KH.
Abdussamad, BA bin Darmawan, lahir di Desa Ujung Murung, Amuntai, Jum’at, 27 April 1945 M (bertepatan dengan 14 Jumadil Awwal 1364 H). Pendidikan tingkat dasar di Sekolah Rakyat Negeri (SRN) Ujung Murung
(1959). Kemudian untuk tingkatan tsanawiyah dan ‘aliyah beliau tempuh di Pondok
Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” (Rakha) Amuntai (1965).
Beliau sempat menyelesaikan pendidikan sarjana muda pada kuliah Fakultas Ushuluddin, Amuntai. Berprofesi
sebagai guru agama, sekaligus beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” periode 2012 sampai sekarang. Beliau juga
mengelola Majelis takilm “Raudhatul Muhsinin”
Pasar Senin.
Diantara kalam beliau:
“Kita itu kalau mau beribadat itu perlu ilmu, karena ilmu
itu adalah pokok, atau dasar atau pusat. Jadi pusat ajaran dalam kita beribadat
(maka) ia harus memiliki ilmu. Karena pentingnya ilmu dan
ibadah, maka (mengenai hal tersebut) telah diterangkan didalam kitab-kitab Taurat, Zabur,
Injil dan Qur’an. Dasarnya disitu ada ilmu dan caranya beribadat. Demikian juga
dengan diutusnya rasul-rasul itu adalah untuk urusan ilmu dan ibadah”.
“ayat “wa ma khalaqtul jinna wal insa illa
liya’budun” (tidak Aku jadikan Jin dan manusia kecuali untuk beribadat
kepada-KU). Ayat ini sering dibaca orang, sehinggs cukup menjadi dalil atas
kemuliaan ibadah. Al-Qur’an telah menyebutkan kedua-duanya (tentang ilmu dan ibadat, pen), berarti keduanya penting dalam kehidupan
kita menuju sorga Allah”.
“Maka menjadi kewajiban bagi seorang hamba,
bahwa ia tidak boleh sibuk, tidak boleh kerja keraskecuali untuk mendapatkan
keduanya, yaitu ilmu dan beribadah. Karena yang lain daripada ilmu dan ibadah,
itu membawa kita pada kesenangan di dunia saja, diakhirat kita susah, karena
kita tidak punya ibadah, amal shaleh tidak ada. Jadi kita itu perlu ilmu dan
beribadah atau beramal shaleh”.
“Ilmu lebih mulia daripada ibadah dan lebih
afdhal, artinya lebih banyak pahalanya, karena yang afdhal itu yang banyak
pahalanya. Dasarnya adalah kelebihan seorang alim, orang yang mempunyai ilmu
yang ia dapat melawan hawa nafsunya karena ia hendak beramal atas seorang ahli
ibadah tapi yang dikerjakannya cuma beribadah saja, (maka) walaupun ia seorang
yang alim tetapi kerjanya ibadah saja, ia tidak mencari ilmunya, cuma ada
pengetahuannya. Jadi, orang alim orang yang berilmu dan mengamalkan akan
ilmunya lebih baik daripada orang yang cuma beribadah. Perbedaannya seperti
kelebihanku (Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dibandingkan dengan seorang
laki-laki dari ummatku yang paling rendah nilainya”.
“Jadinya kita itu (harus) menuntut ilmu dengan
tidak melalaikan ibadat, dan beribadah dengan tidak lupa menuntut ilmu. Itulah
yang kita harap-harapkan. Kita semua punya pengharapan bahwa kita akan masuk
sorga dengan mudah, masuk sorga sebagai orang yang termulia. (maka) satu-satunya jalan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan menuntut ilmu dan beribadah, punya ilmu dan
mengamalkannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar