KH. Muhammad Dachlan bin Achmad Abbas lahir di Kota Raden, Amuntai, Minggu,
14 Agustus 1932 M (bertepatan dengan 12 Rabiul Akhir 1351 H). Beliau pernah
menjadi santri di Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura, dan berguru
dengan Syekh Husin Qadri, pengarang kitab “Senjata Mukmin”.
KH. Muhammad
Dachlan merupakan murid dari Syekh Saman Mulia, paman dari Guru Sekumpul.
Beliau mengajarkan tafsir al-Qur’an pada Majelis taklim yang dibentuknya di
Mesjid al-Mustaqim, pada sekitar tahun 1980-an. Meskipun sudah memiliki majelis
taklim , beliau tidak segan untuk duduk mendatangi pengajian ulama lain.
Beliau dikenal
juga dengan nama “Guru Cantung”. Bermula dari perintah guru beliau Syekh
Saman Mulia yang menyuruhnya untuk beruzlah
ke sebuah bukit di kawasan cantung.
Guru Cantung berpulang kerahmatullah pada 15 mei 2004 M (bertepatan dengan 25
Rabiul Awwal 1425 H) dimakamkan di desa Sungai Kupang, Kecamatan Kelumpang
Hulu, Kabupaten Kotabaru.
Diantara kalam beliau :
“Menjadi pegawai negeri memang lebih mudah daripada menjadi pegawai Allah.
Tetapi menjadi pegawai Allah itu hebat. (sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an Surah Muhammad (47)
: 7, pen). “Intanshurrullaha
yanshurkum wayutsabbit aqdamakum” (Nasehat Guru Cantung kepada Mujiburrahman (sekarang
Rektor UIN Antasari Banjarmasin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar