Selasa, 25 Juli 2017

KH. AHMAD ZAMANI, M.Ag




Drs. KH. Ahmad Zamani, M.Ag, bin Djumri lahir di Alabio, Amuntai, Minggu, 1 Agustus 1954 M (bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1373 H). Beliau adalah dosen Ilmu Hadits pada Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin. Sedangkan jabatan yang diemban sekarang adalah sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari Banjarmasin.
Latar belakang pendidikan beliau dapatkan di Takhassus Diny Pondok  Pesantren  Rakha  Amuntai (1966-1971), kemudian melanjutkan studi ke Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Amuntai (1972-1976). Kemudian sejak tahun 1976 sampai 1984 beliau menuntut ilmu agama di tanah suci Mekkah dengan mengikuti halaqah-halaqah di Masjidil Haram dan sekitarnya. Sekembali ke tanah air pada tahun 1985 langsung melanjutkan studi untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin Jurusan Perbandingan Agama (1986). Sedangkan gelar S-2 beliau mengambil studi bidang Filsafat Islam pada Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin (2001-2004).
Dalam dakwah seringkali beliau membawakan tema-tema kajian tafsir hadits, aqidah dan tasawuf. Jejak dakwah beliau tidak saja dilingkungan akademis, melainkan dari masjid ke masjid, diantaranya memberikan pengajian-pengajian agama secara terjadwal di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Mesjid An-Noor, masjid Ar-Raudhah, masjid al-Misbah, masjid al-Muhajirin, masjid al-Mubarakah dan lain-lain. Beliau juga pendiri Pondok Tahfidzul Ilmu Hadits dan Qur’an “Jannatul Irfan” Danau Panggang, Amuntai.
Diantara kitab atau karya tulis beliau adalah : “Studi Pemahaman Hadits-Hadits Aqidah” (2016), “Hadist-Hadits Sufistik : Studi Fiqh al-Hadits Menurut Ulama Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara” (2014), “Al-Jauhar al-Munawwar “Bahts ‘ilmiy Ahadits khair al-Basyar’ al-Thalabah Kulliyyah Ushul al-Din wa ‘ulum al-Insaniyyah Tsu’bah ‘ulum al-Qur’an” (2018), “Kajian Ilmu Hadits Dirayah Karya Intelektual Muslim Banjar” (2017), dan lain-lain.
Berpulang ke rahmatullah pada hari Jum’at, 26 April 2019 M (bertepatan dengan 20 Sya’ban 1440 H) dan dimakamkan di Alkah keluarga di Alabio, Amuntai, Kalimantan Selatan.

Diantara kalam beliau:

“Besarnya pahala  (shalat) pada shaf pertama itu karena kita jadi tahu siapa imamnya, jelas mendengar bacaan imam, lebih khusyuk menyimak khutbah sehingga dapat mengambil faedah”.

“Para mufassir itu ada unsur ilham Tuhan, didapat dengan kekuatan ibadah. Itu artinya mereka orang yang benar-benar alim, bukan orientalis”.

“Al-Qur’an sebuah kitab suci, dianggap sakral. Mutlak kalam Tuhan yang hanya Nabi yang dapat menterjemahkan. Orang yang punya ilmu mapan bisa juga memahami, tapi tetap merujuk pada nabi Saw sehingga para mufassirin dan muhadissin harus ekstra hati-hati dalam menafsirkan, karena ayat saling berkaitan tidak bisa terpotong-potong”.

“Kasyf ada 3 macam, yaitu Kasyf Jamilullah ialah terbukanya keindahan Allah, kedua kasyf Kalamullah ialah terbukanya kesempurnaan, ketiga Kasyf Jalalullah ialah terbukanya segala kesempurnaan, keagungan, kebesaran Allah. Bila seseorang berada pada kondisi ini ada 2 kemungkinan yang terjadi : dia bisa naik menuju Allah, atau Allah yang turun kepadanya (LiqaAllah).Dalil adanya Kasyf  ini terdapat dalam al-Qur'an surah Qaf (50) : 22 “ Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”.

“Nama seseorang bukan sekedar identitas, melainkan juga merupakan sebuah do’a. Maka bila ada 40 orang yang memanggil nama kita, kemungkinan besar nama yang kita sandang apabila mengandung makna yang baik maka kita akan menjadi baik.Jadi jarang orang yang memiliki nama yang jelek memiliki tabiat yang baik. Seperti Abu Jahal, sepanjang  hidupnya dia menjadi seorang yang zalim. Berbeda dengan anaknya yang bernama Ikrimah, anak tersebut menjadi salah seorang  alim  dizamannya. Sehingga bagi saya, nama itu bukan sekedar nama melainkan memiliki makna”.

“Suatu pekerjaan sunnah yang dilakukan secara istiqamah, maka akan mengundang cintanya Allah, dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka segala jalan hidupnya akan diatur oleh Allah bahkan keinginannya juga akan dicukupi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar