KH. Ahmad
Athaillah lahir di Amuntai, Jum'at, 29 Desember
1944 M (bertepatan 13 Muharram 1364 H). Beliau adalah Dekan Fakultas Ushuluddin dan Guru Besar “Ulum al-Qur’an” IAIN Antasari
serta pakar dibidang ilmu tafsir. Pendidikan S1 di IAIN Sunan Kalijaga pada
fakultas syari’ah jurusan tafsir (1971) sedangkan S2 dan S3 beliau tempuh di
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Diantara kalam beliau:
“Apa yang
mereka lakukan (pendukung JIL) menyakitkan umat Islam, menghina agama. Ya,
tidak langsung murtad, tapi mengarah kesana. Orang yang melakukan itu tidak
punya ghirah (semangat) pada agama
Islam, yang dilakukan tidak pantas dan itu memang seperti orang murtad saja”.
“Sikap umat
manusia dalam berdoa kepada Allah dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan. Pertama,
golongan (orang-orang) yang sama sekali tidak mau berdo’a kepada-Nya, baik pada
waktu susah maupun waktu senang. Mereka itulah yang disebut Allah dalam
firman-Nya di surat Ghafir (at-Taubah (9): 60) sebagai orang-orang yang angkuh
dan sombong dari beribadah dan berdoa kepada-Nya. Mereka itu adalah orang-orang
ateis dan tidak bertuhan. Kedua, orang-orang yang selalu berdoa kepada
Allah apabila sedang menghadapi kesusahan atau maumencapai suatu cita-cita atau
mau melaksanakan usahayang sulit diwujudkan seorang diri. Orang-orang yang
semacam itulahyang disindir Allah dalamfirman-Nya disurah Yunus (11) ayat 12.).
Ketiga, orang-orang yang selalu berdoa, baik pada waktu susah maupun
waktu senang. Orang-orang yang seperti itulah yang dikehendaki Allah”.
“Banyak orang
yang salah dalam memahami pertolongan Allah dan terkabulnya doa mereka. Allah
memang berjanji untuk mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun, untuk dikabulkan
doa itu ada dua syarat substansial (mendasar) yang harus dipenuhi. Kedua syarat
itu telah disebutkan didalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2) ayat 186. Menurut
firman Allah, syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang berdoa adalah
penuhilah dahulu semua perintah-Kudan berimanlah kepada-Ku. Yang dimaksud
penuhi dahulu semua perintah-Ku adalah setiap orang yang berdoa harus terlebih
dahulu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk
dalam melaksanakan perintah Allah adalah orang yang berdoa harus berusaha
danberupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi sebab-sebab terwujudnya apa saja
yang dimohonkan didalam doanya.”
“Jadi apa saja
yang kita terima merupakan nikmat Allah. Kalau nikmat itu menurut lahirnya
sesuai dengan doa kita disebut nikmat I’thaiyyah, sedangkan nikmat yang
menurut lahirnya tidak sesuai dengan doa kita, tetapi sebenarnya terselip disana
hikmah dan sesuatu yang terbaik untuk kita disebut ni’mat man’iyyah.”
“Islam itu
sudah mudah, jangan dimudah-mudahkan lagi”
“Jihad itu
untuk kemaslahatan kaum muslimin dan tidak selalu dengan perang. Berjuang
dengan pena, seperti penulis buku, atau mengajar ilmu, menuntut ilmupun jihad, kalau tujuannya li i’la’i
kalimatillah. Juga bisa dengan harta atau pemikiran. banyak yang bisa kita
lakukan untuk menegakkan agama Allah sesuai profesi kita”
“Takwa tidak
sebatas shalat tepat waktu, membaca al-Qur’an, tapi juga sikap disiplin, suka
menolong, tidak korupsi adalah bentuk lain dari takwa”.
“Transliterasi
al-Qur’an ke huruf latin sangat sulit. Tidak bisa sembarangan da nasal jadi.
Tapi harus tahu ilmu maupun kaidah bakunya. Sebab bila tidak, akibatnya sangat
fatal. Salah menulis, salah pula membacanya dan akibatnya salah pula artinya.
Makanya jangan dianggap enteng, karena akibatnya fatal. Misalnya, menulis ‘alimun jika tertulis
alimun maka artinya
berubah. ‘Alimun artinya Maha Mengetahui, sedang alimun artinya sangat pedih.”
“Ada 3 kategori
orang yang termasuk meninggalkan al-Qur’an. Pertama, orang yang tidak
membaca al-Qur’an dan tidak mau mempelajari. Kedua, tidak mau
mempelajari isi kandungannya. Ketiga, tidak mau mengamalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar