Selasa, 08 Agustus 2017

KH. FAJERIANNOOR



KH. Fajeriannoor  bin H. Jakrani, lahir di Palimbangan  Gusti, Amuntai, Kamis, 10 Juli 1969 M (bertepatan dengan 24 Rabiul Akhir 1389 H). Beliau pernah  menimba ilmu di Pondok Pesantren  "Rasyidiyah Khalidiyah" Amuntai dan Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Kini beliau menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Satu-satunya penyakit bathin yang paling berbahaya adalah takabbur atau membesarkan diri”

“Kita hendaknya senantiasa selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena betapa pentingnya kita zikrullah, zikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Coba kita ingat sejenak keutamaan dan keistemewaan zikrullah disbanding ibadat-ibadat yang lain. Ibadah sembahyang hanya 5 waktu dalam sehari semalam difardlukan. Ibadah puasa hanya 1 bulan di dalam 1 tahun difardlukan. Ibadah haji hanya 1 kali didalam seumur hidup diwajibkan, dan ibadah zakatpun hanya 1 tahun atau sampai nisab dan haulnya. Namun zikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tidak terkait dengan bulan, tahun dan minggu, tetapi kita dituntut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala hendaknya selalu banyak-banyak ingat kepada Allah”.

“Orang yang selalu zikir kepada Allah, orang yang selalu ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak saja akan Allah berikan kekayaan dalam bathinnya, tidak saja diberikan oleh Allah kekayaan dalam hatinya, namun diberikan juga oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kekayaan dalam rumah tangganya”

“Kubur itu pian gelap. Ketika kita membuat mayit ke dalam kubur secara hukum agama. Namun sebetulnya, kubur itu sudah dinyatakan oleh nabi kita bahwa kubur adalah salah satu dari pintu menuju Raudlatul Jannah, suatu kebun diantara kebun-kebun surga atau hufratin niiran, suatu jurang dari api neraka. Secara umumnya dulu dikatakan kubur itu gelap. Maka bagi orang yang beriman, akan diberikan 2 pelita, yaitu “Nur Ramadhan” dan “Nur al-Qur”an”, yang akan menjadi penerang di 2 kegelapan, yaitu kegelapan dalam alam kubur dan kegelapan di hari kiamat. Berarti sudah dapat kita ambil kesimpulan bahwa orang yang mendapat Nur Ramadhan, orang yang mendapat Nur al-Qur’an berarti akan masuk dan kekal dalam sorga”

“Tidak mungkin seseorang mendapatkan “itqon minannaar” (kelepasan dari api neraka) jika tidak mendapatkan maghfirah, pengampunan dari Allah, dan tidak mungkin seseorang mendapatkan pengampunan dari Allah, kecuali orang tersebut telah mendapatkan rahmat, kasih sayang dari Allah Subhanahu wa ta’ala”

“Apabila kalian berdo’a, yakinlah akan terkabul. Yakinkan. Jangan kita berdo’a tu napa kira-kira, takabulkah kadakah, takabul, kada. Itu kada yakin ngarannya. Jadi sebenarnya sebelum kita berdo’a, hati harus yakin. Makanya syarat terkabulnya do’a itu, yang pertama adalah hati yakin. Napa yakinnya. Yakinlah bahwa Allah Ta’ala kuasa mengabulkan do’a dan hajat kita, kemudian yang kedua, adalah dengan hati yang khusyuk.”

“Mustajabnya do’a itu adalah dengan adanya ilmu, (mengetahui bahwa, pen) pakaiannya (harus) halal, makanannya halal dan minumannya halal”.

“Amun hanya sekedar “mudahan”  kawa, kada pacangan berhasil, mun kada disertai dengan amal ibadat” (Jika sekedar berharap “semoga”dapat mengerjakan, tidak akan berhasil, melainkan harus disertai dengan amal ibadat)

“Diantara kesempurnaan iman seseorang adalah,  bila dipuji  kada himung (tidak bangga), dihina  kada sarik  (tidak marah)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar