Jumat, 21 Juli 2017

H. NASRULLAH, Lc.M.HI



H. Nasrullah, Lc, M.HI lahir di Haur Gading, Amuntai Utara, Minggu, 16 April 1978 M (bertepatan dengan 8 Jumadil Awwal 1398 H). Beliau adalah putra dari KH. Muhammad Atha Sy. Pernah mondok di Ponpes “Al-Falah” Banjarbaru selama 7 tahun. Tahun 1998 melanjutkan studi di Institut Studi Islam Kairo. Selanjutnya mengambil S-2 di IAIN Antasari Banjarmasin. Sekarang menjadi Dosen Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai dan tenaga pendidik di Sekolah Dasar Islam “Nur Sufiiyah” Banjang  Amuntai. Beliau juga anggota Dewan Majelis Masjid Indonesia Kabupaten HSU.
Beliau mengarang beberapa buku diantaranya : “The Power of Surah al-Ashr” “The Power of al-Qur’an”, “Bidayat al-Nahwi Li Mubtadiin”, “Perkembangan Pembaharuan Hukum Islam dalam Perspektif al-Fiqh Al-Wasathy”, dll.

Diantara kalam beliau:

“Bahwa amal-amal yang dicintai Allah bukan dalam bentuk ritual ibadah semata, akan tetapi setiap aktivitas atau pekerjaan yang didalamnya dihubungkan dengan Allah maka hal tersebut menjadi amal shaleh. Pejabat public, tenaga pendidik, pengusaha, pedagang, seorang ibu, ayah dan apapun profesinya ketika terhubung dengan Allah Subhanahu wa ta’ala maka setiap aktivitas yang dikerjakan tersebut akan menjadi amal-amal yang sangat dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Untuk mendapatkan kecintaan Allah dapat dilakukan dengan mengerjakan amaliah-amaliah sunnah yang dikerjakan secara berkesinambungan”.

“Bahwa ciri orang yang mendapatkan kecintaan Allah bisa dilihat dari kehidupan sosialnya, dan juga organ-organ fisiknya selalu terjaga dari tergelincir kelembah maksiat”.

“Unsur pendidikan terbesar dalam Islam yang pertama adalah pendidikan Akhlaq. Buktinya pian, banyak orang pintar, tiap tahun perguruan tinggi menghasilkan doctor, master, dan sarjana S-1, tetapi masalah adab masih menjadi pertanyaan besar”

“Perempuan memiliki potensi yang besar untuk melahirkan maksiat kepada Allah, tetapi Islam juga sangat menghormati perempuan. Sebagai contoh, siapakah orang yang pertama kali harus dibaktii, Rasulullah menjawab : ibumu, ibumu, ibumu. “Sorga di bawah telapak kaki ibu”, dan didalam al-Qur’an ada surah An-Nisa. Karenanya di dalam keluarga perlu diajarkan akhlak”.

“Apabila kita semata membekali anak dengan ilmu, maka ketika kita tua, kita akan ditinggalkan oleh anak kita sendiri, tetapi apabila kita memberikan pendidikan adab kepada mereka, apabila kita tua, maka anak kita akan dekat dengan kita”.

“Membuat status dihadapan Allah itu mudah (murah)”

“Kualitas manusia dihadapan Allah sangat tergantung pada ketaatan kita kepada Allah Swt”.”

“Semakin baik pengamalan agama seseorang, semakin baik hubungan seseorang dengan Allah, dan baik pula hubungannya dengan masyarakat”.

“Betapa pentingnya ketaatan kepada Allah. Di alam dunia bisa kita jadikan sarana atau media untuk bertawassul kepada Allah Swt, ketika kita dihadapkan dengan berbagai persoalan kehidupan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar