KH. Muhammad
Syaukani, Lc bin H. Basran Said, lahir di Pamintangan, Amuntai, Kamis, 27 Januari
1955 M (bertepatan dengan 3 Jumadil Akhir 1374 H). Beliau berpendidikan Normal Islam Rakha Amuntai. Setelah itu menimba ilmu
di Islamic University Madinah mengambil jurusan Hadis, hingga mendapatkan gelar
Lc.
Sepulang dari
menimba ilmu di kota Nabi, beliau langsung mengabdikan diri menjadi guru di
Ponpes Rakha Amuntai. Aktivitas keseharian beliau adalah menyelenggarakan
majelis taklim di kediaman pribadi di desa Pamintangan, dan mengisi di berbagai
majelis taklim, serta pengajian agama rutin di Majelis Taklim “al-Ma’arif”
(mulai tahun 90-an) dengan mengkaji kitab Mukhtasar Sahih Bukhari karangan
Sunan Abi jamrah, serta kitab Syarah Sahih Muslim karangan Imam Nawawi, dan
Majelis taklim “Wazzikir” Desa Pamintangan.
Tutur bahasa
beliau dalam memberikan khutbah sangat berkesan. Beliau sering melakukan rihlah
dakwah ke berbagai daerah di Hulu Sungai, bahkan hingga ke Kalimantan Timur dan
Kalimantan Tengah.
Dalam kesibukan
beliau menjadi dosen di STAI Rakha dan SekolahTinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ)
Amuntai, beliau juga memimpin Majelis Dzikir Thareqat Qadiriyah Naqsyabandiyah.
Diantara kalam beliau:
“Saat
mailangi (menengok) orang garing (sakit) baik kita bacakan
fatihah, sebab diantara nama surah al-Fatihah itu adalah Asy-Syafi’ ,
kesembuhan. Mun ada orang minta tawar macam-macam, bacakan al-Fatihah. Jadi
kita membaca surah al-Fatihah tu artinya kita mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan Allah mengabulkan do’a, permohonan dan
harapan kita. Bagus lagi jika ditambahi Qulhuwallah (Qs. Al-Ikhlas) dan
Mu’awwidzatain yaitu Qul a’udzubirabbil falaq (Qs. Al-Falaq) dan Qul
a’udzubirabbinnaas (Qs. An-Naas). Sebab mu’awwidzatain adalah do’a untuk
kesembuhan dan juga ruqyah”.
“Musibah tu pian bila menimpa, Tuhan sudah menyiapkan pahala kepada
kita. Cuma bila kita macam-macam ucapan (yang tidak baik) bisa batal
(pahalanya). Jadi berdo’alah pada Allah : Allahumma ajirni fi musibati (ya Allah berikan aku pahala dari musibah yang aku terima) tambahi
pulang : wakhlufli khairan minha (dan gantikanlah
dengan yang lebih baik)”
:Sabar
nang paling harat, nang paling sempurna adalah bila disaat tertimpa musibah tu
kawa sabar, itu sabar nang paling besar pahalanya. Jadi sabar itu adalah ketika
pukulan pertama, ketika goncangan yang pertama, inilah sabar nang paling
istemewa”.
“Orang
nang kada ingat lawan mati atau kada membuat persiapan gasan mati adalah lebih
bodoh daripada kerbau, sapi atau kambing, karena meskipun sudah diikat untuk
disembelih tetap saja asyik memakan rumput yang hijau, bahkan masih sempat
tanduk menanduk untuk memperebutkan sang betina. Orang yang tidak ingat lawan
mati menandakan dadanya gelap dan hatinya sempit”
“Amun
kita kada tahu, kada bisa menilai (seorang calon
pemimpin, pen), batakun (bertanya)
lawan ulama-ulama, nang mana nang di didukung oleh kebanyakan ulama-ulama
atau para habaib”
“Hati-hati
kita didalam memilih (pemimpin), sebab dampaknya pada beberapa tahun yang akan datang. Pilihlah
yang shaleh, jujur, adil, sebab kita akan taumpat (ikut) apabila dia
jadi. Kalau kita memilih yang kada kakaruan, kita akan menanggung, karena kita
nang memilih. Jadi carilah orang yang baik, nang adil, nang kuat agamanya.
Jangan memilih orang yang kafir, sudah jelas dalam al-Qur’an Allah melarangnya.
Kemudian jangan memilih orang munafik, sebab orang munafik ini lebih berbahaya
daripada orang Islam. Kalau orang munafik itu, musuh dalam selimut, mengaku
Islam padahal dia memusuhi Islam. Atau (jangan pula
memilih) orang yang jahat, yang hanya untuk menggunakan kesempatan
kekuasaan untuk kepentingan dirinya saja, bukan untuk kepentingan masyarakat,
bahkan tidak memperjuangkan kepentingan agama, bias agama yang tajual”
“Didalam kubur
nanti kita akan ditanya tentang masalah keimanan. Kita harus menyakini bahwa
Allah itu Tuhan, Nabi Muhammad itu adalah Nabi, kemudian Islam itu agama. Amun
kita menganggap semua agama benar, itu kada mengatakan Islam. Semua agama benar
umpamanya, itu kada kawa kaena mengatakan Islamu dieni. Karena di dalam
al-Qur’an “Innad diena ‘indallahil Islam” Sesungguhnya agama yang
diredhai Allah Subhanahu wa ta’ala, yang benar itu hanya Islam disisi Allah
Subhanahu wa ta’ala. Jadi kalaukita mengatakan ada agama selain agama Islam
yang benar, itu kaena kada akan dapat menjawab pertanyaan didalam kubur”.
“Sapalih (sebagian) ada nang anu (berkata), “napa
jar minta do’a lawan orang alim,
bado’a saurang ja” Tuhan berfirman “ Ud
‘uni astajib lakum. Berdo’alah
niscaya aku perkenankan. Kada usah
salang minta do’akan lawan orang”. Itu bukan demikian. Kita tu berdo’a
dulu, juga minta do’akan dari orang-orang shaleh, ulama-ulama, (karena) kita
kada tahu do’a siapa yang dikabulkan Tuhan. Makin banyak orang mendo’akan makin
bagus. Bado’a tu makin banyak nang ma amin kan makin bagus”.
“Nang kada (yang tidak) mau minta do’akan
lawan orang tu, (berarti) orang tu sombong. Kaya inya pangabulnya do’a. Nabi ja
ketika Abu Bakar tulak ke Mekkah. Ujar Nabi : “Wahai Abu Bakar, buatiakan kami
dalam do’a kamu” Nabi ini lawan Abu Bakar minta do’akan. Nabi tu, apalagi kita
ini nangapa”
“Hati-hati kita
tu taumpati ajaran-ajaran yang sesat, walaupun panyumbahyang, walaupun paibadat, bahkan ulama besar, tapi ta ikuti
ajaran dari orang yang menyimpang dari ajaran agama yang benar, kaena (nanti)
akan dihalangi daripada minum di telaga haudh”.
“Hendaklah dalam bersedekah itu menyedekahkan sesuatu yang masih dibutuhkan
(oleh diri), bukan sesuatu yang sisa, atau tidak lagi dibutuhkan. Seseorang yang
bersedekah, padahal dirinya kadada baisian atau kada tapi panduitan lebih
baik nilainya dibandingkan sedekahnya
orang yang mempunyai kekayaan atau sesuatu secara melimpah”
“Kita tidak tahu dimana letak keredhaan dan kemurkaan Allah. Sehingga
terhadap kebajikan, meskipun kecil, hendaknya kita kerjakan. Sebab kita tidak
tahu dimana keredhaan Allah ditempatkan, apakah pada shalatnya, pada puasa atau
pada kebajikan-kebajikan lainnya. Dan terhadap maksiat, hendaknya kita segera
bertaubat dan mohon maaf, sebab kita tidak tahu dimana (pada kemaksiatan apa)
kemurkaan Allah diletakkan. Sebagai contoh, Allah memasukkan seorang pelacur ke
dalam sorga karena Allah redha terhadap perbuatan baiknya memberi minum anjing
yang kehausan. Sebaiknya, Allah memasukkan seorang wanita peibadat (ahli
ibadah) kedalam neraka karena mengurung kucing tanpa diberi makan”.
“Kalau
seseorang dalam sehari semalam shalatnya kurang dari lima kali (waktu), maka
tidak baik bagi orang itu sendiri. Karena manusia lebih banyak lalainya
daripada ingatnya kepada Allah”.
“Kalau
seseorang dalam hatinya sudah merasakan mantap (sempurna), maka ia belumlah
mantap (sempurna).”
“Apabila kita
berharap dapat masuk sorga, maka ikutilah jalan yang menuju sorga, jangan
mengikuti jalan lain yang aneh-aneh. Ibarat kita berharap dapat sampai ke
Banjarmasin maka ikutilah (menumpanglah) pada mobil yang menuju Banjarmasin,
jangan sampai mengikuti mobil jurusan Balikpapan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar