(1) HABIB UMAR bin HAFIDZ
(Umar bin Muhammad bin salim
bin Syekh Abu Bakar bin Salim bin Hafidz ) :
·
Kalau kita
total pada jalan Allah, Allah yang akan mencukupkan kebutuhan kita.
·
Tanpa menahan hawa nafsu maka
manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia
terhadap Allah menurut kadar kebersihan jiwanya.
·
Jikalau sebuah
hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
·
Arti dakwah adalah
memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat
kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari
sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
·
Adanya musibah
memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita harus kembali kepada Allah. Kalau
kita sudah kembali kepada Allah, tidak ada sesuatupun yang membahayakan kita.
·
Kalau musibah ini menimpa
orang-orang yang taat kepada Allah, itu semata-mata karena Allah ingin
mengangkat derajat mereka. Dan mengingatkan kepada mereka bahwa dunia bukan
apa-apa, hanya sebagian kecil dari perjalanan yang lebih paanjang diakherat.
·
Perbedaan yang
menjadi rahmat adalah perbedaan
pemahaman, bukan perbedaan karena sentimen pribadi, yang harus dilihat ialah bagaiamana
orang menyimpulkan suatu pandangan, bukan sintemen terhadap pandangan itu.
·
Manusia tidak bisa dikatakan
memahami jati dirinya kecuali dia faham siapa yang menciptakannya. Sejauh mana
dia memahami siapa yang menciptakan, untuk apa ia diciptakan, sejauh mana ia
harus berbuat dalam hidup. Kalau dia tidak faham ketiga hal itu, ia belum faham
atas dirinya.
·
Islam adalah
satu kesatuan, bukan bagian yang bisa dipisah-pisahkan. Semangat keislaman itu
akan tampak ketika dasar-dasarnya ada dalam diri kita, yaitu ilmu, amal dan
rasa ikhlas. Ketiga hal iniah yang mampu membangkitkan girah, gairah atau
semanagat keislaman. Ketiganya merupakan dasar dan penyelesai masalah-masalah
sekarang ini. Semangat keislaman akan diperoleh sesuai dengan profesi
masing-masing ketika kita mempunyai ketiga dasar tersebut.
·
Janganlah kita merasa puas
dengan diri kita yang penuh dengan noda dan dosa, bebaskan diri kita dari
penghambaan kepada hawa nafsu. Karena, sesungguhnya mereka yang berhasil
memerdekakan diri dari perbudakan hawa nafsu dan dunia, akan dimuliakan Allah
Swt.
·
Marilah kita
terangi rumah kita dengan bacaan al-Qur’an, sehingga akan memancarkan rahmat
Allah Swt.; dan rumah kita tidak ditinggali orang yang dengki kepada sesama muslim, orang yang memutuskan
silaturrahmi, dan orang-orang yang durhaka. Dengan begitu, keluarga kita akan
menjadi keluarga yang mampu menggembirakan hati kita dan menggembirakan hati nabi Muhammad Saw, karena kita telah
mengikuti jejaknya.
·
Orang-orang yang cinta kepada
kamu, orang-orang yang benci kepada kamu, atau orang yang datang kepada kamu
dan orang yang tidak datang kepada kamu. Itu semua adalah ujian. Janagan
memandang kepada banyak atau sedikitnya orang yang datang kepada kamu, begitu
juga celaan dan pujian orang, karena semua itu adalah ujian.
·
Keluarkanlah
rasa takut pada makhluk dari hatimu, maka engkau akan tenang dengan rasa takut
kepada khaliq (pencipta). Dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu,
maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap kepada sang khaliq.
·
Ada keterkaitan erat antara
fiqih dan tasawuf. Allah Swt telah
menurunkan 2 model syari’at Islam yang masing-masing saling melengkapi.
Pertama,
syari’atul jawarih atau syari’at yang diperuntukkan bagi jasmani kita. Inilah
yang kemudian disebut sebagai ilmu fiqih, yang mengatur seputar halal haram,
sah dan batal, serta seputar wajib, sunah, mubah, makruh dan tahrim.
Kedua,
syari’atul bathin yaitu syari’at yang mengatur gerak hati agar senantiasa berjalan
dijalan yang benar. Syariat bathin ini jika dilakukan dengan benar akan
berpengaruh terhadap kesempurnaan pelaksanaan syari’atul jawarih. Syari’at
jawarih teraplikasi dalam ibadah mahdhah dan syari’at bathin terpancar dalam
akhlak. Semaki bagus akhlak seseorang, semakin tinggi pula ilmu tasawufnya.
·
Jangan
sekali-kali meninggalkan shalat jama’ah. Dirumah pun, kita dianjurkan shalat
dengan istri atau anak-anak kita. Jangan sekali-kali, begitu selesai mengucap
salam kita langsung pergi. Setelah shalat, bacalah al-Qur’an, aurad, bacaan
setelah kita shalat. Minimal membaca istighfar. Cobalah duduk dua atau lima
menit, kita istighfar kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya.
·
Problem yang menghalangi
persatuan atau saling pengertian itu muncul dari kelompok yang dalam kepemimpinannya tidak terdapat orang-orang
yang berakal, bijak dan memiliki pandangan yang jauh ke depan. Maka tumbuhlah
kelompok yang tidak mau menerima sikap saling pengertian dengan cara apapun dan
dengan siapapun. Mereka membangun persoalan-persoalan berdasarkan prasangka
buruk dan penindasan terhadap pihak lain. Inilah satu-satunya penyebab yang
menutup pintu saling pengertian, dialog dan saling bantu dalam hal-hal yang
disepakati.
·
Jika tidak ada
sinnah (kapak,ilmu) pada keturunan shahib as-sunnah (pemilik sunnah), dimana
letak sunnah ? Mereka membangun semua urusan berdasarkan sunnah. Bagaimana
sunnah diambil kecuali dari mereka ? Jika keluarga shahib as-sunah tidak
mengerti sunnah, siapa yang lebih mengerti ? karena itu, dalam masalah
pendidikan dan pengambilan sunnah, mereka menghafal sangat baanyak hakikat sunnah dan mawarits an
nubuwwah (warisan-warisan dari nabi).
Karena itu,
kami yakin bahwa yang menjadi teladan bagi kelompok mayoritas ummat dalam hal
sunnah adalah ahlu bayt. Mereka bagian yang tidak terpisahkan dari ahlus
sunnnah. Bahkan ulama-ulama mereka adalah imam-imam ahlus sunnah, dan mereka
menjadi referensi ahlus sunnah dalam berbagai hal.
Dengan
demikian, tak ada pertentangan antara mereka dan ahlus sunnah. Karena sunnah
itu, jika mengerti bahwa maknanya adalah hadyu jaddihin (petunjuk datuk mereka,
yakni Rasulullah), merekalah yang paling patut untuk menjaga dan mengamalkan
petunjuk ini.
·
Tanda-tanda ulama yang
betul-betul mengenal Allah “ulama akhirat”, yaitu : jika mereka dilihat, segera
bergemuruh dzikrullah saat melihat mereka, engkau segera mengingat Allah.
Memebekas pengaruh dzikir tersebut didahi mereka. Dikenal hakikat mereka tanapa
ada keraguan. Sebagaaimana pula dikenal Allah sang pemilik Kemuliaan. Ketaqwaan
yang mereka miliki merupakan perhiasan yang paing berharga. Turun ketentraman
saat berjumpa mereka. Keadaan orang-orang yang hanya mengaku berbeda. Dengan
cahaya furqan dapat dirasakan, bukan dengan ketinggian pangkat ataupun perkara
yang menakjubkan. Bukan pula dengan kepandaian beretorika dan bicara. Sungguh
mereka adalah setiap orang yang suka kembali pada Allah dan khusyu’. Memiliki
hati yang terang cemerlang. Bukan orang yang ditunjuk sebagai orang besar namun
kosong dari rahasia yang terjaga.
·
Saat ini mereka
berupaya dengan segala daya upaya,
dengan berbagai media dan sarana untuk menghancurkan ummat islam. Cara paling
efektif yang mereka tempuh adalah dengan melumpuhkan ulama Islam. Jika mereka
telah lemah dan goyah maka porak porandalah kekuatan ummat diseluruh penjuru negeri.
Mereka tahu persis dan yakin betul dengan cara ini. Mereka telah berbuat dan
berupaya bahkan kesungguhan mereka luar biasa dengan menyebarkan tontonan yang
melalaikan, foto-foto yang mengumbar aurat dan kata-kata keji dalam rangka
merusak moral dengan menebar kedurhakaan dan penentangan.
Namun target
utamanya sesungguhnya adalah bagaimana mengalihkan perhatian para ulama yang
tadinya mereka seharusnya bersungguh-sungguh menggapai ikhlas untuk Allah, tapi
kemudian berubah halauan, ikut tenggelam dalam kancah pergulatan politik dan
mengejar dunia yang fana. Hingga akhirnya tanpa sadar lenyaplah kewibawaan
mereka, luluhlah kemuliaaan mereka hingga terbentuklah kubu-kubu yang berbeda,
bertentangan dan bermusuhan. Syari’at Allah berubah menjadi permainan yang di
lempar kesana kemari, tergantung kepentingan ambisi kehidupan, ambisi politik
kekuasaan. Lalu terjadilah pergeseran nilai, yang tadinya seorang da’i menyeru
ke jalan Allah maka jadilah ia da’i partai, da’i kepentingan keompok, da’i
logika dan pemikirannya. Lenyaplah da’i sejati yang hanya menyeru ke jalan
Allah. Masing-masing hanya menyeru pada pemikirannya, partainya. Kemana da’i
illa Allah ? da’i illa Allah telah
lenyap, hilang, yang ada hanya da’i partai, da’i kepentingan kelompok, tidak ada da’i illa
Allah. Inilah musibah yang menghantam ummat islam, musibah kaum muslimin.
·
Barangsiapa yang mempunyai
samudera ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan
merusak samudera tersebut.
·
Menyatunya
seorang murid dengan gurunya merupakan permulaaan didalam menyatunya dengan
Rasulullah Saw. Sedangkan menyatunya seseorang dengan Rasulullah Saw merupakan
permulaan untuk fana’ pada Allah (lupa selain Allah).
·
Barangsiapa yang menuntut
keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
·
Bila benar
keluarnya seseorang (didalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang
tinggi.
·
Salahsatu dari penyebab
turunnya bencana dan musibah adalah karena sedikitnya orang yang menangis
ditengah malam.
·
Banyak bergurau
dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda
dari lemahnya iman.
·
Keluarkanlah rasa takut pada
makhluk dari hatimu, maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada Khaliq
(Pencipta).Dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan
merasakan kenikmatan dengan berharap pada sang Khaliq.
·
Semua
persahabatan yang terbina dimuka bumi ini akan menjadi permusuhan di hari
akherat, kecuali persahabatan yang dibina dengan ketakwaan.
·
Sebarkan dakwah dengan hati
yang tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali riya dalam berdakwah. Jangan
mencari kebenaran, pangkat, dan pujian dari makhluk, tetapi carilah kebenaran,
pangkat dan pujian dari Yang Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla.
·
Barangsiapa
membaca Burdah al-Madih (bacaan pujian) dan setelah setiap baitnya dia membaca
: maulaya shalli wa salim daa iman Abadan ‘ala habiibika khairil khalqi
kullihimi (Ya Tuhan, limpahkanlah shalawat dan salam selalu dan
selamanya kepada kekasih-Mu lagi sebaik-baik makhluk), maka akan banyak
mimpi bertemu Nabi Saw.
Jika hati dan mata kalian
menangis saat mendengar atau menyebut nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasalam, maka bergembiralah karena hati kalian telah diisi bahkan dipenuhi dgn
habbah kepadanya.
Mata yang
memandang rendah terhadap orang lain adalah mata yang tidak layak untuk
memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam.
__________________
(2) HABIB UMAR ROFIQ bin ALI bin HAMID:
·
Tidak ada dosa yang lebih
besar selain daripada orang tua yang membiarkan anaknya bodoh dalam beragama.
·
Santri bila
ditulis arab menjadi syin, nun, ta, ra, ya, mempunyai makna: pertama, sin (s) = salik ilal akhirah.
Orang yang berjalan menuju akhirat, artinya semua aktifitasnya berorientasi
ridho Allah dan kebahagiaaan akhirat. Kedua, nun (n) = na’ib ‘anil ‘ulama. Mengganti para ulama, artinya
santri harus siap mengganti para ulama yang shaleh yang dicintai Allah. Ketiga, ta (t) = ta ‘ibu minal ma’ashi.
Selalu bertaubat dari semua maksiat dan memperbaiki diri. Keempat, ra (r) = raaghib fil khairat.
Senang berbuat baik. dan kelima, ya (i) = ridha Allah ta’ala wa sa’adati fid dunya wal akhirah.
Selalu mengharap ridha Allah ta’ala dan kebahagiaan dunia dan akherat.
_________________
(3) HABIB UMAR bin
AHMAD ABDULLAH AL-HAMID :
·
Saat sekarang
ini kita membutuhkan banyak umar bin khattab baru, yang dulunya memusuhi Islam
dan memebenci Islam, lalu berubah menjadi pembela dan pahlawan Islam yang tiada
tandingannya. Tentu hal itu bisa kita capai kalau Islam tampil sesuai dengan
fitrahnya sebagai agama rahmah, agama yang penuh kedamaian, menyejukkan dan
menjadi solusi bagi setiap persoalan, bukan sebagai pemicu masalah.
·
Dengan perasaan takut kepada
Allah terhadap dosa-dosa yang pernah dilaakukan, akan muncul ketaqwaan. Inilah
rahasia tobat. Jadi, terkabul atau tidaknya adalah misteri, agar manusia selalu
berharap dan takut kepada Allah akan dosa-dosa yang pernah mereka lakaukan.
·
Sesungguhnya
besar kecilnya pahala itu juga menurut besar kecilnya bala. Apabila Allah cinta
pada suatu kaum, diberilah kaum itu bala atau musibah. Mereka yang ridha akan
mendapat ridha Allah, dan yang murka akan mendapat murka Allah.
·
Dan tentang hukuman, ada yang
dihukum di dunia, tapi diselamatkan di akaherat. Seperti orang dicuci, ada yang
bersih total tapi ada juga yang tidak.
·
Allah Swt tidak
akan menurunkan penyakit kalau tidak ada obatnya. Kalau tidak ada obatnya,
berarti nukan penyakit namanya, tapi azab. Namun bisa saja berubah menjadi
rahmat bagi dia, karena suatu unsur itu bisa jadi musibah tapi bisa pula jadi
rahmat. Jadi, ibarat air dan api. Api dan air bisa jadi musibah, tapi bisa juga
jadi rahmat. Rahmat dan azab itu adalah satu unsur. Dan orang yang diberi
penyakit, penyakit itu bisa jadi rahmat baginya sebagai penghapus dosa-dosanya.
·
Kalau berbicara hakikat, kita
akan berlapang dada, dan tidak emosional. Apakah orang itu malas, tidak mau
berusaha atau tidak bekerja. Tapi kalau berbicara syari’at kita harus menegur
mereka ini. Karena tanggungjawab amar
ma’ruf nahi munkar. Kemungkaran yang ada di depan mata tentu harus kita
perbaiki.
·
Banyak jalan
menuju Allah. Dan kita diperintahkan untuk mencari cara atau jalan menuju Allah
itu.
·
Dakwah yang baik ialah yang
mengutamakan mahabbah, kecintaan.
Disaat kita melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan Nabi SAW, maka kita dihitung bershalawat, Rasulullah
suka baju putih, kita pakai baju putih, Rasulullah berjenggot, kita memelihara
jenggot, kita memakai sandal dialawi kaki kanan seperti Nabi Inilah yang
disebut amal haliyah (perbuatan). Jika amal qauliyah (perkataan) kita ada
berhentinya.
___________________
(4) HABIB UMAR bin ABDURRAHMAN
bin AHMAD ASSEGAF:
·
Ilmu agama yang
Allah wajibkan kita tuntut adalah ilmu syari’at, ilmu tauhid membuat aqidah
kita benar, ilmu fiqih membuat ibadah kita benar, dan ilmu tasawuf menjadikan
hati kita benar dan bersih.
·
Pergunakanlah waktu-waktu
kita untuk selalu berdzikir kepada Allah. Karena setiap manusia yang
meninggalkan dunia pasti akan menyesal. Sebagaimana sabda nabi SAW, “Setiap
anak adam yang meninggal dunia pasti akan menyesal terhadap apa yang
diperbuatnya. Yang shaleh menyesal karena kurang kebaikan-kebaikan yang ia
lakukan selama didunia. Dan yang durhaka menyesal karena tidak ada amal
kebajikan yang dijadikan bekal untuk akhiratnya”. Dan majelis dzikir yang
paling utama, menurut para ulama, adalah majelis dzikir yang mengajarkan
bagaimana kitabenar dalam beribadah kepada Allah SWT.
___________________
(5) HABIB UMAR bin
MUHSIN bin UMAR
ALATTAS :
·
Ibu yang
terdidik dengan ilmu agama itu akan menjadi madrasah bagi anak-anaknya, baahkan
juga bagi suaminya.
_________________
(6) SYARIF UTSMAN bin
MUHAMMAD bin YAHYA
:
·
Sebagai manusia kita harus
arif. Jangan sampai semua bencana dengan serta merta langsung dianggap hukuman
Allah; yang terpenting ummat Islam selalu menjaga stabilitas iman, agar ketika
sebuah bencana menimpa ia bisa husnul
khatimah jika meninggal atau bisa sabar dan tawakkal jika bertahan hidup.
·
Dalam memandang
kemunkaran, misalnya, konsep Islam kan falyughayyir,
ubahlah, bukannya falyuzil, lenyapkanlah. Jadi, yang diupayakan lebih
dulu itu mengubah sesuatu yang mudharat menjadi bermanfaat.
·
Minuman kerasnya memang harus
dilenyapkan sampai keakar-akarnya, tapi botol dan peralatan pabriknya kan bisa
disucikan dan manfaatkan untuk sesuatu yang halalan thayyibah. Justru
penghancuran itu menjadi dosa, karena tabdzir (mubadzir).
·
Berhati-hatilah
kalian, nanti setelah wafatku, pasti akan banyak lagi fitnah dan penyimpangan
dalam agama, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi bahwa nanti diakhir zaman
akan timbul segala macam fitnah semakin akhir semakin berlebih-lebihan. Nanti
akan keluar baayak dajjal selain dari
dajjal yang matanya juling. Mereka akan membuat islam menjadi rusak,
menghalalkan barang yang haram dan mengharamkan barang yang halal. Maka jika
kamu mendapati mereka, janganlah sekali-kali kamu menghampirinya, dan janganlah
sekali-kali kalian mendengar segala perkataan dan bujuk rayu mereka. Karena
mereka saangat pandai membuat orang menjadi hancur. Jangan kamu hiraukan
mereka. Jauhi mereka !
_______________
(7) HABIB UMAR bin
HAMID bin ABDUL HADI AL JAILANI :
·
Kita diharapkan mendekatkan
diri kepada Allah, yaitu dengan cara muhasabah. Lebih utama lagi, kalau kita
merasa bersalah cepat-cepat melakukan tobat. Sebab kita tidak tahu berapa usia
kita, bisa saja Allah mencabut nyawa kita usai pulang dari acara rauhah ini.
·
Kemuliaan
seseorang tidak terletak pada garis keturunannya, tapi bagaimana ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Menjadi keturunan orang mulia bukan lantas ia menjadi mulia
di mata Allah SWT. Ia harus meretas jalannya sendiri menuju Allah, dan ia pun
harus menjaga kehormatan keluarganya.
·
Coba bayangkan, bila kita
diminta untuk menceritakan kembali keadaan kita waktu di rahimibu. Apakah bisa?
Begitu juga bila kita diminta untuk menerangkan bagaimana keadaan kita sesudah
mati nanti. Pemikiran kita tidak akan menjangkaunya. Tapi kita harus yakin,
seperti keyakinan orang-orang shaleh kepada ajaran Rasulullah yang mengatakan
bahwa kehidupan akhirat itu lebih luas, lebih indah, dan lebih baik dari
kehidupan dunia.
·
Ibadah puasa
itu tujuannya semata-mata untuk mencapai derajat taqwa. Jadi puasa bukan
diamalkan untuk tujuan lain, meski manfaat lain puasa sangat banyak, dan itu
menjadi nikmat tambahan bagi kaum muslimin.
___________________
(8) HABIB UBAIDILLAH AL KAFF
:
·
Seseorang
tidak bisa sampai ketingkat makrifat tanpa memahami dengan benar hukum-hukum
syari’at yang terkandung dalam cabang ilmu fiqih. Karena, mencapai kedekatan
dengan Allah harus dilakukan dengan ibadah yang benar.
·
Kalau seseorang mengerti dengan baik masalah fiqih, ia dapat
lebih cepat dekat dengan Allah, merasakan kenikmatan dalam beribadah.
·
Akhlaq
bak payung yang
memayungi diri dari hal-hal negatif.
Sebagaimana payung yang
kita gunakan agar terhindar dari teriknya matahari dan air hujan seperti itu
pentingnya akhlak sebagai payung
kehidupan ini.
·
Jangan kau coba membuka sesuatu yang kamu tidak tahu
sebab terkuncinya, dan jangan kau coba menutup sesuatu yang kau tidak mengerti
sebab terbukanya.
__________________
(9) HABIB UMAR SHIHAB :
(Prof. Dr. Habib Umar bin Abdurrahman Shihab)
Kita ingin
menjadikan syari’at Islam ini sebagai
solusi untuk mengatasi persoalan bangsa (bersifat substansial), bukan
mengharapkan syari’at islam secara utuh dilaksanakan oleh seluruh bangsa (bukan
formal).
· Dulu, murid-murid begitu
patuh kepada guru karena pelajaran akhlak saangat diresapi, sekarang
sebaliknya, guru yang takut kepada murid, mungkin karena pengaruh orang tuanya
yang pejabat atau kaya raya. Dulu kalau murid dimarahi guru, orang tua akan
ikut memarahi guru, orang tua akan mencari guru itu, untuk memarahinya. Jadi
nilai akhlaq sudah luntur.
· Cinta yang
paling utama haruslah kepada Allah SWT, setelah itu kepada Rasulullah SAW.
Kepada Allah SWT haruslah cinta, bukan takut,
karena yang harus kita takuti itu adzab Allah. Orang yang cinta kepada
Allah itu ditandai dengan rindu kepada-Nya, selalu menyebut nama-Nya, dan ingin
sekali berjunmpa dengan-Nya. Itulah tujuan akhir seorang beriman.
Kaum liberal, yang mengaku
beragama Islam tapi pikiran mereka sesat dan menyesatkan. Kaum liberal ini
menafsirkan kitab suci al-Qur’an sesuai dengan nafsu mereka, mereka
mengakal-akali al-Qur’an. Dan ini adalah kebodohan. Mereka menafsirkan
al-Qur’an tanpa ilmu. Ada yang mereka sebut tidak sesuai dengan zaman, ada yang
perlu diperbaharui dalam al-Qur’an, seolah-olah mereka lebih pintar dari Allah
SWT.
·
Apabila seseorang meninggal,
hanya 3 (tiga) yang bisa menolong, yaitu anak shaleh yang mendo’akan, ilmu yang
bermanfaat, dan amal jariah. Anak shaleh yang mendoakan, menurut saya, adalah
generasi Islam sesudahnya, jadi bukan anak dalam arti biologis. Alasannya kalau
orang tersebut tidak punya anak bagaimana ? Baanyak ualama sependapat tidak
adil dong bagi orang yang tidak punya anak ? Itulah keluwesan bahasa arab,
sehingga ada interpretasi bahwa anak saudara saya adalah anak saya juga. Bisa
diambil kesimpulan “anak” adalah generasi berikutnya. Jadi, kita boleh
mendo’akan orang lain.
_______________
(10) HABIB UMAR IBRAHIM bin IBRAHIM bin
HUSEIN ASSEGAF :
·
Tasawuf
semestinya mengajarkan kepada kita bagaaimana mengamalkan ajaran fiqih
benar-benar dengan hati bersih. Jadi saya bingung juga kalau mendengar orang
belajar tasawuf itu lebih menekankan keshalehan spiritual sementara keshalehan
sosialnya lemah, seolah terdapat semacam dikotomi.
·
Kalau kita baik kepada Allah demikian pula dengan manusia. Kalau Allah Maha
Pemurah, mestinya kita juga punya semangat memberi.
·
Ketika orang
tua menyuruh anaknya lalu memberi imbalan berupa uang atau barang, si anak
kecil akan beranggapan bahwa birrul walidain, berbakti kepada orang tua, itu
ada imbalannya. Ini saangat berbahaya. Karena terhadap orang tua yang
melahirkannya saja si anak penuh perhitungan, apalagi terhadap masyaraat, yang
notabene tidak pernah melahirkannya. Lama kelamaan alam bawah sadar si anak
akan terbiasa mengharapkan imbalan untuk setiap jasa yang diberikannya, mulai
dari 100 rupiah, seribu dan seterusnya. Dan akhirnya, budaya ini akan terbawa
sampai ia dewasa dan menduduki jabatan publik. Semua hubungan harus dinilai
dengan materi dan uang. Ini sudah masuk kategori hubbud dunya, materialisme,
sangat bertentangan dengan nilai-nilai
sufistis.
_____________________
(11) HABIB UMAR ABDUL AZIZ bin ABDURRAHMAN SHAHAB:
·
Tidak ada jalan untuk
mengenal Allah, kecuali dengan mengenal Rasulullah Saw dan untuk mengenal
Rasul, kita harus mengetahui kehidupan para salaf shalihin (ulama terdahulu)
sebagai pewaris nabi. Untuk mengenal para salaf, kita telah mewarisi beberapa
kitab yang sarat dengan ilmu dan keberkahan.
·
Betapa
beruntungnya orang-orang yang telah mendapatkan mahabbah dari Allah SWT, karena
orang-orang yang mendapatkan kecintaan dari Allah juga akan mendapatkan
kecintaan dari makhluk Allah lainnya.
________________
(12) HABIB UTSMAN bin
ABDULLAH bin AQIL
bin UMAR bin YAHYA
AL ALAWY AL HUSAINI (Mufti
Batavia abad ke-19) :
·
Allah swt menjadikan manusia
lebih mulia daripada binatang dengan lima hal. Pertama, rupanya dan
anggotanya lebih bagus dan pantas daripada binatang. Kedua, makanannya
yang lebih bagus dan lebih enak daripada makanan binatang. Ketiga,
menggunakan dua tangan, yang tidak terdapat pada tangan binatang. Keempat,
mempunyai rasa malu sehingga manusia bisa membersihkan diri dari segala sesuatu
yang keji dan yang tidak baik. Kelima, mempunyai akal kepandaian, itulah
yang paling besar. Dengan kepandaian membuat manusia dapat memenangkan dan
menaklukkan binatang walaupun binatang tersebut lebih kuat daripada manusia.
·
Demikian pula
keluarga Nabi yang patut kita turuti, ialah mereka yang masih mengikuti
perjalanan asal usul keturunan mereka yang masih mengikuti syari’at agama
Islam.
Maka jika
sekiranya terdapat daripada keluarga yang jahil, yang tidak lagi mau mengikuti
perjalanan asal usul keturunan mereka, atau menyalahi ajaran syari’at agama
islam, maka tidak harus kita turuti kelakukannya itu, bahkan kita wajib memberi
peringatan kepada mereka dengan cara yang bijaksana bukan dengan cara kekerasan
atau bermusuhan kepada mereka agar mereka sadar dan menuruti jalan syari’at
agama islam sebagaimana mestinya, yang diajarkan oleh Nabi Saw.
·
Maka jikalau ia tidak
mengetahui akan ilmu-ilmu tersebut itu, hendaklah ia berguru kemudian mengajar
ia akan mereka itu. Dan jikalau ia tiada berguru hendakalah ia bertanya kepada
orang alim, dan mengajarkan ia akan mereka itu. Dan jikalau tiada mau
bertanyaklan kepada orang yang alim, hendaklah ia menyuruhkan pergi berguru
atas yang demikian itu.
____________
(13) HABIB UMAR bin
MUHAMMAD bin HUSEIN
ALHAMID :
·
Sekarang
ekonomi sedang susah. Orang susah mencari nafkah, lapangan pekerjaan sulit.
Kalau tidak sabar, hal ini akan membuat iman seseorang menipis. Kadal faqru an takuna kufran (kefakiran bisa menuju
kekafiran).
·
Sudah saatnya, titik-titik
dakwah diberdayakan tidak saja dalam kerangka membangun moral, tapi juga
menyentuh ekonomi ummat. Kalau 2 tujuan
itu terwujud, saya rasa bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar, terhormat,
makmur dan beradab, sehingga baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat
terwujud.
________________
(14) HABIB UMAR bin
UTSMAN BANAHSAN :
·
Mau ke langit
juga boleh, asal jangan nggak sembahyang (shalat).
·
Haqqullahi an yu’bad wa haqqul ‘ibadi an yurzaq ( hak Allah untuk
disembah dan hak hamba Allah untuk diberi rezeki).
Selama kita beribadah, Insya
Allah, rezeki dari Allah tidak sulit untuk diperoleh.
__________________
(15) HABIB USMAN bin MUHAMMAD
BARAKWAN :
·
Orang yang
bertanya atau membantah dikarenakan perasaan hasud dan emosi, orang yang
sedemikian tidak perlu ditanggapi, sebaba sefasih apapun atau sejelas apapun
jawaban kita, itu hanya akan menambah rasa hasud dan emosinya. Maka cara
terbaik menghadapinya adalah dengan tidak menanggapinya.
·
Orang bodoh adalah orang yang
baru belajar sedikit ilmu, kemudian ia mulai merasa paling pintar dan membantah
setiap perkataan ulama besar yang telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk
ilmu.
·
Orang yang
kebodohannya dapat diobati yaitu orang yang bertanya dengan niat mencari
petunjuk dan memiliki pemahaman yang baik. Ia tidak dikuasai perasaan hasud dan
emosi, tidak ingin terkenal dan tidak pula mencari kedudukan dan harta. Ia
bertanya atau membantah bukan karena ingin mempersulit atau menguji. Orang
sedemikian ini adalah pencari ilmu yang benar. Jika ia bertanya maka boleh bagi
kita untuk menyibukkan diri dengan menjawab dan menjelaskannya, bahkan wajib
bagi orang yang berilmu untuk menjawabnya.
__________________
(16) SYEKH UTSMAN al-ISHAQI al-HUSAINI:
·
Sebelum saya jadi murid
saya adalah murad dan sebelum saya menjadi thalib saya adalah mathlub.
·
Tanpa
wali-wali kita tida mungkin dapat mengabdi kepada Allah Subhanahu wata’ala
dengan benar. Maka banyak-banyaklah bertawasul kepada auliya. Insya Allah hati
kita akan menjadi khusyu’
·
Tidak ada ibadah kepada
Allah dimuka bumi ini yang lebih utama daripada mencintai wali-wali Allah.
·
Mencintai
para wali termasuk ketaatan yang terbesar. Dan mereka yang menghadiri majelis
manaqib adalah orang-orang yang cinta kepada mereka dan mencintai mereka adalah
bukti akan adanya rasa cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala.
___________________
(17) HABIB UMAR bin ALI bin ABDUL QADIR ASSEGAF (Pontianak) :
·
Kalau niat
kita baik, insya Allah akan selalu diberi kemudahan oleh Allah Subhanahu
wata’ala. Dia yang memberi hidayah. Dia yang memberi keberkahan, dan Dia yang
memberi makhraja atau solusi dalam suatu masalah.
__________________
(18) SAYYID UBAIDILLAH bin MUHSIN al-ATTHAS :
·
Allah Subhanahu wa ta’ala
ketika menciptakan makhluk ini, memilih dari sekian banyak ciptaan-Nya untuk
dimuliakan oleh Allah, maka dipilihkan dari kalangan para anbiya dan rasul.
Dimana para nabi dan rasul ini diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,
dan diberikan gelar ulul azmi. Dan dari nabi-nabi ulul azmi ini dipilih lagi
seorang untuk diangkat ditinggikan derajatnya yaitu Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasalam. Karena beliau adalah Nabi pilihan yang dipilih dari orang-orang yang terpilih
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Nggak ada yang lebih mulia dari beliau, tidak
ada yang lebih agung, lebih tinggi kedudukan di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala
daripada beliau. Bilamana kita mengetahui dari al-Qur’an, bahwasanya Allah
ketika menciptakan Nabi Adam alaihi salam, Allah suruh para malaikat untuk
sujud kepada Nabi Adam, maka malaikat saja yang sujud kepada nabi Adam alaihi
salam. Akan tetapi bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, Allah Subhanahu wa
ta’ala memulai dengan dzat-Nya, lalu para malaikat untuk bershalawat kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam. Lalu Allah mengajak kaum muslimin
untuk berkongsi dengan Allah dan juga para malaikat untuk bershalawat kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam. Dari ayat mengenai hal tersebut,
merupakan bentuk fi’il mudhari’, yang mempunyai makna bahwasanya bershalawat
tersebut adalah berketerusan sampai hari kiamat.
________________
(19) SAYYID UMAR bin
ALFARID :
·
Andaikata terlintas kilas dalam khatarku getaran hati didalam
dada suatu kehendak yang lain daripada-Mu ya Tuhan, disadari ataupun tidak, aduhai
celakanya diri ini remuk hancur dilumpur murtad.
_________________
(20) SAYYID UMAR AL MUHDHAR
bin ABDURRAHMAN AS SAQQAF :
·
Jangan membikin
binatang penat dalam menimba air dari sumur. Misalnya, kalau hendak menimba air
dari pagi hingga petang, gunakan 2 ekor keledai, dan jangan hanya seekor, sebab
mempekerjakan keledai dari pagi hingga petang merupakan suatu kezaliman.
________________
(21) HABIB UMAR AL
MUTHOHAR :
·
Tugas dakwah untuk mencintai
Allah Swt itu sama seperti tugas yang diemban oleh nabi Muhammad Saw.
___________________
(22) HABIB UMAR bin
HUD ALATTAS :
·
Terhadap orang
yang menghormati orangtuanya, Allah akan mengangkat derajatnya itu
setinggi-tingginya tanpa ia sadari. Sebaliknya, terhadap orang yang tidak taat
kepada orang tuanya, Allah akan menjatuhkan derajatnya serendah-rendahnya.
·
Urusan masjid, minta sama
Allah, jangan mintasama orang. Orang ngasih, terima. Tidak boleh menolak
pemberian orang.
·
Menghidupkan
dan membesarkan masjid dan madrasah, tidak hidup dari masjid dan madrasah,
mengharapkan keuntungan di akhirat, yang kekal dan abadi.
_________________
(23) HABIB UMAR bin
HUSEIN bin UMAR
ASSEGAF :
·
Ilmu kalau tidak ditularkan,
bisa tidak barakah.
·
Mereka mendidik
kita untuk tetap istiqamah dalam beribadah, mencintai sesama, tidak
membeda-bedakan ummat, mengajak beramar ma’ruf dan melarang yang munkar. Dengan
bergaul dekat bersama para kekasih Allah itu, Insya Allah kita dapat memperoleh
barakah.
Dengan bergaul dekat dengan
para kekasih Allah, insya Allah kita dapat memperoleh berkah.
Suatu ilmu,
kalau tiada ditularkan, bisa tidak barokah.
__________________
(24) HABIB UBAIDILLAH bin
IDRUS bin ABUBAKAR
AL HABSYI :
·
Dakwah itu bukan saja
ceramah, tapi diikuti dengan akhlaq. Ada kemampuan bersosialisasi dan kemampuan
persuasi, begitu juga kemampuan membangun jaringan dengan bersilaturrahim ke tokoh-tokoh
masyarakat. Jadi, dakwah itu lebih luas.
·
Kita perlu
merekrut putra daerah sebagai kader dakwah, karena kalau mereka yang
menyampaikan biasanya cepat diterima.
·
Nikmat Islam adalah nikmat
teragung dan termulia yang kita miliki, karena nikmat Islam adalah satu-satunya
nikmat yang kita nikmati tidak hanya didunia tapi juga diakhirat, dan Allah
telah menyatakan bahwasanya kemuliaan adalah milik Allah dan Nabi-Nya (Nabi
Muhammad) dan orang-orang yang beriman,
akan tetapi orang-orang munafiq tidak mengetahuinya (QS. AL-Munafiquun ayat 8).
· Kita seharusnya
bersyukur kehadhirat AllahSWT karena kita diwajibkan melaksanakan shalat lima
waktu. Kalau tidak shalat, kapan kita akan ingat kepada Allah? Kapankita akan
menyebut nama-Nya? Kapan kita mengucapkan takbir Allahu Akbar?
Barangsiapa makan makanan
yang halal, maka anggota tubuhnya akan ta’at kepada Allah. Dan barangsiapa
makan makanan yang haram, maka semua anggota tubuhnya akan bermaksiat kepada
Allah.
_________________
(25) HABIB UMAR bin
SHOLEH AL HAMID
·
Yang harus kita takuti
sebagai orang yang beriman yaitu apabila
kita meninggal masih penuh lumpur dosa yang belum sepenuhnya bersih karena
minimnya ibadah atau menunda-nunda tobat kepada Allah Swt.
·
Dengan
bertambahnya tahun berarti bertambah umur kita yang secara otomatis makin
berkurang jatah umur yang diberikan Allah kepada kita. Artinya, semakin dekat
waktu kita untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita dimuka bumi
ini. Dan kita tahu bahwa tidak ada seorangpun yang kekal hidup didunia ini.
·
Yang dikatakan orang yang
beriman adalah orang-orang yang disegala aspek kehidupan dan keadaannya
bernilai ibadah.
·
Sebuah
ketergelinciran bagi kita manakala nikmat umur, waktu atau usia tidak dibarengi
dengan ketaatan kepada Allah.
·
Waktu laksana air yang
mengalir ke hilir yang takkan pernah kembali ke hulu. Kadang ia membangkitkan
semangat, namun tak jarang orang terlena, takmenyadari kehadiran waktu serta
melupakan nilainya. Maka jika kita telah mengetahui bahwakematian pasti akan datang
“menemui” kita, sehatusnya kita tidaktakut untuk “menjemput” kematian tersebut.
Karena kita takut ataupun tidak, pasti akan berjumpa dengan kematian.
_________________
(26) HABIB UMAR bin
ABDURRAHMAN AL ATTAS
·
Majelis taklim
atau majelis ilmu adalah media pembelajaran bagi kita untuk mengasah dan
memperkaya pengetahuan kita tentang islam. Modal kita untuk bisa menjadi ummat
yang bertakwa adalah ilmu yang kita dapat, salah satunya melalui majelis ilmu
atau majelis taklim.
·
Aku adalah
seorang musafir yang sering bepergian (untuk berdakwah) dan tidak pernah
menetap disebuah tempat. Karena itu shalat jum’at tidak pernah menjadi sebuah
kewajiban yang harus aku kerjakan.
·
I’mal
ulaid bunayya (perbanyaklah keturunan = amal shaleh) (Naehat
kepada Syaikh Abdullah Ba Maka)
_________________
(27) HABIB UMAR bin AHMAD bin UMAR bin SHAHAB :
·
Saya mengajar
berangkatnya dari rumah dan mengajar juga di rumah, bukan di rumah sakit. Rumah
sakit tidak bisa memperpanjang umur saya.
_________________
(28) HABIB UMAR bin THAHA bin YAHYA :
·
Teruskanlah khidmatmu pada
kitab-kitab peninggalan para salaf itu. Dengan kesungguhan khidmat dirimu dan
keberkahan kitab-kitab salaf itu, suatu saat nanti ilmu yang ada dalam
kitab-kitab itu akan masuk ke dalam hatimu.
_________________
(29) HABIB UTSMAN bin HUSEIN bin UTSMAN bin ABDURRAHMAN al-IDRUS :
·
Agama Islam
adalah agama yang haq (benar), pembawa damai dan selamat. Agama Islam
ddiperuntukkan bagi manusia hidup, yang hidup akal pikirannya, perasaannya,
kemauannya dan tujuan hidupnya. Dengan agama manusia berbeda dengan binatang,
dengan agama manusia menjadi makhluk yang mulia dibandingkan dengan makhluk
lainnya.
·
Kesempurnaan ilmu seseorang
baru berarti apabila disertai agama. Tujuan agama adalah kebenaran dan sasaran
ilmu juga kebenaran. Keduanya menuju kebenaran mutlak. Oleh karena itu, ilmu
tidak boleh bertentangan dengan agama. Ilmu untuk mengetahui dan agama untuk
merasakan, menghayati dan mengamalkannya. Ilmu itu bendanya dan agama adalah
jiwanya.
_______________
(30) HABIB UTSMAN bin UBAYDILLAH bin YAHYA:
·
Rasulullah
mewajibkan setiap ummatnya untuk menuntut ilmu. Ilmuini sangat penting untuk
mengetahui manayang haq dan bathil, mana yang halal dan haram. Kitaharus punya
keinginan untuk mencari ilmu, untuk mencari ridha, untuk bekaldiakhirat. Karena
itu, hadirilah majelis taklim di daerah masing-masing.
_________________
(31) HABIB UMAR SYARIF bin ABDILLAH ASSEGAF :
·
Tidak ada pemisahan urusan
agama dengan Negara. Hari ini, kita bukan politisasi agama, tetapi agamaisasi
politik.
·
Berpolitiklah dengan dasar
syari’ah.
__________________
(32) HABIB UMAR bin ZEIN bin IBRAHIM bin SMITH:
·
Sebagaimana orang-orang sebelum kamu, merekapun bersaing untuk
mendapatkan dunia, dan dunia inipun sudah menghancurkan mereka dan akan
menghancurkan kamu juga jika kamu mempunyai sikap yang sama seperti mereka.
·
Kita datang dari rumah tidak lain karena sebab kerinduan
kita kepada Rasulullah, karena sebab al-Farah (kegembiraan) kita memperingati
kelahiran manusia yang agung, mulia, kekasih Allah, yaitu Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kegembiraan terhadap kelahiran beliau sebagai
penghormatan kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, karena
kita tidak bisa meninggalkan Rasulullah. Di dalam shalat kita harus menyebut
nama Rasulullah, didalam adzan ada nama Rasulullah, dan do’a apabila tidak
dengan shalawat kepada Rasulullah (maka) Allah tidak akan menerima do’a kita.
Begitu mulia kehadiran kita dimajelis mulia ini karena kita sedang al-Farah
atau bergembira dengan kelahiran Rasulullah.
·
Kita bergembira atas kelahiran Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu ada dalilnya. Sebagaimana Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya : “Katakanlah dengan karunia Allah
dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka begembira. Karunia Allah dan
Rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus :
58). Sehingga para ahli tafsir mengatakan bahwa
paling mulianya rahmat dan paling utamanya karunia yang ada dimuka bumi ini
ialah wiladatunnabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, lahirnya
Rasulullah, dan kegembiraan itu lebih baik dari dunia dan seisinya karena
beliau itu rahmatan lil ‘alamin, dan beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam merupakan cahaya, cahaya dari sebagian cahaya Allah Subhanahu wa
ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Sungguh, telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan kitab yang menjelaskan” (QS. Al-Maidah : 15)
·
Ketika kita didalam majelis, jangan hanya jasad kita yang
hadir, usahakan hati dan fikiran kita juga hadir. Bayangkan seolah-olah
Rasulullah berada dihadapan kita. Itulah yang menambah keberkahan kita dalam
menghadiri majelis.
·
Dan juga janagan hanya sekedar hadir dalam
majelis, namun bawa kerumah kita ittiba’ (mengikut) kepada nabi. Dan jangan
hanya sekedar di lisan saja kita mengucapkan cinta kepada Rasulullah tapi tidak
disertai dengan kita mengikuti sunnah dan akhlaq rasul, karena jika hanya
sebatas lisan tidak berarti disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
__________________
(33) HABIB UMAR bin AHMAD bin SMITH
·
Barangsiapa terus menerus
membaca sya’ir al-Burdah dan al-Mudhariyah, maka dia akan mimpi bertemu
Nabi Saw. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad dan keluarga serta
sahabatnya.
______________
(34) HABIB UMAR bin IDRUS al-KHIRD :
·
Kita pasti
dsapat merasakan bagaimana sakitnya, bagaimana pedihnya jika kita dibenci oleh
orang yang kita senangi, apalagi dibenci oleh orang yang mempunyai pengaruh
besar dalam hidup kita. Kita bisa membayangkan bagaimana jika yang membenci
kita adalah pencipta kita, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kalau Allah
sudah benci kepada hamba, ini adalah tanda bahwa hamba tersebut jauh dari
rahamat-Nya dan hidayah Allah subhanahu wa ta’ala. Siapakah hamba yang dimurkai
dan dibenci oleh Allah? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: hal yang
dibenci dari lelaki/ perempuan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala adalah mereka
yang senang bermusuhan, bertikai, cyang senang berselisih, ataupun sulit untuk
memaafkan saudaranya. Dari hadits tersebut kita dapat mengambil pelajaran,
bahwa tidak ada baiknya orang yang saling bermusuhan, bahkan jauh dari rahamat
Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang sulit untuk memaafkan saudaranya.
Imam syafi’i berkata : “Barangsiapa
orang yang dimintai maaf tapi ia tidak memaafkan saudaranya, ini hakikatnya ia
bukan manusia, tetapi ia hakikatnya syetan karena itulah ia dibenci”.
(1 (35)
SAYYID
UMAR bin ABDURRAAHMAN ASSEGAF BAHLEGA :
·
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersdabda : “Beruntung orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Dan
lebih beruntung lagi orang yang tidak pernah melihatku tetapi beriman
kepadaku”. Suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam lewat suatu pekuburan,
kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam tiba-tiba menangis. Kata
sahabat, kenapa engkau menangis wahai Rasulullah ? Jawab baginda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasalam : Aku rindu kepada pecinta-pecintaku, kepada
kekasih—ekasihku. Kemudian Rasulullah mengatakan : bukanlah kamu-kamu ini
sahabat dan kekasih-kekasihku, bukan kalian ini, tetapi kekasih-kekasihku
adalah yang datang setelahku dan mereka beriman kepadaku, itulah
kekasih-kekasihku. Jadi Nabi sudah rindu sekali kepada ummatnya semenjak dulu,
kepada ummatnya diakhir zaman yang tidak pernah bertemu dengan mereka tetapi Nabi sangat rindu kepada
mereka. Jadi sudahkah kita juga rindu, lalu adakah kita juga menangis
merindukan beliau. Kalau tidak, berarti kecintaan kita selama ini masih “tong
kosong nyaring bunyinya”.
·
Allah subhanahu
wa ta’.ala berfirman : “wa tilkal ayyamu nudawilluha bainannaas” (dan waktu itu
Kami pergilirkan diantara manusia). Jadi regenerasi itu akan selalu ada,
manusia tidak akan kekal selama-lamanya di atas bumi. Senantiasalah selalu
konsisten, istiqamah dalam membaca al-Qur’an setiap hari, jangan pernah luput
dari membaca al-Qur’an, karena akan rugi berapapun harta yang kita miliki kalau
kita tidak membaca al-Qur’an, terlebih kalau kita tidak mengamalkan maka murka
Allah subhanahu wa ta’ala akan senantiasa selalu menyertai kita. Tapi jika kita
selalu membaca al-Qur’an dan mengamalkannya, maka Insya Allah, walaupun uang
atau harta kita tidak miliki, tetapi redha-Nya Allah, kesejahteraan kebahagiaan
dunia dan akhirat Insya Allah dalam senantiasa menyertai kita.
·
Tidak ada satupun diatas muka
bumi ini yang selalu dalam keadaan mulia, para ulama yang mulia, dulunya juga
hina, yaitu sewaktu menuntut ilmu. “Siapa orang yang tidak merasa kehinaan
dalam menuntut ilmu, maka akan merasa kehinaan dalam kebodohan sepanjang
hidupnya”. Pasti ada saat dibawah baru ke atas, yang tidak enak tu dari atas
turun ke bawah (derajatnya). Tetapi tetap tidak ada istilahnya dari lahir
sampai mati, hidup diatas terus, tidak ada. Pasti dia pernah merasakan walau
Cuma sebentar daripada kehinaan hidup diatas permukaan bumi ini. Yaitu untuk
menyakinkan kita bahwa kita ini selalu butuh kepada Allah yang Maha Kaya, Maha
Terpuji, oleh karena itu harus banyak sujud dan mendekatkan diri kepada Allah.
(2) (36) HABIB
USMAN bin FAHMI al-KAFF :
·
Didiklah anak-anak kamu untuk
selalu rindu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, dan ajari mereka
agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menjadi idola dan teladan mereka.
(3) (37) SYAIKH
DR. USAMAH SAYYID al-AZHARI :
·
Know that every
breath tou take is like your footsteps, if you do not move to the path of
Allah, then you will be left behind from the group of people.
(ketahuilah bahwa setiap
nafasmu adalah seperti langkah kakimu. Jika tidak kamu langkahkan kejalan
Allah, maka dirimu akan tertinggal dari rombongan orang-orang shaleh)
·
Among the cases
produced by a healthy character is the love
of the motherland and giving loyalty and loyalty to him.
(diantara perkara yang
dihasilkan oleh tabi’at yang sehat adalah cinta kepada tanah air serta
memberikan loyalitas dan kesetiaaan padanya)
·
We need to know
the difference between a case that has absolutely no relationship with the
shari’a and a case that has s basis in shari’a. Lots of cases do have a basis
from the shari’a in the form of general arguments and muslim apply them is some
new circumstances. It is not a heresy at all, it has a strong foundation from
the shari’a, including in general arguments, and is produced by a valid
process.
(Kita perlu mengetahui
perbedaan antara suatu perkara yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan
syari’at dan perkara yang memiliki landasan dalam syari’at. Banyak sekali
perkara yang memang memiliki landasan dari syari’at yang berupa dalil-dalil
umum dan ummat muslim menerapkannya dibeberapa keadaan yang baru. Hal itu sama
sekali bukanlah bid’ah, ia memiliki landasan yang kuat dari syari’at, termasuk
kedalam dalil-dalil umum, dan dihasilkan dengan proses qiyas yang shahih.
(So who does not know about general and
special chapters and the chapters in fiqh proposal, then he is unable to
distinguish whether this case has its foundation from the shari’a or not. If it
does not have a foundation at all, then that is clearly a case of bid’ah. But
if there is a foundation then it is not a heresy. That is not prohibited by the
shari’a because the prohibited thing is
to hold a case which has absolutely no basis from the shari’a.
(Maka siapa yang tidak
mengetahui tentang bab umum dan khusus dan bab qiyas dalam usul fiqh, maka ia
tidak mampu untuk membedakan apakah perkara ini memiliki landasannya dari
syari’at atau tidak. Jika memang sama sekali tidak memiliki landasan, maka itu
jelas adalah sebuah perkara bid’ah. Namun, jika ada landasannya maka itu
bukanlah bid’ah. Hal itu tidak dilarang oleh syari’at karena hal yang dilarang
adalah mengadakan sebuah perkara yang sama sekali tidak memiliki landasan dari
syari’at)
·
How can you
distinguish between cases which have land and those from the shari’a and those
that do not have a foundation ? Yes by understanding the science at jurisprudence
if the case can be discussed with a valid process, then it is included in the
shari’a, if the case has a basis in the form of general arguments, then it is
included in the shari’a. The case was not a case of bid’ah, although it was
done in a new condition. Unless there is a new case in the community, then when
we wxamine it turn out thast he has absolutely no basis from the shari’a either
through class or looking for the propositions in general, then it is clearly
not included in the shari’a.
(Bagaimana kamu bisa
membedakan antara perkara yang memiliki landasan dari syari’at dan perkara yang
tidak mempunyai landasannyaz? Ya dengan memahami ilmu usul fikih. Jika perkara
itu bisa diqiyaskan dengan proses qiyas yang shahih, maka hal itu termasuk
kedalam syari’at. Jika perkara itu memiliki landasan berupa dalil-dalil umum,
maka hal itu termasuk kedalam syari’at. Perkara itu bukanlah perkara bid’ah,
meski dilakukan dalam keadaan yang baru. Kecuali jika ada suatu perkara yang
baru di masyarakat, lalu ketika kita periksa ternyata ia sama sekali tidak
memiliki landasan dari syari’at baik
melalui qiyas ataupun mencari dalil-dalil umumnya, maka hal itu jelas tidak termasuk
ke dalam syari’at. Hal itu adalah sebuah perkara bid’ah.)
That is a case
of heresy the ignorance of some people about the science of jurisprudence makes
it aasy for them to hand down verdicts on various kinds of cases which actually
have a basis of shari’a, either in the form of valid class or general
propositions. So, you should not be easily tricked by this problem, and you
must continue to strive to enrich your knowledge with the right scientific
foundation.
(Ketidak
tahuan sebagian kalangan akan ilmu usul fiqih menjadikan mereka dengan mudah
menjatuhkan vonis bid’ah terhadap berbagai macam perkara yang sejatinya
memiliki landasan dari syari’at, baik berupa qiyas yang shahih ataupun
dalil-dalil yang umum. Maka, kalian jangan mudah terpedaya dengan permasalahan
ini, dan kalian harus terus berusaha untuk memperkaya pengetahuan kalian dengan
fondasi keilmuan yang benar)
(38) SYED UMAR MOKHTAR bin SYED
MOHD REDZUAN :
· Kita susah,
kita diuji, kita senang lagi kita diuji. Tapi yang paling penting sebelum kita nak (hendak) orang, kita tolong family kita
dulu, sebab majority (kebanyakkan) gelandngan di luar sana, sebab dia susah
sebab adik beradik dia tak tolong. Jadi kita ada rezeki kita tolong adik
beradik dulu.
(39)
HABIB UMAR bin ABDULLAH bin SHOLEH ASSEGAF (Bangil) :
·
Dalam berdakwah jangan pilih kasih, dan orang-orang yang
“rusak” harus dirangkul jangan dipukul atau dihakimi apalagi dimusuhi.
(40)
UMAY SHAHAB
(Muhammad Arfiza Shahab bin
Said Hanafi Shahab)
·
Aku lebih suka dipanggil seniman ketimbang seorang artis,
karena seorang seniman bisa melakukan seni lain selain berakting.
(41)
KH. UZAIRON THOIFUR ABDILLAH
(KH. Uzairon Thoifur
Abdillah bin Mahmud Kholid bin Kiai Siddiq bin Kiai Hasan Munawar bin Mbah
Karyo bin Mbah Sonto Golo bin Jaksa magetan bin Raden Adipati Nerang Kusuma bin
Raden Siddiq/ Pangeran Adipati Anom Kertakusuma bin Pangeran Agung Kertakusuma
bin pangeran Wonotirta bin pangeran Jaya Sempurna bin Raden Arif/ Panembahan
Kali bin Sayyid Hasyim/Sunan Drajat bin sayyid Ali Rahmatullah/ Sunan Ampel bin
sayyid Ibrahim bin Sayyid Jamaluddin Husain bin sayyid Ahmad bin Abdillah
Adzhomat Khan bin Abdul Malik bin Sayyid Alawi bin Muhammad Shohib Mirbath bin
Ali Khali Qasam bin Alawi bin Abdillah bin Ahmad Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Uraidi bin ja’far
Shiddiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi
Thalib dan Sayyidah Fatimah) . (Sumber Ustad Tantawi – ipar Kiai
Uzairon)
·
Hamba Allah yang paling bahagia dimuka bumi adalah hamba
Allah yang baik sangka kepada Allah dan baik sangka kepada makhluk Allah.
·
Walaupun kamu hebatnya itu bagaimana, tapi bila dihatimu
tidak ada mahabbah (cinta) kepada orang shaleh atau dihatimu ada kebencian
kepada orang shaleh, kamu sepertinya berjuang, tapi hakikatnya kamu merobohkan
ummat.
·
Kita jangan bercita-cita anak-anak kita jadi pejabat.
Tapi bercita-citalah anak kita menjadi asbab hidayah untuk para pejabat.
Seperti walisongo dahulu menjadi asbab hidayah untuk para raja-raja
(42) HABIB UMAR bin ISMAIL
bin YAHYA (abah Umar)
·
Syahadat tauhid anjingena # syahadat rasul lakonana
·
Ngaji syahadat ojo telat # yen wis waktu gage mangkat
·
Ngaji syahadat kudu sabar lan tawakkal # lan nerima
syukurane aja gagal
·
Ngaji syahadat kudu sabar lan tafakkur # supaya cangkem
ati dadi akur
·
Ayo batur di rubah kita pikiri # eling Allah kang akeh
muji dzikire
·
Saban dina karo Allah ora parek # saban dina kang dipikir ya brekepek
(43) HABIB UMAR bin
ABDURRAHMAN ASSEGAF BAHLEGA
·
Sebagaimana engkau membersihkan wajahmu agar indah
dipandang orang, maka bersihkan pula hatimu agar indah dipandang Allah.
(44) HABIB UMAR bin
ABDURRAHMAN al-JUFRI
·
Ada seorang ‘arifin, seorang yang shaleh di Madinah,
beliau mengatakan : Demi Allah, kecintaan (seseorang) terhadap Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam, rasa cinta yang ada kepada Nabi Muhaammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penyebab keselamatan seseorang, penyebab
kebahagiaan seseorang, dan orang tersebut akan mendapat kebahagiaaan yang abadi
di sisi Allah Subhanhu wa ta’ala.
(45) HABIB UMAR bin ABDURRAHMAN NASWI ALBAAR
·
“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada
Nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga
ucapkanlah salam untuknya” (QS.
Al-Ahzab : 56). Kenapa didalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa ta’ala tidak
menggunakan kata “telah bershalawat” atau “akan bershalawat” kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasalllam. Karena apabila Allah menggunakan kata “telah”
maka Allah tidak bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
ayat tersebut diturunkannya, dan sekarang tidak bershalawat lagi kepada baginda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika Allah menggunakan kata “akan”
maka kita tidak mengetahui kapan Allah akan bershalawat kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam. Akan tetapi Allah menggunakan sedang bershalawat kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam, itu berarti, tandanya pada pertama kali ayat ini
diturunkan bahkan sebelum diturunkan ayat tersebut, Allah sedang bershalawat
kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam hingga sekarang.
·
Salah satu tanda dari orang-orang beriman adalah orang
yang selalu bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidak
sempurna iman seseorang jika tidak senantiasa bershalawat kepada Rasulullah.
Kenapa kita harus bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam? Karena
kita butuh kepada Rasulullah, kita butuh syafa’atnya. Rasulullah tidak butuh
kepada shalawat kita, jangan beranggapan bahwa Rasulullah butuh dengan shalawat
kita. Kenapa tidak butuh? Karena Rasulullah mendapatkan shalawat langsung dari
Allah Subhanahu wa ta’ala dan para malaikat. Bahkan jumlah malaikat tidak
terhitung, lebih banyak dari jumlah jin dan manusia, dan semuanya itu
bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
·
Bershalawat itu sebenarmya hukumnya wajib, tetapi kewajibannya
gugur ketika kita sudah mengucapkannya didalam shalat lima waktu, tidak sah
seseorang yang shalatnya jika tidak bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam.
(46) HABIB UMAR bin THAHA al-HABSYI
·
Anak-anak zaman sekarang pada tengil-tengil, gaya-gayanya
uh udah nggak mau belajar fiqih, bukannya mau belajar tauhid uh. Hubungan uh
gua mau ma’rifat, saya mau baca wirid, akhirnya tuh lu gila, gak ketemu sama
Allah lu gila. Faham nggak.
Apa yang nte punya ? orang kalau sedang belajar tauhid.
Tapi dia gak pernah didasari dengan guru-guru agama yang dia punya, atau tidak
dibarengi dengan guru-guru agamanya. Kenapa? Karena tidak ada yang mampu untuk
mendapatkan tauhidnya Allah Subhanahu wa ta’ala, atau menuju atau berjumpa
dengan cahayanya Allah, kecuali Rasul dan Sandalnya Rasulullah. Malaikat
jibrilpun tidak mampu menembus arasynya Allah Subhanahu wa ta’ala. Nabiyullah
Isa as. Nabiyullah Musa as pun ketika dia pergi ke bukit thursina, dia ingin
berjumpa dengan Allah Subhanahu wa ta’ala, nggak dapat diizinkan oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala. Tetapi anak zaman sekarang pada belagu amat belajar tauhid,
pengin tahu siapa cahany Allah, yang ada lu gila goblok.
(47) HABIB UMAR bin HUSEIN BAAGIL
·
Yang belajar-belajar disini lebih banyak bangsa jin
daripada manusia.
(48) SYED UMAR WARSI
·
You can’t rely solely on ypurself. I needed others to
believe in me so that I could overcome my failures (Kamu
tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Saya membutuhkan orang lain untuk
percaya pada saya sehingga saya dapat mengatasi kegagalan saya)
(49) HABIB USMAN bin AHMAD
ALKAFF
·
Setinggi apapun jabatan, sebanyak apapun ilmu, harta
ataupun titel (gelar) yang kamu miliki, (tetapi) kalau kamu tidak memiliki adab
dan akhlak yang baik, maka kamu bukan siapa-siapa di dunia ini.
·
Segala sesuatu yang baik jika diniatkan untuk mengikuti
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka hal tersebut aka berbuah
pahala.
(50) USMAN ALAYDRUS
·
Bagusnya akhlak dan perangai kita adalah setengah
daripada agama, karena intisari dari agama adalah akhlaq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar