KH. Fajeriannoor bin H. Jakrani, lahir di
Palimbangan Gusti, Amuntai, Kamis, 10 Juli
1969 M (bertepatan dengan 24 Rabiul Akhir 1389 H). Beliau pernah menimba ilmu di
Pondok Pesantren "Rasyidiyah Khalidiyah" Amuntai dan Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Kini
beliau menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Amuntai.
Diantara kalam
beliau:
“Satu-satunya penyakit bathin yang paling berbahaya adalah takabbur
atau membesarkan diri”
“Kita hendaknya senantiasa selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala. Karena betapa pentingnya kita zikrullah, zikir kepada Allah Subhanahu
wa ta’ala. Coba kita ingat sejenak keutamaan dan keistemewaan zikrullah
disbanding ibadat-ibadat yang lain. Ibadah sembahyang hanya 5 waktu dalam
sehari semalam difardlukan. Ibadah puasa hanya 1 bulan di dalam 1 tahun
difardlukan. Ibadah haji hanya 1 kali didalam seumur hidup diwajibkan, dan
ibadah zakatpun hanya 1 tahun atau sampai nisab dan haulnya. Namun zikir kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala tidak terkait dengan bulan, tahun dan minggu, tetapi
kita dituntut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala hendaknya selalu banyak-banyak
ingat kepada Allah”.
“Orang yang selalu zikir kepada Allah, orang yang selalu ibadah
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak saja akan Allah berikan kekayaan dalam
bathinnya, tidak saja diberikan oleh Allah kekayaan dalam hatinya, namun
diberikan juga oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kekayaan dalam rumah tangganya”
“Kubur itu pian gelap. Ketika kita membuat mayit ke dalam kubur
secara hukum agama. Namun sebetulnya, kubur itu sudah dinyatakan oleh nabi kita
bahwa kubur adalah salah satu dari pintu menuju Raudlatul Jannah, suatu kebun
diantara kebun-kebun surga atau hufratin niiran, suatu jurang dari api
neraka. Secara umumnya dulu dikatakan kubur itu gelap. Maka bagi orang yang
beriman, akan diberikan 2 pelita, yaitu “Nur Ramadhan” dan “Nur al-Qur”an”,
yang akan menjadi penerang di 2 kegelapan, yaitu kegelapan dalam alam kubur dan
kegelapan di hari kiamat. Berarti sudah dapat kita ambil kesimpulan bahwa orang
yang mendapat Nur Ramadhan, orang yang mendapat Nur al-Qur’an berarti akan
masuk dan kekal dalam sorga”
“Tidak mungkin seseorang mendapatkan “itqon minannaar”
(kelepasan dari api neraka) jika tidak mendapatkan maghfirah,
pengampunan dari Allah, dan tidak mungkin seseorang mendapatkan pengampunan
dari Allah, kecuali orang tersebut telah mendapatkan rahmat, kasih sayang dari
Allah Subhanahu wa ta’ala”
“Apabila kalian berdo’a, yakinlah akan terkabul. Yakinkan. Jangan
kita berdo’a tu napa kira-kira, takabulkah kadakah, takabul, kada. Itu kada
yakin ngarannya. Jadi sebenarnya sebelum kita berdo’a, hati harus yakin.
Makanya syarat terkabulnya do’a itu, yang pertama adalah hati yakin. Napa
yakinnya. Yakinlah bahwa Allah Ta’ala kuasa mengabulkan do’a dan hajat kita,
kemudian yang kedua, adalah dengan hati yang khusyuk.”
“Mustajabnya do’a itu adalah dengan adanya ilmu, (mengetahui bahwa, pen)
pakaiannya (harus) halal, makanannya halal dan minumannya halal”.
“Amun hanya sekedar “mudahan”
kawa, kada pacangan berhasil, mun kada disertai dengan amal ibadat” (Jika sekedar berharap “semoga”dapat
mengerjakan, tidak akan berhasil, melainkan harus disertai dengan amal ibadat)
“Diantara kesempurnaan iman seseorang adalah, bila dipuji
kada himung (tidak bangga),
dihina kada sarik (tidak marah)”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar