Jumat, 21 Juli 2017

Prof. DR. KH. AHMAD ATHAILLAH, M.Ag



KH. Ahmad Athaillah  lahir di Amuntai, Jum'at, 29 Desember 1944 M (bertepatan 13 Muharram 1364 H). Beliau adalah Dekan Fakultas Ushuluddin dan Guru Besar “Ulum al-Qur’an  IAIN Antasari  serta pakar dibidang ilmu tafsir. Pendidikan S1 di IAIN Sunan Kalijaga pada fakultas syari’ah jurusan tafsir (1971) sedangkan S2 dan S3 beliau tempuh di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Diantara kalam beliau:

“Apa yang mereka lakukan (pendukung JIL) menyakitkan umat Islam, menghina agama. Ya, tidak langsung murtad, tapi mengarah kesana. Orang yang melakukan itu tidak punya ghirah (semangat) pada agama Islam, yang dilakukan tidak pantas dan itu memang seperti orang  murtad saja”.
“Sikap umat manusia dalam berdoa kepada Allah dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan. Pertama, golongan (orang-orang) yang sama sekali tidak mau berdo’a kepada-Nya, baik pada waktu susah maupun waktu senang. Mereka itulah yang disebut Allah dalam firman-Nya di surat Ghafir (at-Taubah (9): 60) sebagai orang-orang yang angkuh dan sombong dari beribadah dan berdoa kepada-Nya. Mereka itu adalah orang-orang ateis dan tidak bertuhan. Kedua, orang-orang yang selalu berdoa kepada Allah apabila sedang menghadapi kesusahan atau maumencapai suatu cita-cita atau mau melaksanakan usahayang sulit diwujudkan seorang diri. Orang-orang yang semacam itulahyang disindir Allah dalamfirman-Nya disurah Yunus (11) ayat 12.). Ketiga, orang-orang yang selalu berdoa, baik pada waktu susah maupun waktu senang. Orang-orang yang seperti itulah yang dikehendaki Allah”.
“Banyak orang yang salah dalam memahami pertolongan Allah dan terkabulnya doa mereka. Allah memang berjanji untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun, untuk dikabulkan doa itu ada dua syarat substansial (mendasar) yang harus dipenuhi. Kedua syarat itu telah disebutkan didalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2) ayat 186. Menurut firman Allah, syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang berdoa adalah penuhilah dahulu semua perintah-Kudan berimanlah kepada-Ku. Yang dimaksud penuhi dahulu semua perintah-Ku adalah setiap orang yang berdoa harus terlebih dahulu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk dalam melaksanakan perintah Allah adalah orang yang berdoa harus berusaha danberupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi sebab-sebab terwujudnya apa saja yang dimohonkan didalam doanya.”
“Jadi apa saja yang kita terima merupakan nikmat Allah. Kalau nikmat itu menurut lahirnya sesuai dengan doa kita disebut nikmat I’thaiyyah, sedangkan nikmat yang menurut lahirnya tidak sesuai dengan doa kita, tetapi sebenarnya terselip disana hikmah dan sesuatu yang terbaik untuk kita disebut ni’mat man’iyyah.” 


“Islam itu sudah mudah, jangan dimudah-mudahkan lagi”
“Jihad itu untuk kemaslahatan kaum muslimin dan tidak selalu dengan perang. Berjuang dengan pena, seperti penulis buku, atau mengajar  ilmu, menuntut ilmupun jihad, kalau tujuannya li i’la’i kalimatillah. Juga bisa dengan harta atau pemikiran. banyak yang bisa kita lakukan untuk menegakkan agama Allah sesuai profesi kita”
“Takwa tidak sebatas shalat tepat waktu, membaca al-Qur’an, tapi juga sikap disiplin, suka menolong, tidak korupsi adalah bentuk lain dari takwa”.


“Transliterasi al-Qur’an ke huruf latin sangat sulit. Tidak bisa sembarangan da nasal jadi. Tapi harus tahu ilmu maupun kaidah bakunya. Sebab bila tidak, akibatnya sangat fatal. Salah menulis, salah pula membacanya dan akibatnya salah pula artinya. Makanya jangan dianggap enteng, karena akibatnya fatal.  Misalnya, menulis  ‘alimun  jika tertulis  alimun  maka artinya berubah. ‘Alimun artinya Maha Mengetahui, sedang  alimun  artinya sangat pedih.”
“Ada 3 kategori orang yang termasuk meninggalkan al-Qur’an. Pertama, orang yang tidak membaca al-Qur’an dan tidak mau mempelajari. Kedua, tidak mau mempelajari isi kandungannya. Ketiga, tidak mau mengamalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar