KH. Farid
Ma’ruf lahir di Alabio, Amuntai pada tahun 1926 M (1345 H). Beliau adalah Direktur Yayasan Pendidikan Islam dan Asuhan Yatim (YPIA) “Al-Mukmin” Ngruki, Solo, Yayasan yang
menaungi Ponpes “al-Mukmin” Ngruki pimpinan KH. Abu Bakar Ba’asyir.
Diantara kalam beliau:
“Apa artinya
dibantu, kalau kita tidak bisa bersuara dengan hati nurani alias terjajah”
“Kalau kita mau
merobah kurikulum madrasah dan pesantren itu terlalu bodoh. Karena semua
disusun sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Jadi, apa bedanya
pesantren dengan sekolah-sekolah biasa. Kalau sampai pelajaran yang seharusnya
diadakan kemudian dihilangkan, sangat berbahaya bagi kelangsungan ummat Islam”.
“Dalam Islam ada
musyawarah, yang berarti mengadu argumentasi atau dalil, bukan mengadu
jumlah suara.Sehingga suaranya pencuri dan ulama sama. Yang dicari adalah siapa
yang punya dalil terkuat, bukan pemilih yang terbanyak”.
“Jika roh jihad
hilang maka tidak ada lagi perjuangan, diajadi apatis. Karena itu, semangat jihad
harus terus dihidupkan kepada ummat islam”.
“Jihad
seringkali dikaitkan dengan perang, padahal sesungguhnya tidak begitu. Yang
bicara begitu, itu orang yang tidak mengerti islam. Jihad adalah perjuangan,
jadi ada di ekonomi, politik, budaya dan lainnya. Intinya, jihad itu ada dalam
setiap aspek-aspek kehidupan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar