H. Nasrullah,
Lc, M.HI lahir di Haur Gading, Amuntai Utara, Minggu, 16
April 1978 M (bertepatan dengan 8 Jumadil Awwal 1398 H).
Beliau adalah putra dari KH. Muhammad Atha Sy. Pernah mondok di Ponpes “Al-Falah”
Banjarbaru selama 7 tahun. Tahun 1998 melanjutkan studi di Institut Studi Islam
Kairo. Selanjutnya mengambil S-2 di IAIN Antasari Banjarmasin. Sekarang menjadi
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai dan tenaga pendidik di
Sekolah Dasar Islam “Nur Sufiiyah”
Banjang Amuntai. Beliau juga anggota
Dewan Majelis Masjid Indonesia Kabupaten HSU.
Beliau mengarang
beberapa buku diantaranya : “The Power of
Surah al-Ashr” “The Power of
al-Qur’an”, “Bidayat al-Nahwi Li
Mubtadiin”, “Perkembangan Pembaharuan
Hukum Islam dalam Perspektif al-Fiqh Al-Wasathy”, dll.
Diantara kalam
beliau:
“Bahwa amal-amal yang dicintai Allah bukan dalam bentuk ritual
ibadah semata, akan tetapi setiap aktivitas atau pekerjaan yang didalamnya
dihubungkan dengan Allah maka hal tersebut menjadi amal shaleh. Pejabat public,
tenaga pendidik, pengusaha, pedagang, seorang ibu, ayah dan apapun profesinya
ketika terhubung dengan Allah Subhanahu wa ta’ala maka setiap aktivitas yang
dikerjakan tersebut akan menjadi amal-amal yang sangat dicintai Allah Subhanahu
wa ta’ala”.
“Untuk mendapatkan kecintaan Allah dapat dilakukan dengan
mengerjakan amaliah-amaliah sunnah yang dikerjakan secara berkesinambungan”.
“Bahwa ciri orang yang mendapatkan kecintaan Allah bisa dilihat
dari kehidupan sosialnya, dan juga organ-organ fisiknya selalu terjaga dari
tergelincir kelembah maksiat”.
“Unsur pendidikan terbesar dalam Islam yang pertama adalah
pendidikan Akhlaq. Buktinya pian, banyak orang pintar, tiap tahun perguruan
tinggi menghasilkan doctor, master, dan sarjana S-1, tetapi masalah adab masih
menjadi pertanyaan besar”
“Perempuan memiliki potensi yang besar untuk melahirkan maksiat
kepada Allah, tetapi Islam juga sangat menghormati perempuan. Sebagai contoh,
siapakah orang yang pertama kali harus dibaktii, Rasulullah menjawab : ibumu,
ibumu, ibumu. “Sorga di bawah telapak kaki ibu”, dan didalam al-Qur’an ada
surah An-Nisa. Karenanya di dalam keluarga perlu diajarkan akhlak”.
“Apabila kita semata membekali anak dengan ilmu, maka ketika kita
tua, kita akan ditinggalkan oleh anak kita sendiri, tetapi apabila kita
memberikan pendidikan adab kepada mereka, apabila kita tua, maka anak kita akan
dekat dengan kita”.
“Membuat status dihadapan Allah itu mudah (murah)”
“Kualitas manusia dihadapan Allah sangat tergantung pada ketaatan
kita kepada Allah Swt”.”
“Semakin baik pengamalan agama seseorang, semakin baik hubungan
seseorang dengan Allah, dan baik pula hubungannya dengan masyarakat”.
“Betapa pentingnya ketaatan kepada Allah. Di alam dunia bisa kita
jadikan sarana atau media untuk bertawassul kepada Allah Swt, ketika kita
dihadapkan dengan berbagai persoalan kehidupan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar