KH. Ahmad Supian bin Darsyah lahir di Alabio, Senin, 14 April 1952 M (bertepatan dengan 19 Rajab 1371 H). Waktu kecil mondok di Pondok Pesantren “Raudhatul Jinan” di Desa Rantau Bujur Alabio. Kemudian ke Ponpes Darussalam Martapura (1969-1974). Lalu mengaji di Mekkah Masjidil Haram (1976-1983).
Setiba menimba ilmu di Mekkah, beliau mulai berdakwah di Banjarmasin dan
menjadi pendidik di beberapa pondok pesantren. Di antara jabatan yang pernah diamanatkan
kepada beliau di antaranya sebagai Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdhatul
Ulama Kalsel periode 2007-2012.
Diantara
kalam beliau:
“Dalam aqidah kita semua yang tercipta itu tidak ada yang
memperbuat selain daripada Tuhan. Terus I’tiqad kita, keyakinan kita
ahlussunnah wal jama’ah, yang baik : iman, islam; yang jahat : membuat
kekafiran, kefasikan. Apakah itu tidak diciptakan Tuhan? Semua diciptakan
Tuhan. Kita diciptakan Tuhan, perbuatan diciptakan Tuhan. Baik dan jahat
diciptakan Tuhan. Cuma dalam I’tiqad kita, yang baik itu diciptakan Tuhan untuk
disuruh manggawi (mengerjakan), (sedang) yang jahat itu diciptakan Tuhan (agar) jangan
digawi”.
“Yang baik itu diciptakan Tuhan disuruh manggawi, yang jahat itu
diciptakan Tuhan dilarang manggawi. Kenapa ? Karena tiap-tiap perintah itu ada manfaat.
Tuhan menyuruh kita ini agar untung dan bahagia. (yang sedemikian)
baik benar Tuhan itu. Diulahakan
perintah supaya kita ini bahagia di dunia bahagia di akherat. Amun akal
kita itu merespon, masya Allah, baik banar Tuhan lawan kita. Diulahakan Tuhan
perintah, gawi jar Tuhan, selamat kita. Diulahakan Tuhan jua larangan, jangan
digawi jar Tuhan, (maka) selamat kita”.
“Kenapa nang jahat diulah Tuhan jua ? Karena di awak (diri) kita ini ada
nafsu. Tuhan maulah larangan itu, jangan di gawi jar Tuhan. Bila kita gawi,
kada Tuhan nang manyuruh, kita saurang nang handak. Kenapa ? Karena ada nafsu.
Dan nafsu itu sendiri ada nafsu amarah, nafsu amarah itu
yaitu keinginan. Inya bila orang kada baisi keinginan, orang itu kada hidup
lagi, mati sudah. Mungkin keinginan itu ada nang handak jahat melulu. Ada nafsu
lawwamah, yaitu bahanu baik bahanu kada, alias manggiring kawan.
Bila takawan orang nang bamulud habsyi, ikut asyik mambaca rawi, bila takawan
orang karaoke, umpat manyumbang lagu. Pamulutadan kah karaoke kah? Ini
ngarannya nafsu lawwamah. Yang satunya lagi, yaitu nafsu mutmainnah, nafsu yang
dapat mengendalikan”
“Wara’ itu meambil dunia biar banyak asal halal, warik biar sedikit
tapi haram, apalagi banyak, nang kaya itu warik tu. Dan banyak zaman kita wahini
perbuatannya seperti binatang, baik perkataannya, kelakuannya, juga
perbuatannya”.
“Seorang anak yang baik kepingin disayangi orang tuanya. Seorang
suami yang baik ingin dicintai oleh istrinya. Demikian pula, seorang hamba yang
baik tentu kepingin dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”.
“Orang yang gemar berzakat akan dikasihi dan didekati Allah, akan
semakin dekat dengan manusia, dan
didekatkan dengan sorga serta dijauhkan dari api neraka. Selain itu, berzakat
sekaligus pula sebagai alat pembersih dari harta-harta yang kita peroleh”.
“Jangan anggap sepele do’a, karena itu senjata orang mukmin”
“Pertolongan Allah baru akan turun,kalau sesama muslim sudah lebih
dulu saling tolong menolong, membantu saudaranya yang ditimpa bencana”
“Selama di dunia, kita wajib menuntut ilmu
agama dan ilmu lainnya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Ilmu yang
bermanfaat itu akan menyadarkan kita tentang kehidupan ini hanya milik Allah
dan akan kembali kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal untuk kehidupan
akhirat. (Jadi) selama di dunia ini, kita diharapkan gemar melakukan amal-amal
kebaikan kepada manusia lainnya dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala”.
“Semua yang kita lakukan di dunia ini akan ada
pertanggungjawabannya di hari pembalasan. Allah adalah hakim yang paling adil
di dunia dan akhirat. Jangankan manusia, kambing yang berkelahi saja akan
diadili”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar