Kamis, 20 Juli 2017

KH. AHMAD SUPIAN




KH. Ahmad Supian bin Darsyah  lahir di Alabio, Senin, 14 April 1952 M (bertepatan dengan 19 Rajab 1371 H). Waktu kecil mondok di Pondok Pesantren “Raudhatul Jinan” di Desa Rantau Bujur Alabio. Kemudian ke Ponpes  Darussalam Martapura (1969-1974). Lalu mengaji di Mekkah Masjidil Haram (1976-1983).
Setiba menimba ilmu di Mekkah, beliau mulai berdakwah di Banjarmasin dan menjadi pendidik di beberapa pondok pesantren. Di antara jabatan yang pernah diamanatkan kepada beliau di antaranya sebagai Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Kalsel periode 2007-2012.

Diantara kalam beliau:

“Dalam aqidah kita semua yang tercipta itu tidak ada yang memperbuat selain daripada Tuhan. Terus I’tiqad kita, keyakinan kita ahlussunnah wal jama’ah, yang baik : iman, islam; yang jahat : membuat kekafiran, kefasikan. Apakah itu tidak diciptakan Tuhan? Semua diciptakan Tuhan. Kita diciptakan Tuhan, perbuatan diciptakan Tuhan. Baik dan jahat diciptakan Tuhan. Cuma dalam I’tiqad kita, yang baik itu diciptakan Tuhan untuk disuruh manggawi (mengerjakan), (sedang) yang jahat itu diciptakan Tuhan (agar) jangan digawi”.

“Yang baik itu diciptakan Tuhan disuruh manggawi, yang jahat itu diciptakan Tuhan dilarang manggawi. Kenapa ? Karena tiap-tiap perintah itu ada manfaat. Tuhan menyuruh kita ini agar untung dan bahagia. (yang sedemikian) baik benar Tuhan itu. Diulahakan  perintah supaya kita ini bahagia di dunia bahagia di akherat. Amun akal kita itu merespon, masya Allah, baik banar Tuhan lawan kita. Diulahakan Tuhan perintah, gawi jar Tuhan, selamat kita. Diulahakan Tuhan jua larangan, jangan digawi jar Tuhan, (maka) selamat kita”.

“Kenapa nang jahat diulah Tuhan jua ? Karena di awak (diri) kita ini ada nafsu. Tuhan maulah larangan itu, jangan di gawi jar Tuhan. Bila kita gawi, kada Tuhan nang manyuruh, kita saurang nang handak. Kenapa ? Karena ada nafsu. Dan nafsu itu sendiri ada nafsu amarah, nafsu amarah itu yaitu keinginan. Inya bila orang kada baisi keinginan, orang itu kada hidup lagi, mati sudah. Mungkin keinginan itu ada nang handak jahat melulu. Ada nafsu lawwamah, yaitu bahanu baik bahanu kada, alias manggiring kawan. Bila takawan orang nang bamulud habsyi, ikut asyik mambaca rawi, bila takawan orang karaoke, umpat manyumbang lagu. Pamulutadan kah karaoke kah? Ini ngarannya nafsu lawwamah. Yang satunya lagi, yaitu nafsu mutmainnah, nafsu yang dapat mengendalikan”

“Wara’ itu meambil dunia biar banyak asal halal, warik biar sedikit tapi haram, apalagi banyak, nang kaya itu warik tu. Dan banyak zaman kita wahini perbuatannya seperti binatang, baik perkataannya, kelakuannya, juga perbuatannya”.

“Seorang anak yang baik kepingin disayangi orang tuanya. Seorang suami yang baik ingin dicintai oleh istrinya. Demikian pula, seorang hamba yang baik tentu kepingin dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Orang yang gemar berzakat akan dikasihi dan didekati Allah, akan semakin dekat dengan  manusia, dan didekatkan dengan sorga serta dijauhkan dari api neraka. Selain itu, berzakat sekaligus pula sebagai alat pembersih dari harta-harta yang kita peroleh”.

“Jangan anggap sepele do’a, karena itu senjata orang mukmin”

“Pertolongan Allah baru akan turun,kalau sesama muslim sudah lebih dulu saling tolong menolong, membantu saudaranya yang ditimpa bencana”

“Selama di dunia, kita wajib menuntut ilmu agama dan ilmu lainnya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Ilmu yang bermanfaat itu akan menyadarkan kita tentang kehidupan ini hanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal untuk kehidupan akhirat. (Jadi) selama di dunia ini, kita diharapkan gemar melakukan amal-amal kebaikan kepada manusia lainnya dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Semua yang kita lakukan di dunia ini akan ada pertanggungjawabannya di hari pembalasan. Allah adalah hakim yang paling adil di dunia dan akhirat. Jangankan manusia, kambing yang berkelahi saja akan diadili”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar