Sabtu, 29 Juli 2017

H. SULAIMAN ELSA

 

H. Sulaiman Elsa, BA bin KH. Ismail bin Jaferi, lahir di Amuntai, Selasa, 24 Februari 1959 M (bertepatan dengan 15 Sya’ban 1378 H). Beliau mengabdikan diri menjadi pendidik pada MAN 2 Amuntai, serta pendidik di lingkungan ponpes Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai.
Dalam keorganisasian beliau pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nahdlatul Ummah (PNU), dan pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Hulu Sungai Utara. Juga menjadi Dewan Pembina Kerukunan Mahasiswa HSU-Banjarmasin.

Diantara kalam beliau:

“Allah telah mengatakan bahwa kita adalah sebaik-baik ummat, maka sebagai ummat terbaik kita dituntut untuk menyampaikan amar makruf nahi munkar, bukan hanya menyampaikan tapi juga dengan pengamalan, sedang peran utama para ulama selain membimbing ummat ialah menasehati pemimpin”.

“Kita sebagai ulama hendaklah menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar terlebih kepada pemimpin. Allah telah memperingatkan bahwasanya orang yang memiliki ilmu namun tidak menyampaikannya maka ia akan diazab sebelum para penyembah berhala menerima azabnya”.

“Mari kita bersama bangkit berdiri dan suarakanlah kebenaran dari Allah, tegaskan suara bahwa hanya hukum Allah yang wajib ditaati dan hanya dengan tegaknya syari’at Allah saja berbagai fasad dan kerusakan ditengah ummat dapat teratasi, bila kita biarkan ummat dijauhkan dari hukum Allah, makan ingatlah, kita punya andil dan amanah dalam meluruskan ummat”.

“Keteguhan hati Rasulullah dalam menyampaikan Islam yang tidak tergiur oleh iming-iming harta, wanita dan tahta agar beliau meninggalkan dakwah, harusnya menjadi contoh bagi kta ulama sekarang dalam mendakwahkan Islam. Kita tidak boleh melepas agama demi kepentingan dunia yang sebentar ini”

“Seruan-seruan saat ini tentang wabah, lebih banyak kepermasalahan teknis jaga jarak, dan sebagainya, hampir tidak ada seruan bertaubat, mendekat kepada Allah, mendekat kepada syari’at Allah. Padahal ada wabah yang jauh lebih besar dan harus diwaspadai yakni wabah hancurnya agama, lantaran dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab”.

 “Taqwa adalah jembatan atau titian untuk mendapatkan tempat yang layak disisi Allah”.

“Berusahalah semaksimal mungkin, kemudian sertailah dengan berdo’a kepada Allah, (mengenai) hasilnya serahkan kepada-Nya, biarkan Allah Subhanahu wa ta’ala menentukan yang terbaik”.

“Dalam berpolitik, sebagai seorang muslim, kita hanya perlu mencontoh apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat”.

“Janganlah kita meremehkan disiplin baik untuk urusan dunia maupun akherat, untuk kegiatan sehari-hari dan juga dalam melakukan ibadah. Karena, dengan sikap disiplin, kita akan lebih tertib dan teratur dalam melaksanakan sesuatu, lebih percaya diri dalam melakukan pekerjaan, dan lebih bisa bertanggungjawab pada pekerjaan”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar