Minggu, 30 Juli 2017

KH BUSRO KHALID


KH. Busra Khalid, lahir di Amuntai, Sabtu, 10 Agustus 1935 M (bertepatan dengan 10 Jumadil Awwal 1354 H). Satu riwayat menyebutkan lahir tanggal 20 maret 1935 M. Merupakan tokoh Nahdlatul Ulama yang berkiprah di kota Palangkaraya. Pernah menjadi anggota DPR mewakili kota Madya Palangkaraya. Beliau merupakan teman seperjuangan dari ulama KH. Haderani HN asal Puruk Cahu Kalteng.

KH. Busro Khalid  adalah alumni dari Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha)” Amuntai. Diantara guru-guru beliau sewaktu di Amuntai yaitu KH. Abdul Hamid (Guru Tarus) Paliwara, KH. Asy’ari Sulaiman (Tangga Ulin), KH. Abdul Karim (orang tua H. Abdul Wahid, Bupati Hulu Sungai Utara), dan KH. Dahlan (orang tua KH. Riduan) dari Lok Bangkai, KH. Ardhi Hasyim, KH. Husen Hasani dan KH. Misra (dari Sungai Banar), KH. Abdul Wahab Sya’rani (Palimbangan), KH. Muhammad Mansyur (Pasar Amuntai), KH. Abdussamad (Telaga Silaba), dan lain-lain.

Beliau merupakan mertua dari Prof. DR. KH. Ahmadi Isa (Ketua MUI Kalteng periode 2013 – 2015) dan juga mertua dari KH. Abdul Halim H. Ahmad (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 - 2017).

Aktif dalam berbagai organisasi keagamaan, diantaranya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Kalimantan Tengah, Mustasyar PWNU Kalimantan Tengah, Ketua Yayasan Masjid Raya “Nurul Islam”, Ketua Yayasan Kubah Kecubung Kota Paangkaraya, dan lain-lain.

Berpulang ke rahmatullah pada Kamis, 26 Juli 2018 M (bertepatan dengan 13 Zulqa’dah 1439 H) dan dimakamkan di alkah muslimin Bergaris Palangkaraya


Diantara kalam beliau:

“Agama dan politik harus berdampingan. Bagi umat Islam berpolitik itu hukumnya wajib dilakukan meskipun hanya sebagian saja (fardu kifayah). Jika dalam suatu masyarakat tidak ada yang mau ikut serta berpolitik,makabagaimana masa depan masyarakat tersebut, bagaimana masa depan anak cucu mereka, bagaimana masa depan umat Islam kelak. Oleh sebab itu semangat berpolitik harusditanamkan sejak saat ini, sebab itu juga merupakan bentuk jihad dalamagama”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar