KH. Abdurrahman bin Muhammad Ali, lahir di Desa Padang Darat Kecamatan Amuntai Selatan, pada hari Minggu, 30 Oktober 1910 M (bertepatan dengan 25 syawal 1328 H). Berprofesi sebagai pedagang Kitab. Pada masanya aktif dalam keanggotaan NU, sebagai Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Amuntai pada tahun 1950-an. Dalam keilmuan, beliau berguru dengan ulama-ulama di Sungai Banar, Nagara (HSS), Kutai sampai Malaysia.
Beliau juga mengarang beberapa kitab,diantaranya “Rasam Parukunan” dan “Kifayat al-Mubtadiin”. Wafat pada 8 Agustus 1965 bertepatan dengan 10 Rabiul Awwal 1348 H.Bermula dari suatu mimpi, dimana tersiar kabar bahwa KH. Dja’far Saberan (orang Amuntai yang menjadi ketua MUI di Samarinda) meninggal dunia. Maka banyaklah orang takziyah. Hingga ada pengumuman dari panitia, yang berkata, “mana ulama dari Amuntai ?”. Sekilas kulihat dalam tulisan dikertas ada nama KH. Said Masrawan, Lc., MA (Ketua MUI Kab. HSU). Wallahu a’lam.............. Sufyan bin Uyainah ra berkata: عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة "ketika menyebut orang-orang sholeh akan bercucuran rahmat"
Senin, 10 April 2017
KH. ABDURRAHMAN bin MUHAMMAD ALI
Diantara kalam beliau:
“Inilah tafakkur tiap-tiaplepas sembahyang: seperti ingat di dalam
hati betapakah sembahyangku ini dansegala amalku, diterima juakah oleh Tuhanku,
karena rasa banyak tasalah khilaf dan kelalaian daripada suruh tuhanku.
Haraplah kiranya ya Allah aku diterima dan diampuni sekalian kesalahanku dan
haraplah hamba akan rahmat Engkau, takut aku tidak diterima segala amalku dan
takut aku akantidak diberi rahmat”. (Dipetik dari kitab ”Risalah Rasm Parukunan” karya KH. Abdurrahman
bin H. Muhammad Ali, Sungai Banar Amuntai, tahun 1938, diterbitkan oleh
al-Maktabah ar-Rahmaniah, Los Pasar, Amuntai)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar