Sabtu, 05 Agustus 2017

KH. ABDUSSAMAD







KH. Abdussamad, BA bin Darmawan, lahir di Desa Ujung Murung, Amuntai, Jum’at, 27 April 1945 M (bertepatan dengan 14 Jumadil Awwal 1364 H). Pendidikan tingkat dasar di Sekolah Rakyat Negeri (SRN) Ujung Murung (1959). Kemudian untuk tingkatan tsanawiyah dan ‘aliyah beliau tempuh di Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” (Rakha) Amuntai (1965).
Beliau sempat menyelesaikan pendidikan sarjana muda pada kuliah  Fakultas Ushuluddin, Amuntai.  Berprofesi sebagai guru agama, sekaligus beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren “Ar-Raudhah  periode 2012 sampai sekarang. Beliau juga mengelola Majelis takilm “Raudhatul Muhsinin” Pasar Senin.

Diantara kalam beliau:

Kita itu kalau mau beribadat itu perlu ilmu, karena ilmu itu adalah pokok, atau dasar atau pusat. Jadi pusat ajaran dalam kita beribadat (maka) ia harus memiliki ilmu. Karena pentingnya ilmu dan ibadah, maka (mengenai hal tersebut) telah diterangkan didalam kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil dan Qur’an. Dasarnya disitu ada ilmu dan caranya beribadat. Demikian juga dengan diutusnya rasul-rasul itu adalah untuk urusan ilmu dan ibadah”.

“ayat “wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya’budun” (tidak Aku jadikan Jin dan manusia kecuali untuk beribadat kepada-KU). Ayat ini sering dibaca orang, sehinggs cukup menjadi dalil atas kemuliaan ibadah. Al-Qur’an telah menyebutkan kedua-duanya (tentang ilmu dan ibadat, pen), berarti keduanya penting dalam kehidupan kita menuju sorga Allah”.

“Maka menjadi kewajiban bagi seorang hamba, bahwa ia tidak boleh sibuk, tidak boleh kerja keraskecuali untuk mendapatkan keduanya, yaitu ilmu dan beribadah. Karena yang lain daripada ilmu dan ibadah, itu membawa kita pada kesenangan di dunia saja, diakhirat kita susah, karena kita tidak punya ibadah, amal shaleh tidak ada. Jadi kita itu perlu ilmu dan beribadah atau beramal shaleh”.

“Ilmu lebih mulia daripada ibadah dan lebih afdhal, artinya lebih banyak pahalanya, karena yang afdhal itu yang banyak pahalanya. Dasarnya adalah kelebihan seorang alim, orang yang mempunyai ilmu yang ia dapat melawan hawa nafsunya karena ia hendak beramal atas seorang ahli ibadah tapi yang dikerjakannya cuma beribadah saja, (maka) walaupun ia seorang yang alim tetapi kerjanya ibadah saja, ia tidak mencari ilmunya, cuma ada pengetahuannya. Jadi, orang alim orang yang berilmu dan mengamalkan akan ilmunya lebih baik daripada orang yang cuma beribadah. Perbedaannya seperti kelebihanku (Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dibandingkan dengan seorang laki-laki dari ummatku yang paling rendah nilainya”.

“Jadinya kita itu (harus) menuntut ilmu dengan tidak melalaikan ibadat, dan beribadah dengan tidak lupa menuntut ilmu. Itulah yang kita harap-harapkan. Kita semua punya pengharapan bahwa kita akan masuk sorga dengan mudah, masuk sorga sebagai orang yang termulia. (maka)  satu-satunya jalan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menuntut ilmu dan beribadah, punya ilmu dan mengamalkannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar