Kamis, 20 Juli 2017

KH. HADERAWI HK




KH. Muhammad Haderawi bin Syekh H. Muhammad Qadari Yusuf al-Banjari, lahir di Sungai Luang, Kecamatan Babirik, Amuntai, Senin, 25 Juli 1955 M (bertepatan dengan 5 Zulhijjah 1374 H). Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren “Darussalam” di Tatah Bangkal Luar.
Pendidikan yang pernah di tempuh adalah MI kemudian ke Normal Islam, lalu melanjutkan ke Sekolah Persiapan (SP) IAIN di Amuntai dan Sarjana muda syari’ah pada fakultas syari’ah di Kandangan (1978).
Adapun guru-guru beliau diantaranya adalah  KH. Dahlan (Amuntai),   KH. M Yasin dan KH Djamhuri (Negara), KH. Zaini Abdul Ghani (Martapura) dan KH. Abdul Kadir Noor (Kandangan).


Sejak remaja sudah aktif diorganisasi keagamaan, diantaranya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta duduk dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU).
Beliau juga pernah menjadi santri Salafiah selama 9 tahun di Mekkah al-Mukarramah (1978 – 1987) dan berguru dengan para ulama di sana, diantaranya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Syekh Muhammad Yasin al-Fadani dan KH. Abdul Karim al-Banjari.
Sepulang datang dari menimba ilmu di Mekkah, beliau banyak mendirikan Majelis Ta’lim, diantaranya Majelis Ta’lim “al-Futuhiyah” (1992), Majelis Ta’lim “Abdan Syakura” di Psar Pandu, Majelis Ta’lim “Darul Khairat” di Muara Anjir, Majelis Ta’lim “Raudhatul Rahmah” di Kertak Hanyar, Majelis Ta’lim “Hidayatus Shalihin” di Kompleks Beringin, dan lain-lain.
Dan atas kegigihan dan semangat dalam berdakwah dengan membuka sejumlah majelis ta’lim, beliau mendapatkan penghargaan “ASWADI AWARD” Kategori Da’i Majelis Taklim.  
Telah berpulang ke rahmatullah pada dini hari, Selasa, 15 Desember 2020 M bertepatan dengan 29 Rabiul Akhir 1442 H, sekitar pukul 01.15 wita di Kertak Hanyar.

          Diantara kalam beliau:

“Sunnah minum air zamzam itu berdiri dan menghadap kiblat sebagaimana Rasulullah mengatakan, “Jangan kau minum sambil berdiri, kecuali zamzam”. Artinya, kita disunnahkan minum air zamzam sambil berdiri, berbeda dengan cara minum air lainnya yang disunnahkan sambil duduk. Sebelum minum, baca Bismillah. Kemudian diminum 3 kali dengan diawali niat. Misal, niat pertama minta tambah iman dan takwa, kemudian minumannya diisap dari bibir gelas, bukan diteguk atau direguk. Kenapa? Kalau di isap berarti kita tidak bernafas (menahan nafas). Kalau direguk maka masih ada hembusan nafas. Kemudian, niat kedua, missal ingin selalu sehat wal afiat, lanjut isap lagi. Ketiga, missal niat dijauhkan dari segala penyakit atau kesembuhan dari penyakit, lalu isap lagi. Begitu tuntunan meminumnya”

“Pada saat mendengar azan sangat dianjurkan untuk dijawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjawab, tidak akan mendengar dikuburan saat orang membacakan talqin dan susah menjawab pertanyaan malaikat”.

“Hukum Islam adalah hukum Allah, dan Allah sebagai pencipta alam tahu hikmah dibalik pelaksanaan hukum-hukum-Nya”

“Allah telah mengimbau dan mengajak hamba-Nya agar bersegera ytaubat kepada-Nya dengan tobat yang sebenar-benarnya. Sebagaimana firman-Nya (artinya) “Wahai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada-Ku dengan tobat yang sebenar-benarnya dan bersegeralah pada keampunan Allah”. Karena dalam keampunan itu kita akan diberi nikmat. Hal itu juga dijelaskan Nabi dalam sabda beliau (artinya) “Siapa-siapa yang banyak tobat dan minta ampun pada Allah niscaya dijadikan oleh Allah baginya tiap-tiap kesakitan, duka cita atau krisis jalan keluarnya dan tiap sakit hati jalan selamatnya, bahkan Allah akan memberi rezeki tanpa dikira-kira. Berarti kesimpulannya, lantaran maksiat dan dosa, kita mengalami krisis; dan lantaran tobat serta kembali kepada Allah kita akan sukses”.

“Dosa dan maksiat yang dilakukan manusia selama hidupnya akan berakibat bagi dirinya. Pertama, menyulitkan  dan menyempitkan  kehidupan sehari-hari dalam berbagai segi. Sebabnya, orang tersebut jauh  dari rahmat Allah dan berpaling dari ingat kepada Allah. Ini sesuai firman Allah” wa man a’rada  an dzikri  fa innahu  ma’isyatan dhanka (Barangsiapa  berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh dia akan memperoleh  kehidupan yang sempit dan sengsara).
Kedua, orang yang berbuat dosa dan maksiat itu sama dengan menzalim dirinya sendiri. Maka apabila menzalim  diri sendiri ia akan mendapat akibat kezaliman itu dari Allah SWT”

“Bulan ramadhan ibarat sebuah lahan bagi umat manusia. Mereka yang tidak menggarapnya (dengan beribadah), maka mendapatkan kerugian di dunia maupun diakherat. Lihat saja, di bulan ramadhan orang kafir saja mendapat keuntungan dunia dengan menjual berbagai keperluan umat”.

“Mengenai tradisi amplop kita memang tidak bisa mengelak dari kebiasaanmasyarakat. Yang penting siapa yang dahulu mengundang itulah hajat yang mesti kita penuhi. Bukan melihat besar kecilnya jumlah pemberian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar