UMAR bin ABDURRAHMAN ASSEGAF BAHLEGA

 


 

·       Sebagaimana engkau membersihkan wajahmu agar indah dipandang orang, maka bersihkan pula hatimu agar indah dipandang Allah.

 

                    (44) HABIB UMAR bin ABDURRAHMAN al-JUFRI

 


    ·       Ada seorang ‘arifin, seorang yang shaleh di Madinah, beliau mengatakan : Demi Allah, kecintaan (seseorang) terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, rasa cinta yang ada kepada Nabi Muhaammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penyebab keselamatan seseorang, penyebab kebahagiaan seseorang, dan orang tersebut akan mendapat kebahagiaaan yang abadi di sisi Allah Subhanhu wa ta’ala.

 

        (45) HABIB UMAR bin ABDURRAHMAN NASWI ALBAAR

 


 

 

·       “Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya” (QS. Al-Ahzab : 56). Kenapa didalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menggunakan kata “telah bershalawat” atau “akan bershalawat” kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalllam. Karena apabila Allah menggunakan kata “telah” maka Allah tidak bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ayat tersebut diturunkannya, dan sekarang tidak bershalawat lagi kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika Allah menggunakan kata “akan” maka kita tidak mengetahui kapan Allah akan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi Allah menggunakan sedang bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, itu berarti, tandanya pada pertama kali ayat ini diturunkan bahkan sebelum diturunkan ayat tersebut, Allah sedang bershalawat kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam hingga sekarang.

 

·       Salah satu tanda dari orang-orang beriman adalah orang yang selalu bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidak sempurna iman seseorang jika tidak senantiasa bershalawat kepada Rasulullah. Kenapa kita harus bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam? Karena kita butuh kepada Rasulullah, kita butuh syafa’atnya. Rasulullah tidak butuh kepada shalawat kita, jangan beranggapan bahwa Rasulullah butuh dengan shalawat kita. Kenapa tidak butuh? Karena Rasulullah mendapatkan shalawat langsung dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan para malaikat. Bahkan jumlah malaikat tidak terhitung, lebih banyak dari jumlah jin dan manusia, dan semuanya itu bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

 

·       Bershalawat itu sebenarmya hukumnya wajib, tetapi kewajibannya gugur ketika kita sudah mengucapkannya didalam shalat lima waktu, tidak sah seseorang yang shalatnya jika tidak bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.


            (46) HABIB UMAR bin THAHA al-HABSYI

 


 

 

·       Anak-anak zaman sekarang pada tengil-tengil, gaya-gayanya uh udah nggak mau belajar fiqih, bukannya mau belajar tauhid uh. Hubungan uh gua mau ma’rifat, saya mau baca wirid, akhirnya tuh lu gila, gak ketemu sama Allah lu gila. Faham nggak.

Apa yang nte punya ? orang kalau sedang belajar tauhid. Tapi dia gak pernah didasari dengan guru-guru agama yang dia punya, atau tidak dibarengi dengan guru-guru agamanya. Kenapa? Karena tidak ada yang mampu untuk mendapatkan tauhidnya Allah Subhanahu wa ta’ala, atau menuju atau berjumpa dengan cahayanya Allah, kecuali Rasul dan Sandalnya Rasulullah. Malaikat jibrilpun tidak mampu menembus arasynya Allah Subhanahu wa ta’ala. Nabiyullah Isa as. Nabiyullah Musa as pun ketika dia pergi ke bukit thursina, dia ingin berjumpa dengan Allah Subhanahu wa ta’ala, nggak dapat diizinkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Tetapi anak zaman sekarang pada belagu amat belajar tauhid, pengin tahu siapa cahany Allah, yang ada lu gila goblok.

 

 

            (47) HABIB UMAR bin HUSEIN BAAGIL

 

 


·               Yang belajar-belajar disini lebih banyak bangsa jin daripada manusia.


     (48) SYED UMAR WARSI

 


 

    ·       You can’t rely solely on ypurself. I needed others to believe in me so that I could overcome my failures (Kamu tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Saya membutuhkan orang lain untuk percaya pada saya sehingga saya dapat mengatasi kegagalan saya)


             (49) HABIB USMAN bin AHMAD ALKAFF

 


·       Setinggi apapun jabatan, sebanyak apapun ilmu, harta ataupun titel (gelar) yang kamu miliki, (tetapi) kalau kamu tidak memiliki adab dan akhlak yang baik, maka kamu bukan siapa-siapa di dunia ini.

 

·       Segala sesuatu yang baik jika diniatkan untuk mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka hal tersebut aka berbuah pahala.

 

 

 

    (50) USMAN ALAYDRUS

 


·       Bagusnya akhlak dan perangai kita adalah setengah daripada agama, karena intisari dari agama adalah akhlaq.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar