Drs. KH. Ahmad Zamani, M.Ag, bin Djumri lahir di Alabio, Amuntai, Minggu, 1
Agustus 1954 M (bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1373 H). Beliau adalah dosen Ilmu Hadits pada Fakultas Ushuluddin IAIN
Antasari Banjarmasin. Sedangkan jabatan yang diemban sekarang adalah sebagai Pembantu Dekan III
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari Banjarmasin.
Latar
belakang pendidikan beliau dapatkan di Takhassus Diny Pondok Pesantren
“Rakha” Amuntai (1966-1971), kemudian melanjutkan studi ke Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Amuntai (1972-1976). Kemudian sejak tahun
1976 sampai 1984 beliau menuntut ilmu agama di tanah suci Mekkah dengan
mengikuti halaqah-halaqah di Masjidil Haram dan sekitarnya. Sekembali ke tanah
air pada tahun 1985 langsung melanjutkan studi untuk meraih gelar sarjana pada
Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin Jurusan Perbandingan Agama
(1986). Sedangkan gelar S-2 beliau mengambil studi bidang Filsafat Islam pada
Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin (2001-2004).
Dalam
dakwah seringkali beliau membawakan tema-tema kajian tafsir hadits, aqidah dan
tasawuf. Jejak dakwah beliau tidak saja dilingkungan akademis, melainkan dari
masjid ke masjid, diantaranya memberikan pengajian-pengajian agama secara
terjadwal di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Mesjid An-Noor, masjid Ar-Raudhah,
masjid al-Misbah, masjid al-Muhajirin, masjid al-Mubarakah dan lain-lain. Beliau
juga pendiri Pondok Tahfidzul Ilmu Hadits dan Qur’an “Jannatul Irfan” Danau Panggang, Amuntai.
Diantara kitab atau karya tulis beliau adalah : “Studi Pemahaman
Hadits-Hadits Aqidah” (2016), “Hadist-Hadits Sufistik : Studi Fiqh
al-Hadits Menurut Ulama Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara” (2014), “Al-Jauhar
al-Munawwar “Bahts ‘ilmiy Ahadits khair al-Basyar’ al-Thalabah Kulliyyah Ushul
al-Din wa ‘ulum al-Insaniyyah Tsu’bah ‘ulum al-Qur’an” (2018), “Kajian
Ilmu Hadits Dirayah Karya Intelektual Muslim Banjar” (2017), dan lain-lain.
Berpulang
ke rahmatullah pada hari Jum’at, 26 April 2019 M (bertepatan dengan 20 Sya’ban
1440 H) dan dimakamkan di Alkah keluarga di Alabio, Amuntai, Kalimantan
Selatan.
Diantara kalam beliau:
“Besarnya pahala (shalat) pada shaf
pertama itu karena kita jadi tahu siapa imamnya, jelas mendengar bacaan imam,
lebih khusyuk menyimak khutbah sehingga dapat mengambil faedah”.
“Para
mufassir itu ada unsur ilham Tuhan, didapat dengan kekuatan ibadah. Itu artinya
mereka orang yang benar-benar alim, bukan orientalis”.
“Al-Qur’an
sebuah kitab suci, dianggap sakral. Mutlak kalam Tuhan yang hanya Nabi yang
dapat menterjemahkan. Orang yang punya ilmu mapan bisa juga memahami, tapi
tetap merujuk pada nabi Saw sehingga para mufassirin dan muhadissin harus
ekstra hati-hati dalam menafsirkan, karena ayat saling berkaitan tidak bisa
terpotong-potong”.
“Kasyf
ada 3 macam, yaitu Kasyf Jamilullah ialah terbukanya keindahan Allah, kedua
kasyf Kalamullah ialah terbukanya kesempurnaan, ketiga Kasyf Jalalullah ialah
terbukanya segala kesempurnaan, keagungan, kebesaran Allah. Bila seseorang
berada pada kondisi ini ada 2 kemungkinan yang terjadi : dia bisa naik menuju
Allah, atau Allah yang turun kepadanya (LiqaAllah).Dalil adanya Kasyf ini terdapat dalam al-Qur'an surah Qaf (50) :
22 “ Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam”.
“Nama seseorang bukan sekedar identitas, melainkan juga merupakan sebuah
do’a. Maka bila ada 40 orang yang memanggil nama kita, kemungkinan besar nama
yang kita sandang apabila mengandung makna yang baik maka kita akan menjadi
baik.Jadi jarang orang yang memiliki nama yang jelek memiliki tabiat yang baik.
Seperti Abu Jahal, sepanjang hidupnya dia menjadi seorang yang zalim.
Berbeda dengan anaknya yang bernama Ikrimah, anak tersebut menjadi salah
seorang alim dizamannya. Sehingga bagi saya, nama itu
bukan sekedar nama melainkan memiliki makna”.
“Suatu
pekerjaan sunnah yang dilakukan secara istiqamah, maka akan mengundang cintanya
Allah, dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka segala jalan hidupnya
akan diatur oleh Allah bahkan keinginannya juga akan dicukupi oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar