Rabu, 26 Juli 2017

KH. MUHAMMAD SYAUKANI, Lc



KH. Muhammad Syaukani, Lc bin H. Basran Said, lahir di Pamintangan, Amuntai, Kamis, 27 Januari 1955 M (bertepatan dengan 3 Jumadil Akhir 1374 H). Beliau berpendidikan Normal Islam Rakha Amuntai. Setelah itu menimba ilmu di Islamic University Madinah mengambil jurusan Hadis, hingga mendapatkan gelar Lc.
Sepulang dari menimba ilmu di kota Nabi, beliau langsung mengabdikan diri menjadi guru di Ponpes Rakha Amuntai. Aktivitas keseharian beliau adalah menyelenggarakan majelis taklim di kediaman pribadi di desa Pamintangan, dan mengisi di berbagai majelis taklim, serta pengajian agama rutin di Majelis Taklim “al-Ma’arif” (mulai tahun 90-an) dengan mengkaji kitab Mukhtasar Sahih Bukhari karangan Sunan Abi jamrah, serta kitab Syarah Sahih Muslim karangan Imam Nawawi, dan Majelis taklim “Wazzikir” Desa Pamintangan.
Tutur bahasa beliau dalam memberikan khutbah sangat berkesan. Beliau sering melakukan rihlah dakwah ke berbagai daerah di Hulu Sungai, bahkan hingga ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Dalam kesibukan beliau menjadi dosen di STAI Rakha dan SekolahTinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai, beliau juga memimpin Majelis Dzikir Thareqat Qadiriyah Naqsyabandiyah.


Diantara kalam beliau:

“Saat mailangi (menengok) orang garing (sakit) baik kita bacakan fatihah, sebab diantara nama surah al-Fatihah itu adalah Asy-Syafi’ , kesembuhan. Mun ada orang minta tawar macam-macam, bacakan al-Fatihah. Jadi kita membaca surah al-Fatihah tu artinya kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan Allah mengabulkan do’a, permohonan dan harapan kita. Bagus lagi jika ditambahi Qulhuwallah (Qs. Al-Ikhlas) dan Mu’awwidzatain yaitu Qul a’udzubirabbil falaq (Qs. Al-Falaq) dan Qul a’udzubirabbinnaas (Qs. An-Naas). Sebab mu’awwidzatain adalah do’a untuk kesembuhan dan juga ruqyah”.



“Musibah tu pian bila menimpa, Tuhan sudah menyiapkan pahala kepada kita. Cuma bila kita macam-macam ucapan (yang tidak baik) bisa batal (pahalanya). Jadi berdo’alah pada Allah : Allahumma ajirni fi musibati (ya Allah berikan aku pahala dari musibah yang aku terima) tambahi pulang : wakhlufli khairan minha (dan gantikanlah dengan yang lebih baik)”

:Sabar nang paling harat, nang paling sempurna adalah bila disaat tertimpa musibah tu kawa sabar, itu sabar nang paling besar pahalanya. Jadi sabar itu adalah ketika pukulan pertama, ketika goncangan yang pertama, inilah sabar nang paling istemewa”.

“Orang nang kada ingat lawan mati atau kada membuat persiapan gasan mati adalah lebih bodoh daripada kerbau, sapi atau kambing, karena meskipun sudah diikat untuk disembelih tetap saja asyik memakan rumput yang hijau, bahkan masih sempat tanduk menanduk untuk memperebutkan sang betina. Orang yang tidak ingat lawan mati menandakan dadanya gelap dan hatinya sempit”

Amun kita kada tahu, kada bisa menilai (seorang calon pemimpin, pen), batakun (bertanya)  lawan ulama-ulama, nang mana nang di didukung oleh kebanyakan ulama-ulama atau para habaib”

“Hati-hati kita didalam memilih (pemimpin), sebab dampaknya pada beberapa tahun yang akan datang. Pilihlah yang shaleh, jujur, adil, sebab kita akan taumpat (ikut) apabila dia jadi. Kalau kita memilih yang kada kakaruan, kita akan menanggung, karena kita nang memilih. Jadi carilah orang yang baik, nang adil, nang kuat agamanya. Jangan memilih orang yang kafir, sudah jelas dalam al-Qur’an Allah melarangnya. Kemudian jangan memilih orang munafik, sebab orang munafik ini lebih berbahaya daripada orang Islam. Kalau orang munafik itu, musuh dalam selimut, mengaku Islam padahal dia memusuhi Islam. Atau (jangan pula memilih) orang yang jahat, yang hanya untuk menggunakan kesempatan kekuasaan untuk kepentingan dirinya saja, bukan untuk kepentingan masyarakat, bahkan tidak memperjuangkan kepentingan agama, bias agama yang tajual”

“Didalam kubur nanti kita akan ditanya tentang masalah keimanan. Kita harus menyakini bahwa Allah itu Tuhan, Nabi Muhammad itu adalah Nabi, kemudian Islam itu agama. Amun kita menganggap semua agama benar, itu kada mengatakan Islam. Semua agama benar umpamanya, itu kada kawa kaena mengatakan Islamu dieni. Karena di dalam al-Qur’an “Innad diena ‘indallahil Islam” Sesungguhnya agama yang diredhai Allah Subhanahu wa ta’ala, yang benar itu hanya Islam disisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Jadi kalaukita mengatakan ada agama selain agama Islam yang benar, itu kaena kada akan dapat menjawab pertanyaan didalam kubur”.

Sapalih (sebagian) ada nang anu (berkata), “napa  jar minta do’a  lawan orang alim, bado’a saurang ja” Tuhan berfirman “ Ud ‘uni astajib lakum. Berdo’alah niscaya aku perkenankan. Kada usah salang minta do’akan lawan orang”. Itu bukan demikian. Kita tu berdo’a dulu, juga minta do’akan dari orang-orang shaleh, ulama-ulama, (karena) kita kada tahu do’a siapa yang dikabulkan Tuhan. Makin banyak orang mendo’akan makin bagus. Bado’a tu makin banyak nang ma amin kan makin bagus”.

Nang kada (yang tidak) mau minta do’akan lawan orang tu, (berarti) orang tu sombong. Kaya inya pangabulnya do’a. Nabi ja ketika Abu Bakar tulak ke Mekkah. Ujar Nabi : “Wahai Abu Bakar, buatiakan kami dalam do’a kamu” Nabi ini lawan Abu Bakar minta do’akan. Nabi tu, apalagi kita ini nangapa

“Hati-hati kita tu taumpati ajaran-ajaran yang sesat, walaupun panyumbahyang, walaupun  paibadat, bahkan ulama besar, tapi ta ikuti ajaran dari orang yang menyimpang dari ajaran agama yang benar, kaena (nanti) akan dihalangi daripada minum di telaga haudh”.

“Hendaklah dalam bersedekah itu menyedekahkan sesuatu yang masih dibutuhkan (oleh diri), bukan sesuatu yang sisa, atau tidak lagi dibutuhkan. Seseorang yang bersedekah, padahal dirinya kadada baisian atau kada tapi panduitan lebih baik nilainya dibandingkan  sedekahnya orang yang mempunyai kekayaan atau sesuatu secara melimpah”

“Kita tidak tahu dimana letak keredhaan dan kemurkaan Allah. Sehingga terhadap kebajikan, meskipun kecil, hendaknya kita kerjakan. Sebab kita tidak tahu dimana keredhaan Allah ditempatkan, apakah pada shalatnya, pada puasa atau pada kebajikan-kebajikan lainnya. Dan terhadap maksiat, hendaknya kita segera bertaubat dan mohon maaf, sebab kita tidak tahu dimana (pada kemaksiatan apa) kemurkaan Allah diletakkan. Sebagai contoh, Allah memasukkan seorang pelacur ke dalam sorga karena Allah redha terhadap perbuatan baiknya memberi minum anjing yang kehausan. Sebaiknya, Allah memasukkan seorang wanita peibadat (ahli ibadah) kedalam neraka karena mengurung kucing tanpa diberi makan”.

“Kalau seseorang dalam sehari semalam shalatnya kurang dari lima kali (waktu), maka tidak baik bagi orang itu sendiri. Karena manusia lebih banyak lalainya daripada ingatnya kepada Allah”.

“Kalau seseorang dalam hatinya sudah merasakan mantap (sempurna), maka ia belumlah mantap (sempurna).”

“Apabila kita berharap dapat masuk sorga, maka ikutilah jalan yang menuju sorga, jangan mengikuti jalan lain yang aneh-aneh. Ibarat kita berharap dapat sampai ke Banjarmasin maka ikutilah (menumpanglah) pada mobil yang menuju Banjarmasin, jangan sampai mengikuti mobil jurusan Balikpapan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar